Berdasarkan keterangan dr.Asik Surya, MPPM., Subdit Tuberkulosis, Ditjen P2P, Kemenkes " Masyarakat 22 % tidak tahu gejala TB, 27 % tidak tahu TB dapat disembuhkan, dan 81 % tidak tau obat TB Gratis" ucapnya di Balitbangkes Kemenkes, Jl.Percetakan Negara No.29, Jakarta (22/03/16).
Dr.Asik juga menambahkan Pemeriksaan TB dapat dilakukan di Puskesmas dan Rumah Sakit dengan pemeriksaan dahak sebanyak 3 kali (sewaktu-Pagi-Sewaktu). Bila pemeriksaan tersebut menyatakan anda di diagnosis sakit TB, maka anda akan memulai pengobatan selama 6 s/d 8 bulan sesuai tingkat penyakit. Obat yang diberikan di Puskesmas dan Rumah Sakit di Indonesia sudah berstandar WHO dan disediakan oleh pemerintah kepada masyarakat yang terjangkit tidak dipungut biaya (gratis).
Mengkampanyekan Pemeriksaan dan Pengobatan TB melaui Media Sosial.
Social Media kata yang tidak asing di telinga kita. Social Media atau Media Sosial merupakan sebuah tempat untuk melakukan aktifitas bersosialisasi, berinteraksi, berbaur dan bercengkrama dengan orang lain melaui media internet. Kata Social Media menjadi hits ketika Friendster, Facebook, Twitter, Path, Instagram dan Youtube mulai dikenal dan menjadi bagian gaya hidup oleh kalangan pengguna Internet. Inilah yang kemudian membuat Sosial Media menjadi sangat berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat saat ini.
Internet dan Social media saat ini mampu menjembatani hubungan dan interaksi antar manusia tanpa jarak. Dahulu, ketika kita berinteraksi dengan orang lain yang lokasinya tidak berdekatan dengan lokasi kita tinggal digunakanlah surat. Kemudian muncul telephone dan sms untuk dapat berbicara dengan mengirimkan warta berita. Saat ini Social Media menjadi cara yang dipilih untuk berkomunikasi.
Demam Social Media mulai terasa ketika banyak orang mulai merasa sangat penting untuk menampilkan sosok dirinya untuk dikenal orang lain. Social media dapat memberikan dampak besar pada kehidupan kita saat ini. Seseorang yang awalnya “Tidak Dikenal” dapat seketika menjadi Populer dengan social media. Begitupun sebaliknya orang “Dikenal Baik” dalam seketika bisa menjadi “Orang yang Dihujat” dengan social media.
Pemanfaatan social media banyak sekali, dapat sebagai media pemasaran produk, menjalin pertemanan baru, koneksi, informasi bermanfaat dll. Banyak masyarakat memanfaatkan social media ini untuk mempermudah hidupnya, memudahkan dia belajar, mencari kerja, mencari informasi, berbelanja, dan lainnya. Salah satunya mencari informasi kesehatan yang bermanfaat bagi gaya hidup sehat.
[caption caption="Deskripsi ; Masyarakat diharapkan ikut mensosialisasikan via social media informasi kesehatan penyakit TB I sumber Foto : Andri M - Presentasi kemenkes"]
Kementerian Kesehatan berinovasi dalam program pengendalian TB dengan ‘Gerakan Temukan Obati Sampai Sembuh (TOSSTB)’. Selasa, 22 maret 2016, Kemenkes mengajak kita semua masyarakat untuk mengkampanyekan Hari TB 2016 sedunia dengan mengshare informasi tentang penyakit TB. Dengan program ini berupaya meningkatkan kepedulian dan dukungan masyarakat dalam upaya-upaya pencegahan dan pengendalian TB lewat partisipasi di social media (facebook, Twitter, Instagram, path).
Salah satu bantuan masyarakat yang dapat dilakukan dengan mengganti profile picture social media melalui twibbon : http://bit.ly/toss-tb . Setelah mengganti profile picture diharapkan pengguna social media berbagi dan mengajak teman-teman untuk menggunakan desain HTBS 2016. Selain itu membuat status tentang TB dengan tagar #TOSSTB #sayapeduliTB. Mengaitkan teman-teman facebook ke gambar profil HTBS 2016 melalui “tag”. Memposting informasi terkait TB beserta foto-foto kegiatan TB ke facebook dengan menuliskan tagar #TOSSTB #unitetoendtb.