Pesan Whats Apps (WA) masuk kedalam inbox android daku "Gimana kabar Satria ? Ibu dan Ade jaga kesehatan ya, jangan sampai yang jaga ikutan sakit". Pesan seperti ini selalu ada ketika kerabat, saudara dan teman-teman menanyakan kabar kakak daku 'Satria' yang sedang di rawat di Rumah Sakit Otak Nasional, Cawang, Jakarta. Sepertinya hal tersebut sudah menjadi hal yang lumrah bahwa bagi keluarga pasien yang menjaga bisa ikut jatuh sakit.
Sebulan sudah daku dan Ibu menunggu Kakak yang sakit di Rumah Sakit Otak Nasional. Kakak masuk Rumah Sakit otak pada hari Sabtu (10/9/2016) sekitar pukul 20.00 WIB setelah mengalami kejang di rumah daku di Cikeas Udik pukul 19.00 WIB sehabis makan malam. Tanpa pikir panjang daku membawa kakak langsung menuju RS.Otak Nasional (PON) Cawang, Jakarta menggunakan kendaraan tetangga yang bernama Aditya dan didampingi Yotam.
Kakak daku menderita penyakit Tumor Otak Ganas Pineoblastoma dan adanya cairan di kepala yang menekan otaknya. Sampai tulisan ini daku rangkai, kakak daku masih di ruang Neuro High Care Unit (NHCU)Â lantai 3 (tiga) di RS.PON, cawang, Jakarta. Selama 30 hari perawatan di RS.PON kakak mendapatkan pelayanan yang tidak mengecewakan, baik dari 2 (dua) kali operasi dan ketika dalam masa perawatan medis. Walaupun kakak belum bisa di angkat tumornya karena berada didekat batang otak dan hipotalamus, cukup beresiko bila di operasi menurut dokter bedah syaraf yang menangani Kakak daku.
Duet maut daku sebut keberadaan kami berdua. Daku sementara sebagai kepala keluarga saat ini berusaha untuk menjaga yang sehat agar tetap sehat. Ibu memiliki kekurangan kondisi fisiknya yang lemah dan memiliki riwayat penyakit jantung. Untuk itu daku mengakali situasi ini dimana Ibu tidak mau meninggalkan rumah sakit karena ingin menemani kakak yang sedang di rawat. Daku wajar terhadap sikap Ibu karena yang dirawat ini anak kandungnya.
Â
Menjadwalkan Waktu Jam Tidur
Kementerian Kesehatan RI mendirikan RS Pusat Otak Nasional sebagai rumah sakit khusus yang menangani otak dan saraf. Rumah sakit ini berada di kawasan MT Haryono, Cawang, Jakarta. Ketika berada di IGD, Ruang Operasi, ICU, HCU, dan Ruang Perawatan Umum yang daku lihat bahwa pasien yang berada disini cendrung memiliki kondisi yang lemah bahkan kritis. Daku dalam beberapa bulan terakhir beberapa kali menjaga keluarga yang sakit di rumah sakit selain RS.PON. Di kamar perawatan umum Rumah Sakit selain RS.PON ketika daku menjaga Bapak, Kakak dan Saudara bukan kandung yang di opname dimana pasien sekamar banyak yang sudah cooperative dan tidak gelisah.
Pada saat di kamar 723 lantai 7 ruang perawatan umum kelas III Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, pasien sekamar dengan kakak hampir semuanya gelisah dan tidak tenang begitupun dengan kakak. Pada saat pertama kali di ruangan perawatan umum pasca operasi pemasangan selang dan penyedotan cairan kepala, kondisi kakak demam dan setiap 15 menit sekali resah ingin minum. Kami sebagai penjaga pasien menjadi selalu siaga. Tidak hanya itu harus awas terhadap kondisi cairan infus, suhu tubuh dan penampungan urin kakak yang cepat penuh. Untuk itu daku mengatur jadwal tidur bagi kami berdua.
Jadwal tersebut tidaklah baku acapkali berubah karena kondisi kakak yang suhu tubuhnya mudah naik, penjenguk yang datang di luar jam besuk atau kebutuhan dari pihak medis terhadap daku. Cukup tidur merupakan sesuatu yang harus dipenuhi oleh penjaga pasien. Cara tersebutlah yang membuat Ibu daku tetap sehat walaupun tidak 100 persen fit.
Â