Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Curug Cikaracak yang Berkesan

12 Juni 2015   06:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:05 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BOGOR, Kompasiana.com - Sebuah perjalanan yang memberi kesan, itu yang saya rasakan untuk perjalanan kali ini. Perjalanan yang memberi arti apa itu teman seperperjalanan, bersama, peduli dan saling bantu. Kaki saya menjejakkan di curug Cikaracak bersama teman-teman dari komunitas Backpacker Jakarta yang berjumlah 60 orang dengan menyewa angkot sebanyak 6 buah pada hari minggu tanggal  31 Mei 2015. Titik kumpul / Meeting Point (Mepo) di depan stasiun Bogor dimana kemudian dilanjutkan dengan angkot menuju desa Cibening atau Cinagara tempat dimana lokasi curug Cikaracak berada.

Komunitas Backpacker Jakarta (BPJ) adalah komunitas travelling yang bergaya cost sharing / patungan yang terorganisir dan dalam membuat perjalanan di rencanakan serta dilakukan secara group. Komunitas ini dalam 1 (satu) minggu dapat melakukan aktifitas travelling paling sedikit 2 (dua) destinasi. BPJ dalam melakukan perjalanan / trip yang resmi selalu dipublikasikan di group Facebook atau Twitter, apabila ada member yang melakukan perjalanan bersama group kecil tanpa izin Admin BPJ walaupun itu dengan member BPJ maka itu tidak dianggap sebagai trip yang diadakan oleh BPJ. Admin BPJ selalu menunjuk beberapa koordinator trip dalam menyelenggarakan Trip, ini dilakukan agar dapat lebih terorganisir dan terkontrol dengan baik.

Biaya patungan / Cost Sharing untuk Trip ke Curug Cikaracak sudah ditetapkan diawal sebesar Rp.50.000. Nilai tersebut digunakan untuk sewa angkot, sumbangan kebersihan Masjid, dan biaya parkir. Biaya tersebut di transfer ke rekening koordinator trip yaitu Indanna Zulfah atau Izal. Patungan bayar di awal karena untuk melakukan pembayaran terhadap angkot dan menjamin keikutsertaan member yang ikut, karena dibeberapa trip sebelumnyai ada kejadian member membatalkan keikutsertaan di trip tanpa pemberitahuan sehingga mengakibatkan koordinator menombok biaya.

Petualangan ini diawali dengan menikmati goyangan angkot dan tawa riang bersama. Menikmati angkot dengan teman seperjalanan ternyata sebuah kenikmatan tersendiri, warga perkotaan mungkin sudah bosan ketika mereka selalu berdiskusi dengan gadget sendirian. Canda, tawa, saling ledek antar manusia tetapi dengan batasan itu yang mebuat perjalanan menjadi hidup walaupun gadget menempel ditangan. Kami berangkat pukul 09.30 WIB dimana lama perjalanan dengan angkot dari stasiun bogor menuju desa Cinagara sekitar 2 jam, bukanlah sesuatu yang melelahkan.

Setibanya rombongan di desa Cinagara, kami disambut tempat parkir dengan sampah-sampah yang berserakan. Pada saat itu otak saya membayangkan bahwa ini sebuah trekking dengan sampah-sampah, tetapi ternyata tidak. Hanya di lokasi pemukiman penduduk saja sampah berserakan dan masyarakatnya kurang tanggap terhadap kebersihan yang sebetulnya mereka sebagai pintu gerbang wisata ke curug cikaracak. Didekat parkiran terdapat masjid dengan toilet yang pintunya sudah copot, apabila curug cikaracak mulai booming / populer maka ada baiknya pemda setempat memperhatikan masalah ini. Karena kehadiran para wisatawan akan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat sekitar.

Trekking menuju Curug Cikaracak dimulai dengan melewati sawah padi dan ladang serta tidak lupa sungai dengan air yang jernih melewatinya. Banyak sekali batu-batu gunung berada di tengah dan bibir sungai dengan pancaran sinar matahari membuat makin eksotik pemandangan siang itu. Bagi warga perkotaan seperti saya, ini merupakan pemandangan yang langka dan memberi rasa menyenangkan. Setelah berjalan setengah jam melewati sawah, ladang dan sungai kemudian kami dipertunjukkan lukisan alam berupa bukit-bukit  hijau dan kabutnya yang saat itu menimbulkan kata "SEMPURNA"

Tidak hanya sekedar itu, kami dipertemukan dengan lebatnya hutan sambil menyisir pinggir sungai dengan sesekali cahaya menerobos dari dedaunan dan batang pohon. Trek yang menanjak dan menurun diikuti dengan bebatuan dan tanah liat serta semak belukar membuat petualangan ini semakin mengasikkan. Saya menyarankan bagi para traveller jangan menggunakan celana jeans dan sendal slop karena akan menyulitkan kalian sendiri. Karena treknyanya agak licin bila ada air yang tergenang atau hujan, dalam  trek ini kita harus menyeberangi sungai. Mungkin bagi pemula atau yang tidak terbiasa dengan trek yang terdapat dalam curug Cikaracak, ini sebuah trek yang memberatkan, tetapi bagi para petualang ini sangat mengasikkan.

Sebelum menemui Curug Cikaracak, kita akan temui curug bayangan / palsu yaitu air yang meluncur dari atas bukit dengan intensitas rendah seperti rintik hujan. Curug ini cukup apik untuk sessi pengambilan foto apakah selfie atau group. Dari curug bayangan akan ditemui trek menanjak sekitar 20 menit, disanalah kita akan menemui curug cikaracak. Sebuah curug yang menawan dengan dua undakan, ada beberapa kolam alam dimana disitu kita dapat berendam dengan airnya yang jernih dan dingin serta menyegarkan.

Sebuah pengalaman yang menjadi pemahaman ketika dalam Trip kali ini diriku ikut bagian dalam tim swepper / kelompok Penyisir / kelompok trakking terakhir. Awalnya karena kami berlima memilih sholat zuhur terlebih dahulu sebelum trakking ke curug Cikaracak dimana sebagian besar peserta Trip memilih trakking ke curug Cikaracak dan beribadah sholat zuhur dekat curug. Ternyata disana tidak ada tempat yg representatif untuk sholat dan pastinya pakaian yg digunakan kotor saat trakking, menurut saya lakukan sholat zuhur terlebih dahulu sebelum trakking. 

Pada saat turun dari curug Cikaracak, saya melihat bagaimana member - member yg berkisar 10 (sepuluh) yang turun belakangan memiliki jiwa sosial yang tinggi. Mereka memswipping sampah yang tertinggal, menuntun dan membantu teman yang kelelahan, memback-up para pemula / member yang tidak biasa trakking, memberi pertolongan dan menunggui yang sakit. Disitu saya berkesan bahwa perjalanan ini memberi saya pelajaran tentang jiwa manusia. 

Adapun total pemasukan dari cost sharing / patungan  sebesar Rp. 3.000.000 ( Tiga Juta Rupiah),  dimana total pengeluaran sebesar Rp. 2.630.000 ( Dua Juta Enam Ratus Tiga Puluh Ribu Rupiah), dengan rincian pengeluaran :
1. Sewa Angkot Berangkat PP Rp.400.000 X 6 = Rp 2.400.000
2. Sumbangan kebersihan Masjid Rp 150.000
3. Parkir Rp 80.000

Dana yang tersisa / saldo adalah Rp 3.000.000 - 2.630.000 = RP 370.000. Saldo Trip Cikaracak ini sebagiannya akan digunakan untuk kegiatan BPJ dan juga sebagianya lagi akan disumbangkan dalam Baksos BPJ saat ramdhan nantinya. Inilah komunitas BPJ yang transparans dan tidak hanya sekedar trip. 

Travelling tidak hanya menikmati alam, disitu juga kita dapat mengambil sebuah pelajaran dan mengambil hikmah serta mengenal siapa teman perjalanan kita. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun