Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kisah Inspiratif "Yang Terpanggil " Film Little Big Master

18 Oktober 2015   08:20 Diperbarui: 19 Oktober 2015   19:07 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Deskripsi : Nobar Film Little Big master I Sumber Foto : Kompasiana"][/caption]

 

Setiap manusia sejatinya dipanggil oleh Tuhan Yang Esa untuk membantu sesama, tetapi apakah setiap manusia terpanggil !!!! .... apa yang saya lihat tidak semua manusia terpanggil. Banyak alasan yang digunakan untuk tidak melaksanakan panggilanNYA contohnya ; sudah punya keluarga, tidak punya waktu, tidak punya uang, sudah memiliki banyak kegiatan dan lain sebagainya. Membantu sesama itu tidak sulit, yang sulit itu bersedia menggerakkan diri dan sedikit meluangkan waktu. Sebetulnya banyak orang baik disekitar kita tetapi banyak pula yang menunggu ada orang lain yang menjadi "Jembatannya" untuk mengajak dan mengkoordinir kegiatan baik, siapakah yang menjadi jembatannya ??... itulah orang-orang yang terpanggil.

Salah satu contoh panggilan itu di kompasiana adalah Kompasiana Community Act yang bertemakan Bantu Siswa Penuhi Pendidikan, untuk tau lebih detail dapat KLIK DISINI . Meratanya pendidikan di sebuah bangsa  akan berdampak pada kemajuan bangsa itu sendiri, ternyata masalah meratanya pendidikan dan kesempatan mendapatkan pendidikan tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di negara yang ekonominya lebih baik contohnya salah satu provinsi dari negara kuat seperti Republik Rakyat Tiongkok yaitu HONGKONG. Apakah pendidikan menjadi tanggung jawab pemerintah saja !!!!! .... menurut saya jawabannya TIDAK, karena meratanya pendidikan dan kesempatan mendapatkan pendidikan adalah tanggung jawab setiap penduduk di setiap bangsa yaitu dengan Peka dan Peduli, karena pemerintah setiap negara pastinya memiliki keterbatasan baik pendanaan, jangkauan wilayah, dll.

***********

Pada hari sabtu, 17 Oktober 2015 - Celestial Movies mengundang para blogger (Komik Kompasiana salah satunya) dan media untuk Nonton Bareng (Nobar) film drama Hongkong terlaris tahun ini yang berjudul "Little Big Master". Nobar Film Little Big Master dilaksanakan di Cinemaxx, Mall Plaza Semanggi Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav. 10, Jakarta Selatan . KOMIK Kompasiana membawa serta 15 (Lima Belas) blogger kompasiana untuk nonton penayangan Premiere di Indonesia sebelum tayang pada hari minggu, 25 oktober 2015, pukul 20.00 WIB di Calestial Movies.

[caption caption="Deskripsi : Nobar Film Little Big master I Sumber Foto : Andri M"]

[/caption]

 

[caption caption="Deskripsi : KOMIK Kompasiana foto bareng I Sumber Foto : Andri M"]

[/caption]

Film Little Big Master adalah sebuah kisah inspiratif dari seorang wanita yang terpanggil untuk menyelamatkan satu Taman kanak-Kanak (TK) yang hanya tersisa tinggal 5 (lima) siswa. Film ini diangkat dari kisah nyata yang menceritakan tentang upaya wanita muda "Lui Wai Hung" membangun Yuen Kong dari sebuah Taman Kanak-Kanak (TK) yang akan ditutup menjadi TK yang akhirnya bisa operasional sampai sekarang.

Dalam film ini dikisahkan Ny.Hung (Yang diperankan oleh Miriam Yeung) awalnya adalah seorang kepala sekolah dari sekolah TK ternama, dia mendapatkan sebuah situasi yang melawan hati nuraninya. Di sekolah yang dia pimpin terdapat seorang siswa TK dengan psikis tertekan karena ditempatkan di kelas anak-anak berbakat dengan berbagai extra kurikuler, dimana orang tua siswa tersebut memaksakan kehendak agar anaknya tetap berada di kelas anak berbakat. Orang tua siswa tersebut adalah seorang pengusaha sukses yang memiliki pengaruh terhadap sekolah. Dia tidak mampu melawan hati nuraninya, keputusannya pun mengundurkan diri dari pekerjaannya dan mendapatkan kesempatan untuk mewujudkan impiannya berkeliling dunia bersama suaminya, Dong (yang diperankan oleh Louis Koo), yang bekerja sebagai perancang benda sejarah di sebuah museum.

Pada saat dipusat kebugaran, Hung tidak sengaja melihat berita ditelevisi yang memperlihatkan kondisi sebuah TK yang memprihatinkan dengan murid-murid yang terlihat mengalami tekanan psikologis. Terlihat wajah yang menggunakan masker dengan ekspresi takut terhadap kehadiran orang asing bersembunyi dibalik jendela bangunan TK yang ditanyangkan di berita tersebut. Dalam tayangan berita telivisi, TK Yuen Kong mencari seorang kepala sekolah, pengajar  sekaligus mengurusi fasilitas sarana dan prasarana dalam satu posisi yang bersedia digaji HK$.4500. Jika Sekolah tersebut gagal mendapatkan kepala sekolah dan tambahan seorang siswa baru ditahun ajaran baru maka Taman Kanak-Kanak itu akan ditutup oleh Komite Pedesaan.

Jiwa sebagai pendidiknya terpanggil, dia pun mendatangi lokasi Taman Kanak-Kanak itu berada. Ketika berada di Taman Kanak-Kanak tersebut, dia mendapati lima orang siswi, Siu Suet, ka Ka, Chu Chu serta Kitty dan Jennie ( dua bersaudara keturunan Asia Selatan). Pada saat ditemui ke lima anak tersebut takut terhadap orang asing, dengan bekal sebelumnya menjadi kepala sekolah TK ternama, dia mampu mendekati dan berkomunikasi dengan kelima anak tersebut. Melihat kondisi yang terjadi di Taman Kanak-Kanak tersebut, jiwanya pun tersentuh dan dia menjadi "Yang Terpanggil" untuk menghidupkan api pendidikan dan mempertahankan  TK Yuen Kong. Hung memutuskan untuk melamar sebagai kepala sekolah meski dengan gaji rendah menurut standart Hongkong dan menunda perjalannnya keliling dunia. 

[caption caption="Deskripsi : Ibu Kepala Sekolah Hung dan ke lima siswa I sumber Foto : Mia Sin "]

[/caption]

 

Banyak hal yang dia lakukan untuk mempertahankan Taman Kanak-Kanak Yuen Kong selain membentuk kurikulum yang tepat, dia bersama suaminya memperbaiki kondisi bangunan sekolah, menyiapkan sarana dan prasarana pendukung. Awalnya Hung melakukan pendekatan dan berkomunikasi dengan ke lima muridnya agar dapat menerima orang asing, salah satu tehnik yang dia lakukan dengan meminta anak muridnya melepaskan masker pada saat memperkenalkan diri. Usahanya untuk menyelamatkan sekolah TK pun tidak berjalan mulus, pada hari ke dua mengajar dia sudah dihadapkan dengan ketidakhadiran beberapa siswa yang segelintir itu. Hung pun harus mengunjungi satu persatu rumah anak didiknya untuk tetap datang ke sekolah. Banyak cara yang dia lakukan dengan mengantar jemput dua siswa keturunan asia selatan, menjadi mediator konflik keluarga, memberikan tambahan penghasilan bagi salah satu orang tua siswa dengan memberikan pesanan pembuatan pagar sekolah, dan melakukan pendekatan pemikiran  bersikap seolah-olah dia sejajar dengan anak didik yang enggan bersekolah .

Salah satu metode pembelajaran yang diterapkan, Hung menanyakan kepada setiap siswa apa mimpi kalian. Banyak jawaban yang dia terima dan kebanyakan berhubungan dengan kehidupan para siswa itu sendiri. Dia kemudian mengembangkan lebih lanjut dengan memberi tugas kepada siswa untuk bertanya kepada orang tua mereka apa mimpi para orang tua. Dari tugas yang diberikan ternyata memberi manfaat bagi siswa dan orang tua, terjalin komunikasi antara orang tua dan anak yang mungkin sebelumnya mereka jarang lakukan dan yang terpenting bahwa mimpi itu bisa apa saja. Dari pertanyaan apa mimpi orang tua timbullah kehangatan keluarga, senyuman, canda dan pelukan, ini yang memperat tali kaluarga.

Ketika waktu tinggal sebulan lagi batas penutupan TK apabila tidak ada satu orang siswa baru yang mendaftar pada tahun ajaran baru, Hung khawatir. Dia melakukan berbagai cara dengan menghubungi kenalannya untuk dapat berinvestasi  dan mengumpulkan para orang tua untuk membantu mempromosikan sekolah anak mereka. Usaha yang dilakukan Hung ternyata tidak membuahkan hasil, dia pun mengalami ketegangan emosional dan kemudian jatuh sakit. Dong sang suami yang akhirnya  kemudian menggantikan peran di sekolah TK sampai Hung sembuh. Ketika Hung telah pulih dari sakitnya, orang tua siswa dan suaminya menyiapkan sebuah pertunjukkan perpisahan bagi dirinya dan bangunan sekolah ini yang akan ditutup oleh komite pedesaan karena tidak mampu menambah jumlah anak didik.

Sebuah pertunjukkan perpisahan yang mengharukan, Hung, Dong (suami) dan orang tua siswa begitu terharu atas karya yang ditampilkan oleh lima siswa. Ternyata pertunjukkan ke lima siswa tersebut terdengar oleh warga sekitar sekolah dan mereka ikut menyaksikan pertunjukkan tersebut dari luar bangunan sekolah TK. Pertunjukkan ini membuat para warga tersentuh apalagi ketika di akhir pertunjukkan, Hung melakukan acara kelulusan bagi Ka Ka satu-satunya siswa yang lulus di tahun ajaran 2009. Dalam ucapnya dengan tangisan " Aku bangga bersekolah di TK Yuen Kong dan dapat belajar dari ibu guru Hung. Aku akan belajar giat supaya dapat mengejar impian ku". Semua warga yang menyaksikan tersentuh dan kerja keras Hung menyelamatkan sekolah TK itu terbayar dengan mendaftarnya 2 (dua) anak didik di tahun ajaran baru.

****************

Film ini cukup menguras air mata bagi penontonnya, alur cerita yang apik dan syarat pelajaran hidup membuat film ini dapat dikatagorikan "Recommended Movie". Ada sebuah pelajaran di awal film ini menyangkut kehidupan urban kota dimana orang tua yang memberikan banyak beban terhadap anak akan menimbulkan masalah psikis pada anak. Anak usia dini belum waktunya mendapatkan banyak tugas, yang terbaik dalam pendidikan usia dini yaitu belajar sambil bermain, salah satu pesan penting diawal film yang patut menjadi perhatian orang tua yang memiliki anak di usia dini.

Peka terhadap lingkungan, salah satu hal pokok yang ditonjolkan pada film ini, dari sekian banyak orang yang melihat tayangan berita menyangkut TK Yuen Kong ternyata orang luar lingkungan lah yang tergerak hatinya untuk menyelamatkan TK tersebut. Aku tidak bisa bilang "Hung" orang yang terpilih, lebih tepatnya orang "yang terpanggil", yang terpilih lebih pada konotasinya para Nabi dan Rosul untuk agama ku ISLAM.. Kejadian pada kisah ini banyak terjadi pula diseluruh dunia tetapi untuk kisah ini ada tangan Tuhan yang menggerakkannya sehingga dapat diangkat dalam layar lebar kemudian akhirnya dapat ditonton oleh sekian banyak orang (Box Office) dan menjadi tuntunan.

Film Little BIg Master memberi gambaran menjadi Jembatan bagi para orang - orang baik untuk membantu sesama tidak harus dengan mengeluarkan banyak materi, saya dan teman-teman di RSKO Jakarta melakukan hal itu yaitu dengan Gerakan Coin Untuk Pendidikan (Coin A Chance) dan Gerakan Nasi Kotak Untuk Atresia Billier (Penyakit Kelainan Hati). Awalnya memang sulit menggugah hati kita sendiri, karena  pada saat memulai kita akan dihadapkan  pada pemikiran jauh kedepan apa yang menjadi tanggung jawab kita nantinya, dan pastinya yang tidak akan terelakkan dalam perjalanannya yaitu menghadapi berbagai tantangan. Saya dan teman-teman di RSKO Jakarta pun pernah merasakan itu, bagaimana kami melakukannya silahkan BACA DISINI  : COIN A CHANCE di RSKO JAKARTA 

Film Little Big Master merupakan film wajib tonton, sebuah kisah mengharukan, menyentuh hati dan inspiratif yang dihiasi oleh kelucuan para bintang cilik, Film ini tayang di Indonesia tanggal 25 oktober 2015 pukul 20.00 WIB hanya di Celestial Movies.  - I Love HK Movies

Celestial Movies ( https://www.facebook.com/Ilikecm ) dapat disaksikan di Indovision (CH.20), K-Vision (CH.47), Matrix TV (CH.9), Nexmedia (CH.508), OkeVision (CH.19), OrangeTV (CH.162), Skynindo (CH.19), Transvision (CH.112), TopTV (CH.20), Topass TV (CH.61), UTV (CH.691), dan YesTV (CH.108).

******************

Data film

Genre : Drama Pendidikan

Pemain : Miriam Yeung, Louis Koo, Ho Yun-Ying Winnie, Keira Wang, Fu Shun-Ying, Zaha Fathima dan Khan Nayab

Sutradara : Adrian Kwan

Producer : Benny Chan

Penulis naskah : Adrian Kwan & Hannah Cheung

Negara : Republik Rakyat Tiongkok - Hongkong

Subtitle : English & Bahasa Indonesia

Durasi : 112 menit

Batasan usia : Segala Umur

***************

[caption caption="Deskripsi : Logo Komik Kompasiana I Sumber Foto : Komik Kompasiana"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun