[caption caption="Deskripsi : Senyuman sesuatu yg penting di Best Western hotel Bandung I Sumber Foto : Andri M "][/caption]
Senyuman memberikan aura positif bagi orang yang tersenyum kepada orang lain yang sedang berinteraksi dengan dirinya. Bisa jadi senyuman dilihat sebagai sesuatu yang sederhana/kecil namun sangat memiliki arti besar bagi orang lain yang melihat. Itu yang daku (saya / aku) lihat ketika masuk ke dalam hotel Best Western Premier "la Grande" Hotel Bandung. Daku berada disana karena terpilih sebagai salah satu dari 10 (sepuluh) peserta Kompasiana Visit Best Western Premier La Grande Hotel, Bandung yang dilaksanakan pada Hari Sabtu-Minggu, 20–21 Februari 2016.
[caption caption="Deskripsi : Tampak Muka Hotel Best Western "La Grande Hotel" Bandung I Sumber Foto : Best Western"]
Deskripsi gambar : Tampak Muka Hotel Best Western "La Grande Hotel" Bandung I Sumber Foto : Best Western
Daku menempatkan diri sebagai seseorang yang diberikan kesempatan untuk menikmati, merasakan dan mencermati fasilitas-pelayanan dari Best Western Premier La Grande Hotel, Bandung. Sebagai tamu hotel, itu yang daku tempelkan dalam tubuh ini. Itu yang mungkin diharapkan Kompasiana kepada kami para Blogger yang terpilih, walaupun dapat trip gratis kami harus bersikap sebagai penulis. Sebagai blogger yang acapkali menulis travelling alam terbuka, museum dan tempat peribadatan, daku tetap belajar dari acara Kompasiana Visit ini.
Traveller yang bergaya backpacker itu yang disematkan oleh teman-teman daku para blogger kompasiana. Daku tidak terbiasa ketika trip untuk menginap di Hotel tetapi bukan berarti tidak pernah. Camping atau Home Stay / rumah penduduk yang disewa untuk menjadi tempat daku meletakkan tubuh di waktu badan ini meminta rebahan. Backpacker bukan berarti ngegembel atau traveller yang berasal dari tingkat ekonomi kurang. Backpacker adalah gaya berpergian / travelling menggunakan tas punggung dengan biaya yang seminimal mungkin, dengan perencanaan perjalanan yang tidak hanya seminimal mungkin tetapi juga mementingkan menambah pengetahuan, keselamatan dan kesehatan (Smart Traveller).
Pertama kali kami tiba dan melangkah turun dari bus pariwisata, kami disambut oleh jajaran petinggi dan staff hotel dengan senyuman ramah. Mereka tersenyum apakah karena tau kedatangan kami akan menulis hotel mereka atau memang sudah menjadi budaya !!!!! .... saat awal ya daku cukup berfikir positif saja. Pada saat sampai lantai 3 (tiga) dan kemudian menaiki elevator menuju meeting room, kami disambut oleh para staff dan manager hotel dengan tersenyum pula. Hal itu pun masih daku anggap sebagai hal yang positif.
Ketika didalam ruangan meeting ternyata rasa ingin buang air kecil daku pun muncul. Segera daku meminta ijin untuk ke kamar kecil / toilet / rest room. Ternyata salah seorang manager hotel bersikap sigap dengan raut muka yang ramah dan menebar senyum mengantarkan daku ke lokasi toilet. Pada saat buang air kecil ada sesuatu hal yang terganjal dipikiran " ini urinoir tinggi yaa, apa daku yang pendek ?." Spesifikasi ukuran ruang untuk buang air kecil (Urinoir) L = 70-80 cm, T = 40-45 Cm berdasarkan standar dari kementerian Pekerjaan Umum di Indonesia. Sepertinya daku memang diberi gen laki-laki Indonesia bertinggi 165 cm sehingga kurang cocok untuk toilet berstandar Internasional. Urinoir yang terdapat di Best Western "La Grande" Hotel Bandung menggunakan Urinoir Otomatic, tidak menggunakan urinoir manual untuk menyiram / bilas sama seperti pusat perbelanjaan menengah keatas yang daku temui di Jakarta.
Saat kembali ke meeting room, setelah mencicipi beberapa snack dan wedang, kami mendapatkan informasi tentang Best Western "La Grande" Hotel Bandung. Ada sesuatu yang membuat daku tertarik menyangkut sebuah program pelayanan pengunjung hotel yaitu senyuman
Senyuman Membawa Berkah
Terdapat sebuah program layanan kepada pengunjung yang menurut daku cukup menarik, yaitu bagi pengunjung yang memberi senyuman kepada staff di restauran Parc de Ville yang berada di lantai tiga Best Western "La Grande" Hotel Bandung, yaitu akan mendapatkan free donat dan kopi. Tetapi ada syaratnya yaitu dengan mengshare foto senyuman tersebut di Instagram dan memfollow akun instagram Best Western "La Grande" Hotel Bandung. Program ini berlaku untuk semua pengunjung hotel tidak hanya tamu yang menginap di hotel.
[caption caption="Deskripsi : F & B Best Western 'La Grande' Hotel bandung I Sumber Foto : Andri M"]
Program yang dilaksanakan rutin pada setiap hari senin ini diberi nama "Thanks God It’s Monday". Kenapa senyuman menjadi program layanan ???..... mungkin dengan memberi senyuman akan memberi efek positif pada pemberi senyum dan pada orang lain. Senyuman itu aset berharga dari manusia dan gratis. Karena gratis itulah lah dibalas oleh Best Western La Grande Hotel Bandung dengan gratis Kopi + Donat. Tidak hanya itu saja bagi setiap pengunjung yang memesan menu di restoran dengan pembelian minimal Rp.250.000 akan mendapat kesempatan memenangkan hadiah berupa mobil Brio melalui undian.
Grand Manager Best Western La Grande Hotel Bandung, Komang Artana menjelaskan "Saya mengharapkan ketika pengunjung berada di Best Western La Grande Hotel merasakan seperti di rumah itu kenapa program tersenyum. Saat ini selama berlangsung program "Thanks God It’s Monday" setidaknya untuk pengunjung yang datang dan menikmati prgram ini setiap hari senin sekitar 10 (sepuluh) orang, jikalau memang ada 100 orang pemberi senyuman dan upload Instagram, kami akan tetap menyediakan donat dan kopi sebanyak itu". Berbicara dengan menebar senyuman.
Hari senin merupakan hari yang tepat, karena hari senin hari selepas libur dan awal hari kerja maka perlunya melemaskan otot wajah. Ketika manusia pada hari libur mengistirahatkan tubuhnya, pada hari senin adalah titik awal tubuh ini ini diajak bekerja. Penempatan waktu yang tepat. Menebar senyum di social media bagaikan menebarkan kebahagian di waktu awal kerja.
Pada saat regestrasi, daku ditawarkan 2 (dua) area room, apakah smooking room atau non smooking room. Area smooking room berada di lantai 6 dan 7 menurut keterangan Marketing Communications Manager, Adventa Pramushanti. Daku memilih non smooking room. Sebelumnya daku sempat bercakap-cakap dengan salah satu staff hotel saat duduk sebelum acara presentasi profile Best Western "La Grande" Hotel dimulai.
Seorang wanita berparas sunda bertanya "Maaf pak, apakah anda merokok ???...."
"Saya tidak merokok mbak" jawab daku
Wanita sunda yang menggunakan seragam hotel dengan design busana ke indonesian ini berucap "Kalau begitu bapak saya tempatkan di kamar non smoke, berada di lantai 10. Bapak silahkan pilih teman sekamar yang tidak merokok" sambil menyerahkan sebuah amplop kecil dengan sebuah kartu kunci kamar putih polos didalamnya, dengan menebar senyum dan wangi tubuh.
[caption caption="Deskripsi : Kamar Twin Duluxe Yang Kami Tempati I Sumber Foto : Andri M"]
Setelah selesai mendengarkan presentasi profil Best Western "La Grande" Hotel Bandung, kami dipersilahkan untuk makan siang tetapi daku memutuskan menuju kamar terlebih dahulu menggunakan lift yang mampu melaju dari lantai 1 (satu) sampai dengan lantai 15 dalam waktu kurang dari 1 menit. Pada saat tiba didalam kamar, daku pun rebahan sesaat di kasur yang empuk. Daku memutuskan melaksanakan sholat Zuhur terlebih dahulu sebelum santap siang yang terlambat. Kamar daku terletak di lantai 10 bernomor 1006, yang termasuk area non smooking room. Bagi yang merokok di non smooking room akan mendapat denda 2,5 juta rupiah, hal ini disampaikan oleh Komang Artana.
Sayangnya ketika daku meninggalkan kamar hotel, selalu terlupa memasukkan kartu tersebut kedalam amlop kecil itu. Yang daku bawa hanya kartu polos tanpa nomor kamar. Sehingga terkadang daku lupa dengan nomor kamar hotel. Lain kali bila daku menginap di hotel ini membawa kertas stiker kecil untuk ditempelkan di kartu dan menuliskan nomor kamar.
[caption caption="Deskripsi : Koridor menuju Kamar 1006 Best Western Bandung I Sumber Foto : Andri M"]
[caption caption="Deskripsi : Area Gym I Sumber Foto : Best Western"]
[caption caption="Deskripsi : Suasana Spa yang magis dan Tradisional I Sumber Foto : Andri M"]
Ada kejadian lucu terhadap kang Aswi temen sekamar ku selama 2 hari itu. Setelah acara Aqua Zumba, ia memutuskan untuk fitnes di area Gym sedangkan daku memilih mandi dikamar. Karena kami hanya diberikan 1 kartu kunci pintu dan dalam menggunakan Lift untuk ketempat hunian hanya bisa dilakukan apabila membawa kartu kunci kamar. Kang Aswi harus menumpang dengan penghuni lain. Ketika didepan kamar pun dia tidak bisa masuk, karena daku pun tidak berada di tempat yg sebetulnya daku mencari dia di tempat gym dan kolam renang air hangat. Pelajaran ke 2 (dua) menyangkut kartu kunci kamar, minta lah dobel kartu apabila memiliki teman sekamar pada saat menginap di hotel.
Pada saat berada di depan restoran Parc de Ville setelah menjalani sholat zuhur yang bergantian dengan teman sekarmar Kang Aswi, seorang staff didepan restoran menyambut kami. Dia bertanya dengan ramah sambil tersenyum "Bapak dari kamar berapa ?.....", sepertinya dia tidak tau bahwa kami blogger yang di undang untuk menulis hotel tempat dia bekerja. Daku pun terdiam sejenak melihat reaksinya bagaimana dirinya menyambut kami. Ternyata dia menyampaikan dengan gestur ramah dan memberi senyum. Setelah melihat reaksinya, daku pun menjawab "Saya dari Kompasiana". tanpa muka yang kaget, dia mengantarkan kami di area untuk mengambil makanan dan mempersilahkan, lalu kembali ke depan restoran.
Dalam beberapa situasi daku mencoba memposisikan diri sebagai tamu hotel dihadapan para staff hotel. Beberapa dari mereka tidak mengetahui bahwa daku adalah bagian dari media & blogger dari acara Kompasiana Visit. Pada saat kali ke 2 (dua) daku ke restoran Parc de Ville pada pukul 18.30 WIB. Ketika ditanya dari kamar mana daku menginap, daku menyebutkan 1006. Perlakuannya pun sama dengan diberikan pada saat daku menyebut dari Kompasiana pada kunjungan sebelumnya. Bahkan ketika berada di lobby hotel, daku keluar masuk dalam hitungan menit. Door man dan security terlihat tidak kesal atas apa yang daku lakukan dan tetap menebar senyum.
Kearifan Lokal dari Best Western Hotel Bandung
Best Western Hotel di Indonesia, memberi jejak sejak 2001. Saat ini sudah ada 13 Hotel di beberapa kota di Indonesia. Best Western merupakan sebuah franchise grup hotel yang berpusat di Arizona Amerika Serikat. Kini grup ini sudah memiliki sekitar 4000 hotel yang tersebar di 100 negara. Seluruh hotel dalam jaringan Best Western harus mengikuti standar yang ditetapkan oleh brand Best Western untuk menjaga layanan kualitas kepada pengunjung hotel.
[caption caption="Deskripsi : Adventa Pramushanti "marketing Communication Manager" Best Western bandung I Sumber Foto : Andri M"]
Deskripsi Gambar : Adventa Pramushanti "marketing Communication Manager" Best Western bandung I Sumber Foto : Andri M
Di Indonesia ada beberapa kelas hotel best western, yakni core (bintang 3), plus (bintang 4), dan premier (bintang 4/5). Untuk Best Western "La Grande Hotel" Bandung berstatus Premier. Artinya Best Western Bandung berkategori hotel bintang 4 atau 5.
“Hotel Best Western 'La Grande' Bandung ini termasuk yang premier artinya setara dengan bintang empat” ungkap Artana Pramushanti
Standar infrastruktur dan layanan pun menggunakan standart internasional untuk hotel bintang 4/5 sama dengan Best western di belahan bumi lainnya tetapi tidak meninggalkan konten lokal.
[caption caption="Deskripsi : Staff Hotel Best Western dengan Busana Ke Indonesiaan I Sumber Foto : Andri M"]
Franchise ini mempersilahkan untuk hotel-hotel dibawah jaringannya untuk mengusung konten kearifan lokal dalam produknya. Best Western "La Grande" Hotel Bandung memilih menggunakan kearifan lokal budaya Sunda dan tentunya kota Bandung itu sendiri. Best Western Bandung sebagian besar memberdayakan warga Bandung sebagai stafnya, ini menunjukkan penghormatan terhadap kota yang ditempati.
Menurut Antariksa (2009), kearifan lokal merupakan unsur bagian dari tradisi-budaya masyarakat suatu bangsa, yang muncul menjadi bagian-bagian yang ditempatkan pada tatanan fisik bangunan (arsitektur) dan kawasan (perkotaan) dalam geografi kenusantaraan sebuah bangsa.
Hal terpenting dari kearifan lokal adalah proses sebelum implementasi tradisi pada artefak fisik, yaitu nilai-nilai dari alam untuk mengajak dan mengajarkan tentang bagaimana ‘membaca’ potensi alam dan menuliskannya kembali sebagai tradisi yang diterima secara universal oleh masyarakat, khususnya dalam berarsitektur. Ini dapat dilihat tepatnya di lokasi toko Sus Merdeka yang legendaries berada di area muka hotel menghadap jalan dengan mengorbankan kebiasaan sebuah hotel yang menempatkan lobby hotel di muka jalan.
Hotel ini mengadaptasi kearifan lokal lainnya yakni menerapkan sebuah motif batik pecah kopi atau kawung. Itu terlihat dari desain eksterior dan interior hotel. Pada setiap Jumat, untuk menghormati hari penggunaan batik yang dianjurkan pemerintah, jika datang ke restoran Parc de Ville akan mendapat desert gratis. Pada hari rabu sedang dipikirkan oleh pihak hotel, apabila ada pengunjung menggunakan busana sunda akan mendapatkan free layanan tertentu.
[caption caption="Deskripsi : Pool bar di area semi outdoor I Sumber Foto : Best Western"]
[caption caption="Deskripsi : Kolam renang Semi Indoor bersuhu 34 derajat celcius I Sumber Foto : Andri M"]
Setelah kami para blogger kompasiana mencoba tarian Aqua Zumba didalam kolam renang yang bersuhu 34 derajat celcius, pihak hotel menghidangkan kuliner yang mengusung kearifan lokal, yaitu jagung manis, pisang rebus, kacang rebus, ubi ungu, tempe mendoan dan teh dingin. Untuk kelas Aqua Zumba sendiri setiap hari kamis pukul 17.00 wib dengan biaya Rp.80.000 / orang. Berdasarkan keterangan Komang Artana "Bagi pengunjung hotel yang tidak memiliki waktu ke Ciater, dapat menggunakan fasilitas kolam renang kami yang busuhu hangat 34 derajat celcius, Setelah berenang di kolam hangat ini akan disediakan snack dan minuman free. Cukup dengan biaya IDR 100.000 / orang".
[caption caption="Deskripsi : Mengunjungi Makam Boscha dalam Tea Adventure I Sumber Foto : Andri M"]
[caption caption="Deskripsi : Pabrik Teh Malabar I Sumber Foto : Andri M"]
[caption caption="Deskripsi : Tea Walk I Sumber Foto : Andri M"]
Salah satu alasan banyak para turis datang ke daerah pegunungan seperti puncak dan Bandung adalah menikmati kebun teh. Best Western "la Grande" Hotel Bandung mengadakan sebuah program bernama Tea Adventure. Wisata lokal berintergrasi dengan bisnis perhotelan, menurut daku ini sebuah terobosan. Kegiatan ini tidak hanya mengeksplorasi kebun teh tetapi juga memberikan pendidikan menyangkut bagaimana sistem perkebunan teh, produksi teh untuk komsumsi di pabrik Malabar dan belajar sejarah di makam Boscha. Sebuah keberuntungan bagi kami para kompasianers menjadi kelompok pertama yang menikmati Tea Adventure.
Terdapat kearifan lokal bangsa Indonesia yang patut di apresiasi oleh daku, sabtu malam ketika Komang Artana berbincang santai bersama 4 (empat) orang kompasianers (Pak Isson, Kang Benny Rhamdani, Kang Aswi, dan daku) menyampaikan tentang toleransi waktu. "Apabila ada tamu hotel yang sudah melewati waktu chek-out, karena harus memberesi barang bawaan atau alasan lainnya. Kami memberi toleransi waktu sampai pukul 18.00 WIB asalkan pada saat tersebut tidak ada yang memesan kamar tersebut".
Terkadang karena kemacetan jalan dan sesuatu hal para tamu hotel mengalami situasi yang mepet dengan batas chek-out. Banyak kasus di hotel lain, para tamu akan terkena biaya tambahan dan harus menerima situasi tersebut. Sebuah solusi yang menarik, sesuai dengan pernyataan Komang Artana "kami ingin setiap pengunjung Best Western "La Grande" Hotel Bandung merasa berada di rumah dan tidak merasa asing disini"
[caption caption="Deskripsi : Parc De Ville I Sumber Foto : Andri M"]
[caption caption="Deskripsi : Kuliner di F & B Restoran I Sumber Foto : Isson -Andri M"]
Menu makanan yang dihadirkan bagi kami para media dan blogger Kompasiana bervariatif baik yang bertema lokal maupun internasional. Tersedia pula jajanan pasar khas indonesia di hotel bintang empat sebagai dessert yang disajikan dengan penampilan secara lebih modern. Yang bertanggungjawab terhadap F & B hotel ini yaitu Chief Saryono yang terkualifikasi hotel bintang 4 dengan memiliki sertifikat food Safety Management Sistem.
[caption caption="Deskripsi : Wedang Jahe, bandrex dan Kunyit Asam I Sumber Foto : Andri M"]
Menu yang menjadi favorit pengunjung reatoran adalah Kranci Salmon dan Iga Bakar Pedas. Sedangkan untuk buffet belum terbentuk masih berjalan sesuai keinginan customer dulu. Untuk saat ini konten lokal yg menjadi ciri Best Western hotel Bandung yaitu minuman khusus wedang jahe, bandrex dan kunyit asem. Nantinya akan ada makanan bertema ( tematic ) pada weekly promotin, montly promotion dan permintaan customer. Menu makanan bertema ini berkonsep dari provinsi ke provinsi yang berubah tiap minggu / bulannya. Tidak hanya itu Best Western "La Grande" Hotel Bandung memiliki rencana Buffet Round The World seperti menu makanan Mexican, French, dll.
ooo00ooo
[caption caption="Deskripsi : tersenyum bersama Komang Artana"]
Hotel yang terletak di Jalan Merdeka No. 25 - 29, Bandung, membuat diri saya ingin kembali mencoba sebagai tamu hotel dikemudian hari. Ada sebuah pernyataan dari GM Best Western "La Grande" Hotel", Komang Artana kepada saya "Saya senang dengan keterbukaan karena ini bisa menjadi masukan kepada Hotel untuk lebih baik" ucap beliau pada saat berbincang serius tetapi santai dengan 4 (empat) kompasianer pada hari sabtu 20 februari 2016, sampai pukul 23.30 WIB malam.
Informasi menyangkut fasilitas dan layanan lainnya di Best Western "La Grande" Hotel Bandung dapat dilihat : http://www.bwpremierlagrande.com/
......Biarkan Senyuman Mu Menyapa Dunia, Karena dengan Senyuman dapat Memperlihatkan dan Memberi Kebahagiaan........
[caption caption="Deskripsi : Kompasiana Visit I Sumber Foto : Kompasiana"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H