Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Berbagi Inspirasi dengan Menyentuh Hati

1 Oktober 2016   23:36 Diperbarui: 2 Oktober 2016   00:39 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Dyah Putri Ambarwati founder Gerakan Nasi Kotak Untuk Berbagi I Sumber Foto : Dyah

November tahun ini (2016) merupakan tahun ke 4 (empat) daku dan Hidayatullah menjadi admin dropzone Coin A Chance ( Coin Untuk Pendidikan ) RSKO Jakarta. Memulai dan memelihara aksi berbagi ini tidaklah mudah. Masih banyak orang yang mempertanyakan aksi baik kita. Menurut daku itu wajar karena saat ini banyak penipuan. Tetapi apakah menyebarkan virus berbagi itu sulit !!!! .... Memang tetapi jalan kita akan dipermudah bila kita tau caranya.

Ini kisah daku yang terkena virus berbagi dan kemudian menyebarkan virus itu ke orang lain. Daku bukanlah penggerak berskala nasional bahkan daerah sekalipun. Hanya menyebarkan virus berbagi dilingkungan tempat kerja daku di RSKO dan teman-teman sepergaulan. Menelurkan Coin A Chance dan berbagi inspirasi plus tehnik viral kepada founder nasi kotak untuk berbagi Dyah Putri Ambarwati.

Awal mula daku akhirnya terlibat dalam Coin Untuk Pendidikan (Coin A Chance) karena hati nurani ini disentuh oleh seorang wanita muda bernama Nia Sadjarwo salah seorang Founder dari Coin A Chance. Virus itu bereaksi saat Nia menyampaikan niat dan tujuan aksi berbagi dengan pengumpulan coin bagi pendidikan anak-anak yang kurang mampu. 

Yang membuat daku tersentuh dan kemudian tergerak karena pernah mengalami kesulitan yang sama yaitu pembiayaan pendidikan pada saat di jenjang perkuliahan di tahun 2007. Awal mula mengenal Coin A Chance dari acara ulang tahun Kompasiana yang bertajuk Kompasianival 2012 bertemakan "Hero Inside You" diselenggarakan 17 November 2012 di Skeeno Gandaria City-Jakarta yang dihadiri lebih dari 2500 blogger dan 20 komunitas online.

Singkat cerita aku mengunjungi salah satu stand komunitas yang menyediakan celengan untuk donasi koin. Nama stand komunitas itu bernama "Coin A Chance", di stand tersebut aku diberi penjelasan mengenai tujuan Coin A Chance kenapa mengumpulkan koin. Yang bisa aku pahami dari penjelasan salah satu foundernya mbak Nia Sadjarwo bahwa kegiatan Coin A Chance untuk membantu biaya pendidikan adik-adik yang berasal dari keluarga ekonomi kurang. 

Banyak individu-individu di negara ini yang mengabaikan uang koin yang nilainya dianggap tidak seberapa, tetapi bila dikumpulkan oleh banyak orang maka nilainya akan menjadi besar dan bisa merubah dunia. Selain hal tersebut banyak dari masyarakat kita yang sebetulnya peduli tetapi terkendala karena hanya mampu memberikan sedikit rezeki.

Menyebarkan Virus Coin A Chance di RSKO Jakarta

Setelah mendapat penjelasan, aku diberikan sebuah celengan kaleng yang bergambar anak perempuan berseragam sekolah dasar yang lusuh bertuliskan "Coin A Chance" oleh mbak Nia Sadjarwo di acara Kompasianival 2012. Gerakan Coin A Chance pun daku adopsi di RSKO Jakarta di bulan desember 2012 melalui cara berbincang dan mengobrol dengan teman-teman di RSKO Jakarta. Celengan Coin A Chance kemudian aku bawa ke Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta diruangan subbag Program dan Anggaran. 

Celengan tersebut aku sosialisasikan kepada 2 (dua) teman ku di subbag program dan anggaran yaitu Hani dan Dayat, mereka bersedia mendukung dan siap menyukseskan gerakan baik ini di RSKO Jakarta, tetapi dalam perjalanannya tinggal Aku dan Dayat yang menjadi admin / koordinator Coin A Chance di RSKO Jakarta dan Hani menjadi coiners.

Deskripsi : Coin Collecting Day - dropzone Coin A Chance RSKO Jakarta I Sumber Foto : Andri M
Deskripsi : Coin Collecting Day - dropzone Coin A Chance RSKO Jakarta I Sumber Foto : Andri M
Kemudian kami mensosialisasikan maksud dan tujuan Coin A Chance dengan menggunakan Social Media dan komunikasi secara verbal kepada pegawai yang bertanya. Kami tidak memaksakan teman-teman RSKO Jakarta untuk selalu rutin menyisihkan rezeki, hanya menyampaikan pesan "Seadanya jangan diada-adakan" karena kami menyadari bahwa jangan pernah memaksakan orang lain untuk donasi karena itu akan membuat gerakan ini menjadi terkesan "MENGEMIS". Yang dibutuhkan adalah kesadaran pribadi untuk menolong sesama dan mengajarkan bagaimana bersikap "Husnuzon / Berbaik Sangka".

Awalnya kami berkeliling membawa celengan ke masing-masing unit sebulan sekali dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan pertama, tetapi kemudian mulai muncul pribadi-pribadi yang "Terpanggil" meminta celengan Coin A Chance dan ikut membantu mensosialisasikan di unit kerja masing-masing. Dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun yang berawal dari 1 (Satu) buah Celengan Coin A Chance dan hanya 1 (satu) unit kerja kemudian berkembang menjadi 20 (dua puluh) Celengan Coin A Chance di 20 (dua puluh) Unit Kerja yaitu : Bagian Keuangan, Pusdokpus, Radiologi, Laboratorium, Diklat, Fisioterapi, Koperasi, Informasi, Kasir, IGD, farmasi, Psikososial, Rawat Inap, MPE, Rehabilitasi, Re-Entry Unit, Rekam Medik, IPSRS, Gizi, ULP. Karena saya tidak pernah bertanya kepada masing-masing unit kerja / Instalasi dari 20 (dua puluh) celengan diperkirakan ada sekitar 70an Coiners / pendonasi Coin. 

Perjalanan dropzone Coin A Chance RSKO Jakarta KLIK DISINI

Berbagi Inspirasi Dengan Founder Gerakan Nasi Kotak Untuk Berbagi

Awalnya wanita berhijab bernama Dyah Putri Ambarwati meminta daku untuk bertemu via Blackberry Massager (BBM). Itu lah start dari dimana daku mengetahui akan lahir sebuah gerakan dengan konsep yang sederhana tetapi memiliki arti yang besar bagi yang membutuhkan. Sekitar satu setengah tahun lalu Diah menceritakan konsep yang nantinya akan menggerakkan banyak orang di tempat kerja ku di Rumah Sakit Ketergantungan Obat.

Deskripsi : Dyah Putri Ambarwati founder Gerakan Nasi Kotak Untuk Berbagi I Sumber Foto : Dyah
Deskripsi : Dyah Putri Ambarwati founder Gerakan Nasi Kotak Untuk Berbagi I Sumber Foto : Dyah
Dyah terketuk hatinya untuk membuat sebuah komunitas berbagi dikarenakan status dari seorang ibu yang memiliki seorang anak bernama Fahri. Fahri adalah penderita atresia billier / kelainan hati, anak dari seorang buruh pabrik di daerah Bekasi. Keinginan Dyah untuk membantu sangat besar, namun kemampuan finansial nya sangat terbatas. Nasi Kotak yang kemudian dijadikan sarana untuk berbagi. 

Dyah memiliki ide bahwa nasi kotak hasil donasi akan dijual kepada rekan-rekan di Rumah Sakit ketergantungan Obat Jakarta. Hasil seluruh penjualan akan didonasikan kepada keluarga yang anaknya menderita Atresia Billier. Sebuah konsep yang awalnya daku pikir menggunakan konsep Sociopreneur dimana ada nilai sebagian yang didonasikan dan sebagian besar untuk sang entepreneur. Ternyata tidak, aksi ini murni donasi dan sebuah pemikiran yang jarang dipikirkan banyak orang bahwa ada kelurga pasien juga berjuang.

