Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Peredam Ombak dan Penghilang Penat

8 Agustus 2015   12:24 Diperbarui: 8 Agustus 2015   12:24 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

BOGOR - Kompasiana.com, Jakarta setiap harinya selalu dipadati kendaraan yang memenuhi jalan raya di setiap sudut kota, dan gedung-gedung pencakar langit yang menjulang dibangun di Jakarta. Jika kita memandang setiap sisi kota Jakarta rasanya sulit menemukan tempat yang ditumbuhi dengan pepohonan dan suasana yang natural. Selain itu yang  saya  ingat tentang Jakarta adalah kemacetan, kebisingan, panas, banjir, polusi.  Hal - hal jelek / negatif  memang lebih mudah terlihat  dan mudah diingat dibandingkan dengan hal positif. ternyata tidak ku sadari sebelumnya kota Jakarta menyembunyikan sesuatu yang ku anggap tidak mungkin, terdapat sebuah kawasan di Jakarta yang ditumbuhi jajaran pepohonan yang rindang yaitu Hutan Mangrove Taman Wisata Alam Angke Kapuk, yang berlokasi di wilayah Jakarta Utara.


Deskripsi : Wisata Alam mangrove/ Foto : Andri M

Saya bisa menginjakkan kaki di hutan mangrove Tamana Wisata Alam Angke Kapuk karena sebuah info One Day Trip (ODT) di komunitas Backpacker Jakarta (BPJ) yang diselenggarakan hari sabtu 01 Agustus 2015. Sebuah perjalanan yang menurut saya berkesan karena saya harus nyasar, jalan kaki dengan suhu yang panas dan sendirian ketika menuju ke lokasi. Contack Person (CP) trip ini Edi M Yamin menetapkan Halte Busway Harmoni sebagai lokasi meeting point (mepo) tetapi saya tidak bisa datang tepat waktu ke mepo yang telah ditentukan karena angkutan umum yang saya naiki terjebak macet di jalan akses cibubur. Hal tersebut yang membuat saya memutuskan untuk mengontak CP trip Hutan mangrove (Edi M Yamin) bahwa saya langsung menuju tempat lokasi daripada saya harus membuat banyak orang berkorban menunggu.


Deskripsi : Backpacker Jakarta/ Foto : Andri M

 

Perjalanan ini menjadi sesuatu yang tidak akan terlupakan ketika saya salah turun dari angkot di tempat yang jauh dari lokasi , dan juga salah diberikan informasi oleh penduduk sekitar ke titik lokasi Hutan Mangrove Taman Wisata Alam Angke Kapuk. Di area Perumahan pantai Indah kapuk terdapat 3 lokasi Hutan mangrove dan lokasi Hutan Mangrove Taman Wisata Alam Angke Kapuk yang dimaksud berdekatan dengan pusat agama Buddha Tsu Chi. Karena hal tersebut saya harus berjalan kaki sekitar 2 km ke 2 (dua) lokasi yang salah, berpanas-panas ria dan berujung dengan es cendol dan berojek menuju lokasi yang benar.

Agar teman-teman traveller tidak tersesat seperti saya, bagaimana Cara Mencapai Lokasi Hutan Mangrove Taman Wisata Alam Angke Kapuk (Sumber : http://hutanmangrovejakarta.com/ )

Kendaraan Pribadi
Dari arah tol Soekarno-Hatta, keluar tol arah Pantai Indah Kapuk (PIK). Dari pintu keluar, ikuti jalan sampai perempatan Grand Cengkareng, belok kanan sampai bertemu perempatan lagi, belok kanan. Ekowisata Mangrove berlokasi kira-kira 20 meter di sebelah kanan jalan.

Kendaraan Umum
Menggunakan Busway Koridor 9 sampai shelter terakhir di Pluit. Dari shelter Pluit, anda dapat menggunakan ojeg atau bajaj ke Kawasan Ekowisata Mangrove Tol Sedyatmo di Pantai Indah Kapuk. Opsi kedua adalah menggunakan Busway Koridor 9 sampai shelter Grogol naik angkot merah B-01 sampai perempatan Muara Karang. Kemudian anda lanjutkan dengan menggunakan angkot merah U-11 sampai Kawasan Ekowisata Mangrove Tol Sedyatmo.

Untuk harga tiket masuk Hutan Mangrove Taman Wisata Alam Angke Kapuk dikenakan biaya Rp. 25.000.  Sesuai sebutannya di tempat ini dikelilingi pohon mangrove atau bakau dan jika beruntung traveler juga dapat menemui biawak karena di sini memang habitatnya. Hutan Mangrove Taman Wisata Alam Angke Kapuk ini seperti Hutan Amazon, karena mengalir sungai yang membelah Hutan Mangrove. Menurut saya pribadi, Hutan Mangrove Taman Wisata Alam Angke Kapuk ini tempat yang nyaman dengan banyaknya  pepohonan, dan terasa sejuk tanpa kebisingan. 


Deskripsi : Area Pembibitan mangrove / Foto : Andri M


Deskripsi : Pemandangan Hutan Mangrove dari masjid/ Foto : Andri M


Deskripsi : Dermaga / Foto : Andri M


Deskripsi : Penginapan / Foto : Andri M


Deskripsi : Jembatan Kayu/ Foto : Andri M

Di tempat wisata ini didominasi dengan jalan setapak super panjang yang terbuat dari batang kayu, disini kita dapat menatap pemandangan hijau, duduk-duduk santai di bangku kayu, atau jalan kaki santai di dalam hutan mangrove yang sejuk. Selain menjadi tempat wisata, tempat ini juga menjadi tempat konservasi tanaman mangrove.  Banyak area pembibitan pohon mangrove yang ditanam oleh beberapa perusahaan swasta sebagai bentuk peduli lingkungan. Salah satu hal lain yang bisa kita lakukan di Hutan Mangrove Taman Wisata Alam Angke Kapuk adalah naik perahu. Kita bisa memilih naik perahu boat atau perahu dayung untuk menembus asrinya hutan mangrove.


Deskripsi : Rindangnya Hutan / Foto : Andri M


Deskripsi : Narsis di penginapan/ Foto : Andri M


Deskripsi : Senyuman Backpacker / Foto : Andri M


Deskripsi : Density / Foto : Andri M

Bagi pecinta fotografi ponsel tempat ini cocok sekali buat photo, hampir di setiap sudut tempat ini terdapat spot untuk lokasi photo-photo. Kamu bisa selfie, groufie, ini menjadi surga para pecinta photography dan narsis asalkan kalian berkunjung selain hari libur. Mulai jalan setapak yang terbuat dari kayu yang di kelilingi pohon mangrove, jembatan kayu yang keren, sungai yang exotic, cottage-cottage kayu super cool, area pembibitan pohon mangrove. Tetapi ada yang membuat nggak keren untuk fotografi yaitu sampah yang ditinggalkan pengunjung di sela-sela jalan setapak yang terbuat dari kayu, kesadaran membuang sampah di tempatnya memang selalu menjadi pemandangan umum di area wisata di Indonesia.

Sebagai traveller yang sudah pernah ke gunung, laut, pulau, hutan, desa, sudut kota dan museum, terkadang kita tidak menyadari ada lokasi travelling di sekitar kita karena terobsesi terhadap lokasinya yang lain yang letaknya jauh dari tempat tinggal kita. Ternyata kenikmatan travelling bukan karena lokasi yang sedang trend atau keren bisa berada disana tetapi "RASA"  , dan kenikmatan travelling berasal ketika sebuah perjalanan itu berkesan yang berujung selalu membuka albumnya dan sebetulnya ketika kita sering travelling maka kita tau destinasi mana yang menimbulkan "RASA" yang bukan hanya sekedar obsesi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun