JAKARTA, Kompasiana.com - Sebagai traveller yang bergaya backpacker dengan adanya infrastruktur jalan akses, ini dapat mempermudah perjalanan ke lokasi tujuan wisata yang dibidik. Backpacker adalah seorang smart traveller dengan menggunakan tas ransel yang melakukan perjalanan tanpa tour agent yang harus cerdas dalam melaksanakan perencanaan perjalanan dan dipikirkan secara matang, seperti menghitung biaya perjalanan seminimal mungkin tetapi bukan irit yang menyiksa diri, titk destinasi, jarak tempuh, akomodasi, lokasi singgah diantara titik berangkat ke titik destinasi tujuan wisata, barang bawaan, pembagian tugas antar teman seperjalanan dan yang terpenting kesehatan & keselamatan dalam perjalanan.
Hadirnya Tol Cipali (Cikopo-Palimanan) memberikan keuntungan tersendiri bagi para traveller / pecinta jalan-jalan termasuk backpacker / pecinta jalan-jalan murah dengan tas ransel, dimana para backpacker cendrung melakukan perjalanan secara berkelompok / group sehingga dalam pembiayaan perjalan trip dapat lebih irit dengan sistem cost sharing / patungan. Backpacker tidak hanya memikirkan biaya yang harus murah tetapi memikirkan waktu perjalanan dan akses yang mudah ke titik lokasi tujuan wisata, dengan telah diresmikannya Tol Cipali (Cikopo Palimanan) sejak tanggal 15 Juni 2015  yang merupakan bagian dari jalur tol trans Jawa akan memeperpendek jarak perjalanan sekitar 40 kilometer dan memperpendek waktu tempuh sekitar 2 jam perjalanan apabila melalui jalur Pantura pada saat normal. Ketika musim mudik tiba sepertinya akan menjadi jalur favorit karena Mudik Asik Lewat Tol Cipali akan menghindari dari kemacetan di Pantura yang berjam-jam dan pastinya kejenuhan.
Bagi para traveller pemudik apabila tidak melalui jalan Tol Cipali ada sejumlah titik kemacetan yang akan anda lalui seperti pasar tumpah, di kabupaten Indramayu dengan adanya Pasar Eretan, dan Pasar Tegal Gubug di Kabupaten Cirebon. Kemacetan selain pasar tumpah bakal dapat ditimbulkan pula oleh  volume kendaraan bermotor yang meningkat pesat dari keadaan normal dan kemungkinan akan didominasi pemudik sepeda motor karena kendaraan pribadi roda 4 (empat) akan terpecah menjadi 2 (dua) yaitu yang melewati Tol Cipali dan yang melewati jalur Pantura.
Pada hari sabtu 4 July 2015, saya mendapatkan kesempatan bersama 50 (lima puluh) kompasianer / Citizen Jurnalis Kompasiana & Tim Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mencoba jalan Tol Cipali dan melihat fasilitas pendukungnya. Keuntungan menjadi kompasianer yaitu mendapatkan kesempatan mengikuti Kompasiana Visit walaupun harus melalui seleksi oleh admin Kompasiana. Saya memposisikan perjalanan ini bagaikan trip wisata sehingga saya harus menikmati Tol Cipali ini yang merupakan jalan Tol terpanjang di Indonesia dimana membentang sepanjang 116,75 kilometer melewati kawasan yang meliputi 5 (lima) kabupaten, yakni Purwakarta, Subang, Indramayu, Majalengka dan Cirebon. Jalan tol itu terhubung dengan ruas tol Jakarta - Cikampek dan Palimanan - Kanci. Ke 5 (lima) kabupaten tersebut akan menjadi target tujuan wisata baru bagi para traveller / pecinta jalan-jalan karena dengan kehadirannya Tol Cipali maka dapat dilakukan trip yang bertempo 1 (satu) hari (One day Trip) dari Jakarta.
Kompasiana menyiapkan 2 (dua) bus pariwisata untuk kami para kompasianer, dan beruntungnya di bus yang saya naiki yaitu bus satu dimana berada bapak Wisnu Dewanto selaku Corporate Affair PT Lintas Marga Sedaya. Beliau duduk  persis dibelakang saya sehingga kami di bus tersebut mendapatkan kesempatan bertanya dan mendapatkan keterangan dari beliau. Yang harus diperhatikan oleh pengemudi menurut bapak Wisnu Dewanto "Jalan Tol Cipali dirancang dengan design speed 120 km/jam sesuai peraturan pemerintah tentang kecepatan rencana / design speed  jalur tol antar kota, dimana kecepatan berkendara berdasarkan regulasi batas kecepatan maksimum yaitu 100 km /jam. Dengan speed 100 km /jam tanpa berhenti, Toll Cipali dapat ditempuh dengan waktu 1 jam 15 menit". Yang saya rasakan pada saat perjalanan dengan kecepatan speed 70 s/d 80 km / jam tidak terasa goncangan kendaraan dan terasa seperti menikmati kereta express dimana kita tidak merasa berada didalam kendaraan yang melaju cepat, ini yang harus menjadi kewaspadaan pengendara karena dapat memancing psikologis pengendara untuk melaju lebih cepat dan tanpa sadar melebihi batas aman kecepatan.
Untuk menghitung biaya perjalanan apabila traveller menggunanakan kendaraan pribadi ataupun sewaan, adapun tarif Tol Cipali berdasarkan jenis kendaraan,
- Kendaraan Gol I - Termurah : Rp. 9000 (Subang - Kalijati), dan Termahal : Rp. 96.000 (Cikopo – Palimanan).Â
- Kendaraan Gol II - Termurah : Rp. 14.000 (Subang – Kalijati) dan Termahal : Rp. 144.000 (Cikopo - Palimanan).Â
- Kendaraan Gol III - Termurah : Rp. 18.000 (Subang – Kalijati) dan Termahal : 192.000 ( Cikopo – Palimanan).Â
- Kendaraan Gol IV - Termurah : 27.500 (Subang - Kalijati) dan Termahal : 288.500 (Cikopo – Palimanan).Â
Berdasarkan keterangan bapak Wisnu Dewanto "untuk tanggal H - 10 s/d H + 7 (7 – 22 Juli 2015) pengelola Jalan Tol Cipali PT LMS memberikan diskon sebesar 25 % kepada seluruh pengguna jalan tol".
Yang harus diperhatikan oleh para traveller di Tol Cipali adanya 7 (tujuh) exit tol yaitu :
- Exit tol cikopo-km 76,
- Exit toll kalijati-km 98,
- Exit toll subang - km 109,
- Exit toll Cikedung - km 139,
- Exit toll kertajati - km 158,
- Exit toll sumberjaya - km 167,Â
- Exit toll Palimanan - km 188.
Pentingnya informasi lokasi exit toll sangat berguna bagi para traveller apabila ingin mengunjungi area wisata / lokasi mudik di 5 (lima) Kabupaten yg dilewati oleh Tol Cipali. Dengan mendapatkan informasi lebih awal lokasi exit tol sebelum pemberangkatan akan mempermudah traveller untuk menurunkan kecepatan ketika akan mendekati lokasi exit tol.
Selain exit toll yang harus diingat ketika memasuki Tol Cipali adalah rest area, terdapat 8 (delapan) lokasi rest area dimana 4 (empat) lokasi menuju palimanan yaitu rest area - km 86, rest area subang - km 101 (dilengkapi Pom Bensin), rest area - km 131, rest area majalengka - km 166 (dilengkapi Pom Bensin) dan 4 (empat) lokasi menuju Cikopo yaitu :Â rest area - km 86, rest area subang - km 101 (dilengkapi Pom Bensin), rest area - km 131, rest area majalengka - km 166 (dilengkapi Pom Bensin).
Untuk saat ini fasilitas dasar seperti Masjid / Mushola dan toilet sudah dapat digunakan, sedangkan fasilitas lainnya sebagian rest area sudah ada yang tersedia dan sebagian lagi dalam proses finishing. Untuk musim mudik lebaran direncanakan akan mengupayakan mobile SPBU dan mobile toilet di rest area. Traveller sebagai Pengendara sebaiknya mengutamakan keselamatan berkendara dan jangan memaksakan diri bila lelah,  luangkanlah waktu untuk beristirahat di rest area karena keluarga anda menunggu dirumah.
Sebagai catatan di Kantor Operasional terdapat fasiltas polisi jalan raya dan patroli yang tiap  30 menit melintas dan melapor ke Traffic Monitoring Control (TMC), mobil ambulance, rescue, mobil pembersih TKP dan mobil derek. Tersedia pula  Rumah Sakit rujukan yang telah terjalin kerjasama dengan pengelola jalan Tol Cipali yaitu : RS Siloam dan RS Thamrin di Purwakarta dan Cikopo, RSUD Subang di Subang, RSUD Cideres di Kertajati, dan RS Mitra & RS Sumber Waras di Palimanan. Apabila traveller ingin mendapat informasi mengenai Tol Cipali dapat mengunjungi http://microsite.kompasiana.com/kemenpupr dan apabila mengalami permasalahan di Tol Cipali dapat menghubungi call centre dengan nomor 0260 7600600Â
Untuk traveller yang akan melintasi jalur Tol Cipali sebaiknya ikuti tips berikut ini
Kantuk - Jalan Tol Cipali merupakan track panjang 116,75 km yang cendrung lurus dengan tidak ada tikungan yang tajam, tidak ada tanjakan & turunan yang curam dengan kondisi jalan mulus berstruktur beton dan aspal berpotensi membuat pengemudi mengantuk yang dapat berakibat fatal, disarankan apabila mengantuk sebaiknya mencari rest area atau menepi sesaat.
Waspada di Malam Hari - Malam hari akan menjadi tantangan bagi pengemudi di ruas toll Cipali dikarenakan lampu penerangan hanya terdapat di dekat pintu toll, simpang susun dan rest area. Yang harus diwaspadai adalah prilaku hewan liar yang belum terbiasa dengan kehadiran jalan Tol Cipali yang sudah dilewati kendaraan. Wajib ditingkatkan kesegaran pada saat berkendara karena belum ada pagar pembatas antara dua jalur arah berlawanan sehingga lampu kendaraan yang berlawanan arah dapat menyilaukan pengemudi. Sebaiknya pengemudi memperhatikan rambu-rambu, marka jalan dan gate rell serta jangan melebihi batas maksimum kecepatan 100 km/jam agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Â
 ** Selamat Menikmati Perjalanan Anda, dan Berhati-hati dalam berkendara **
Tulisan lain menyangkut Tol Cipali : Pemudik Tidak Perlu Takut Lewat Tol CipaliÂ
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H