Deskripsi : Gerakan Nasi Kotak Untuk Berbagi I Sumber Foto : Dyah
Deskripsi : Gerakan Nasi Kotak Untuk Berbagi I Sumber Foto : Dyah
Ide dan konsep inilah yang daku pikir yang coba Diah sharing sambil mengajak daku untuk ikut serta dalam aksi yang mau dia telurkan. Bisa jadi dia mengajak daku berdiskusi karena sebagai individu yang sudah lebih dulu memulai sebuah aksi berbagi di RSKO Jakarta. Dari hasil ngobrol tapi santai (ngobras) , Diah merubah dari Komunitas menjadi gerakan. Berdasarkan hasil diskusi ini bahwa nama "gerakan nasi kotak untuk berbagi" untuk memulai  aksi yang belum memiliki massa merupakan nama yang lebih tepat dibandingkan dengan nama "Komunitas nasi kotak untuk berbagi".

Dalam diskusi santai didepan area terbuka hijau di depan Instalasi Psikososial, kami berdua saling berbagi bagaimana menggerakkan orang - orang untuk beraksi bersama. Melalui social media merupakan sarana yang tepat dan tidak memerlukan effort lebih dari pengalaman daku dengan Coin A Chance. Itu yang coba daku bagi, bagaimana daku dan Dayat menjalankan Coin A Chance. Selain penggunaan social media dalam menjalankan sebuah aksi, ada baiknya mencari patner dalam menjalankan aksi ini. Itu yang daku sarankan kepada Dyah

Banyak hal yang kami bicarakan seperti banyak orang yang ingin berdakwah dengan menularkan aksi berbagi melalui social media tetapi takut dibilang Riya. Penyakit Riya ini akan sulit dilawan tetapi ketika itu sudah menjadi rutinitas maka ikhlas pun akan kuat dengan sendirinya. Bila dijaman Nabi dan para sunan sudah ada social media mungkin saja mereka akan menggunakan tehnologi ini. 

Ternyata bertukar pikiran membantu kami berdua untuk saling berkembang. Bahkan akhirnya daku pun mengakui dalam satu setengah tahun terakhir bahwa Gerakan Nasi Kotak Untuk Berbagi dari sisi keterikatan anggota lebih dari Coin A Chance dropzone RSKO Jakarta. Kami tidak pernah bersaing bahkan saling bersinergi. 

Saat ini Dyah dan timnya bagaikan sahabat buat daku, tempat saling curhat dan bertukar pikiran bahkan pada saat daku mengalami ujian hidup. Dyah dan Tim Nasi Kotak merupakan teman di RSKO Jakarta yang pertama hadir mensupport selain sahabat daku Dayat, Lisa, Hani dan Deni. Coin A Chance dan Nasi Kotak Untuk Berbagi bagaikan 2 (dua) sisi mata uang ketika daku mencoba sedikit membantu orang lain dan disaat daku membutuhkan bantuan ketika Almarhum bapak sakit dan kakak mengalami perawatan tumor otak maka ALLOH SWT memberi jalan.

Bagaimana Gerakan Nasi Kotak Untuk Berbagi dijalankan KLIK DISINI

------oo00oo---------

Buat daku apa yang terjadi di masyarakat menyangkut trend di social media begitu marak, ini merupakan tehnologi yang tepat untuk menyebarkan virus berbagi. Dyah dan daku sepakat bahwa penggunaan social media sudah tidak bisa dilewatkan dalam menyebarkan informasi menyangkut aksi yang kami jalankan. Dari zamannya para Nabi sampai saat ini kita tidak bisa memaksakan pemikiran kita dan meminta orang lain berfikir positif atas tindakan kita .... Jalani saja bila itu baik dan sentuh hatinya.

 

Salam hangat Blogger Rusuh berambut undercut - Andri Mastiyanto

Email : mastiyan@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun