Mohon tunggu...
Myrna Fitria
Myrna Fitria Mohon Tunggu... Human Resources - Aku Berfikir dan Aku Berasa

12 Tahun Profesional Banker. 6 Tahun Profesional SOE. Author Buku Hunian Nawacita Rakyat Bahagia dan I Am A Leader; Memimpin di Era 4.0

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memikirkan Pendidikan Anak dengan Bakat Ilmu Kehidupan

25 November 2019   17:30 Diperbarui: 25 November 2019   17:44 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mas Menteri #Nadiem yang cerdas, 

Saya salut dengan visi Anda yang Anda sampaikan dalam video pada Hari Guru tahun ini. Namun demikian tolong dipikirkan juga boleh ya, bagaimana metode mendidik anak - anak yang bakatnya di ilmu kehidupan. Mereka bisa jadi tidak terlalu pandai logika dan ilmu pasti, karena jiwanya bebas dan memiliki sensitifitas perasaan. 

www.Gramedia.com
www.Gramedia.com

Biasanya di sekolah mereka akan di cap bodoh oleh gurunya dan disarankan masuk sekolah khusus atau SLB. Padahal mereka tidak kategori ADHD, hanya bakatnya saja berbeda. Misalnya mereka lebih suka main games walau tidak mengerti berhitung dan tidak memahami nilai uang. Atau lebih tertarik mencari tahu soal sejarah nusantara dan pahlawan kemanusiaan. Sebagian dari mereka lamban berpikir, dan sebagian lagi gesit namun dipersepsikan malas belajar. 

Sebagai #Mendikbud anda tentu bertanggung jawab juga memikirkan pendidikan yang sesuai bagi anak -anak ini agar mereka tidak salah jalur belajar mistik dan ilmu kebatinan dari sumber yang tidak bertanggungjawab dan menjadi "calon warga negara kelas 2". 

I hope you would think about it thoroughly, objectively, and understand it with your heart. Mereka tidak sedikit jumlahnya dan berada di seluruh daerah, hanya saja tidak terdata.

Semoga Anda sukses dan diberkahi Tuhan YME. Selamat Hari Guru, semoga seluruh ilmu dan pengalaman yang diberikan guru Indonesia adalah ladang ibadah yang menjadikan mereka mulia di sisi Tuhan YMK. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun