Hobi travelling saat ini menjadi trend yang menjamur dan berkembang cepat, berdasarkan data kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif secara kumulatif pada Januari-September 2014  sebesar 8,31% atau di atas target yang ditetapkan sebesar 7,93%.Data Pusdatin Kemenpar dan BPS menyebutkan, pada September 2014 jumlah kunjungan wisman ke Indonesia sebanyak 791.296 wisman atau tumbuh 2,65% dibandingkan September 2013 sebanyak 770.878 wisman, sedangkan secara kumulatif Januari-September 2014 sebanyak 6.946.849 wisman atau tumbuh 8,31% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 6.414.149 wisman.
[caption id="attachment_337308" align="aligncenter" width="300" caption="Keistimewaan Pulau Peucang"][/caption]
[caption id="attachment_337474" align="aligncenter" width="300" caption="Keindahan Gunung Padang"]
![14168397861944171919](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14168397861944171919.jpg?t=o&v=300?t=o&v=770)
Bali tercatat sebagai destinasi favorit bagi wisman, selain Lombok dan Batam. Data Pusdatin dan BPS mencatat ada 4 pintu masuk utama yang mengalami pertumbuhan tinggi yakni; Lombok, NTB sebesar 70,59%; Minangkabau, Sumatera Barat 24,58%; Ngurah Rai, Bali 15,25% dan Batam, Kepri 4,50% . Bagaimana dengan lokasi wisata yang belum terjamah data statistik !!!!
[caption id="attachment_337454" align="aligncenter" width="300" caption="Keindahan Hijaunya Natural Sawarna"]
![14168373521815811254](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14168373521815811254.jpg?t=o&v=300?t=o&v=770)
[caption id="attachment_337479" align="aligncenter" width="300" caption="Pasir berbisik Bromo"]
![14168402271781289033](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14168402271781289033.jpg?t=o&v=300?t=o&v=770)
Sebetulnya tidak hanya kunjungan melalui pintu masuk utama yang meningkat tetapi juga banyak lokasi  wisata murah-meriah yang sudah cukup dikenal di area jawa dan lampung yang tingkat pertumbahannya mengeliat seperti Bromo, Dieng, Baluran-Ijen, Pulau Peucang, Kepulauan Seribu (P.Tidung, Onrust-Cipir-kelor, P.Harapan, P.Pramuka dll), Krakatau-Pulau Sabesi, Pulau Pahawang, Pulau Kilauan, dll. Peningkatan jumlah kunjungan tersebut akibat aktifitas promosi wisata di dunia online yang bersifat seperti virus yang mewabah / masif dari komunitas-komunitas travelling dan backpaker seperti travelblogger, Backpacker Indonesia, Backpacker regional di kota-kota Indonesia, dll.
[caption id="attachment_337309" align="aligncenter" width="300" caption="Pulau Tunda - Backpacker Jakarta"]
![1416810579320408908](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1416810579320408908.jpg?t=o&v=300?t=o&v=770)
[caption id="attachment_337310" align="aligncenter" width="300" caption="Tour Museum-Backpacker Jakarta"]
![14168106971223293461](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14168106971223293461.jpg?t=o&v=300?t=o&v=770)
Backpacker Jakarta (BPJ)  yang memiliki 10.000 member (per november 2014) tanpa disadari sebagai salah satu komunitas travelling yang memiliki massa besar ternyata memberikan dukungan bagi perkembangan pariwisata Indonesia di lokasi-lokasi yang belum begitu di ekspose. BPJ sebagai komunitas traveling dengan cara cost sharing / patungan apabila kita lihat dari traffic tripnya setiap sabtu-minggu ada 3 s/d  4 destinasi bahkan mungkin dalam setahun ada ratusan trip yang dituju . Bahkan ada trip menuju sebuah destinasi dibuat 2 s/d 3 sessi untuk menampung keinginan member Backpacker Jakarta, contohnya trip gunung Prau, Pura Parahiyangan Agung Jagatkarta, Gunung Munara, Goa Godawang, Curug Barong, dll.
[caption id="attachment_337471" align="aligncenter" width="300" caption="Reruntuhan Keraton Kaibon Serang-Banten"]
![14168386911388060928](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14168386911388060928.jpg?t=o&v=300?t=o&v=770)
[caption id="attachment_337481" align="aligncenter" width="300" caption="Museum Benteng heritage-Tangerang"]
![1416840340188319253](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1416840340188319253.jpg?t=o&v=300?t=o&v=770)
Sebagian member setelah trip selesai acapkali mengshare / membagikan foto di group facebook BPJ Â dan akun facebook pribadinya sebagai aksi narsis atau memang ingin menunjukkan keindahan area trip kepada teman-temannya. Sebagai gambaran apabila dari 1 (satu) Â orang member minimal memiliki 300 teman facebook dan dimana minimal 70 orang temannya adalah facebookers aktif atau hanya viewer / tukang intip maka sudah ada 70 orang yang terjangkau informasi wisata. Apabila kita bayangkan dari 10.000 member BPJ minimal 1 (satu) tahun sekali mereka trip berapa jumlah minimal jangkauan informasi wisata ????? Â Bagaimana bila 2 s/d 5 kali per 1 (satu) member / tahun melakukan perjalanan wisata sungguh luar biasa jangkauannya, bahkan di Komunitas BPJ terdapat member yang hampir tiap minggu melakukan perjalanan wisata dan aktif mengshare foto perjalanannya.
[caption id="attachment_337489" align="aligncenter" width="300" caption="Keindahan Alam mempererat persahabatan"]
![14168413411288782030](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14168413411288782030.jpg?t=o&v=300?t=o&v=770)
[caption id="attachment_337494" align="aligncenter" width="300" caption="Pantai Batu Hiu - Pangandaran"]
![14168419191174013754](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14168419191174013754.jpg?t=o&v=300?t=o&v=770)
Tujuan wisata Backpacker Jakarta sangat bervariasi, ada yang puncak gunung mengejar matahari, ke pantai menikmati air laut, ke pulau merasakan terisolasi dan city tour menonton gemerlapnya kota. Ada 3 (tiga) admin yang saya kenal di BPJ yaitu : Edi M Yamin, Rusmiyana dan Selly Sukesi, merekalah yang mengkoordinir kegiatan di BPJ dan mengawasi dan mengontrol lalu-lintas group Facebook Backpacker Jakarta. Dengan hadirnya Backpacker Jakarta sangat membantu negeri ini mempromosikan keindahan Indonesia karena member komunitas backpacker jakarta terkenal cukup aktif dan narsis.
[caption id="attachment_337473" align="aligncenter" width="300" caption="Floating Market Lembang-bandung"]
![1416839541158174616](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1416839541158174616.jpg?t=o&v=300?t=o&v=770)
[caption id="attachment_337491" align="aligncenter" width="300" caption="Pelabuhan Sunda Kelapa"]
![14168415221341215723](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14168415221341215723.jpg?t=o&v=300?t=o&v=770)
Sudah saatnya Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif merangkul komunitas-komunitas travelling di dunia online untuk dapat berkerjasama dalam mempromosikan pariwisata Indonesia. Karena  Komunitas Travelling ini cendrung masih bersifat media pertemanan antar traveller dan ajang cari informasi ala warung kopi, belum diarahkan menjadi alat bantu NEGERI ini dalam mempromosikan destinasi daerah wisata secara lebih komunikatif. Sebetulnya apabila Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melakukan pembinaan dan kerjasama yang baik yaitu dengan melakukan ngobrol bareng, melakukan share ilmu fotografi ponsel dan DSLR -pembelajaran mengemas short video yang tematic-personal branding, membuat konten blog yang viral,dan TRIP bareng Komunitas, ini akan lebih membantu pemerintah dalam mengembangkan pencitraan Indonesia lebih baik. Kehadiran para komunitas travelling ini sejatinya menjadi corong yang sangat efektif  untuk memperkenalkan destinasi-destinasi yang belum begitu dikenal dikalangan para traveller lokal dan turis asing, karena ada kecendrungan komunitas trevelling mengadakan Trip ke lokasi-lokasi yang belum dikenal dibandingkan dengan melakukan perjalanan wisata yang sudah cukup dikenal seperti BALI-Yogyakarta-Bandung. Aksi mereka bagi Indonesia berdampak meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitar destinasi wisata yang belum dikenal.
[caption id="attachment_337501" align="aligncenter" width="300" caption="Menikmati sang surya tenggelam"]
![14168775811358416457](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14168775811358416457.jpg?t=o&v=300?t=o&v=770)