Mohon tunggu...
rakyan bumi
rakyan bumi Mohon Tunggu... -

penggiat pertanian selaras alam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fungisida dan Bakterisida Organik

12 Oktober 2012   07:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:54 42975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

FUNGISIDA DAN BAKTERISIDA ORGANIKa



Latar Belakang

Selain akibat hama, organisme penganggu tanaman yang seringkali menggagalkan pertanian adalah jamur dan bakteri penyebab penyakit pada tanaman. Bakteri dan jamur penyebab . penyakit ini sangat berbahaya karena penularannya yang dapat melalui air, angin maupun embun selain melalui kontak langsung antar tanaman ataupun dengan perantaraan aneka makhluk hidup. Oleh karenya pengamatan musim atau cuaca serta ketelitian petani menjadi sangat penting.

Tujuan :

]Petani mampu mengenal gejala dini serangan jamur maupun bakteri

]Petani mampu memahami dan dapat mengembangkan aneka sumberdaya hayati untuk fungisida maupun bakterisida

]Petani paham dan trampil membuat aneka formula fungisida dan bakterisida

Materi :

Ketika tanaman di lahan tiba-tiba menjadi layu dan cepat menular maka patut diduga bahwa tanaman tersebut terkena penyakit akibat jamur ataupun bakteri melalui akarnya. Ketika yang layu hanya sebagian dari batang tubuh tanaman maka bisa jadi disebabkan oleh hama atau penyakit. Kondisi tersebut seringkali membuat petani panik untuk langsung disemprot dengan pestisida tanpa mengamati terlebih dahulu penyebab nyatanya, yang akibatnya hanya membuang biaya. Bahkan akibat air semprotan tersebut malahan menyebabkan penularan yang lebih cepat.

Gejala umum tersebut biasanya kemudian diikuti dengan busuk akar atau sebagian organ. Setelah beberapa hari baru tercium bau busuk tanaman (gejala serangan bakteri) atau tanaman kering dan tumbuh benang-benang jamur atau bahkan badan sporanya (gejala serangan jamur).

Penanganan dini yang perlu dilakukan adalah segera membakar atau memendam tanaman yang mati tersebut jauh dibawah daerah perakaran atau bahkan di luar lokasi pertaniannya serta kemudian segera melakukan pengendalian atau pencegahan pada tanaman yang belum terserang dengan fungisida atau bakterisida. Pencegahan dini biasa dilakukan dengan penebaran jenis jamur antagonis atau jamur penyubur yang dapat menggusur atau mencegah perkembangbiakan jamur penyebab penyakit tanaman.

Fungsi Fungisida adalah untuk membasmi jamur yang menyerang tanaman baik pada akar, batang ataupun daun. Sedangkan bakterisida adalah pembunuh bakteri penyebab penyakit busuk bagian tanaman. Serangan jamur dan bakteri ini biasanya terjadi karena tanah yang terlalu basah, terlalu asam, ataupun luka tanaman akibat gesekan-himpitan-goresan. Berbagai tanaman yang sering diserang jamur adalah tomat, cabe, dan kentang ataupun tanaman lain.

Beberapa formula pengendalian jamur dan bakteri penyebab penyakit tanaman tersebut adalah sebagai berikut :

xPengendalian dengan Tetumbuhan

Cara 1. Dengan empon-empon

Bahan :

1.Jahe1 kg

2.Lengkuas1 kg

3.Kunyit1 kg

4.Labu siam1kg

Caranya :

Keempat bahan tersebut diparut lalu diperas dan disaring diambil airnya. Masukkan air saringan tersebut ke dalam botol atau tempat air lainnya untuk persedian sewaktu-waktu. Untuk pemakaian campurlah setiap satu liter air dengan 20 cc larutan fungisida tersebut.

Jika diperlukan untuk bahan perekat lain dan sekaligus sebagai protein bagi tanaman maka tambahkan 2 butir telur ayam untuk campuran fungisida alami.

Sumber : Kelompok Ngudi Lestari Makmur, Jumapolo Karanganyar, Jateng

Cara 2. Bunga kertas atau Bougenville

Bunga kertas atau bougenville dapat juga digunakan sebagai bahan pestisida alami.

Bahan :

1.Daun Bougenville1 kg

2.Susu sapi1 liter

Caranya :

Masukkan 1 kg daun bunga kertas taruhlah tong, masukkan air mendidih dan diamkan selama 24 jam. Tambahkan 1 liter air susu sapi rebus. Saringlah air larutan tersebut. Ramuan ini sudah siap dipakai sebagai pestisida alami dengan diencerkan 10 kali.

Hama dan penyakit yang dikendalikan adalah penyakit layu pada pisang dan lada, dan juga mengendalikan terjadinya penyakit pada tanaman.

Cara 3. Kenikir (marigold)

Kenikir selain daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sayuran, kenikir yang warna bunganya berlainan dapat digunakan sebagai bahan pestisida alami.

Bahan : 1 kg bunga kenikir (kenikir) bisa juga ditambahkan bahan-bahan lain.

Cara membuat :

Tempatkan 1 kg bunga kenikir dalam tempat bisa dari plastik atau gerabah. Tuangkan air mendidih sebanyak 10 liter dan diamkan selama 24 jam. Saringlah dan ambil airnya.

Cara penggunaan :

Air larutan tersebut disiramkan pada lahan tanaman yang terkena nematoda akar.

Cara 4. Daun Sirih dll.

Bahan :

1.Daun Sirih 6 genggam

2.Belerang¼ kg

3.Labu Siam2 kg

4.Jinten¼ kg

Cara pembuatan : Labu siam diparut sampai halus dan kemudian diperam. Ambil airnya. Belerang, daun sirih, jinten, ditumbuk hingga halus. Campur ketiga bahan tersebut dalam air perasan labu siam. Aduklah hingga merata. Larutan tersebut kemudian didiamkan hingga 1 minggu.

Penggunaan : Campurlah larutan tersebut setiap 1 liter dengan 10 liter air dan semprotkan pada waktu matahari bersinar, atau setelah matahari terbenam.

Cara 5. Tembakau

Bahan :

Daun tembakau (sebaiknya limbahnya)200 kg

Cara membuat :

Daun tembakau dihancurkan dengan mesin penghancur atau pisau menjadi serpihan kecil.

Aplikasi :

Benamkan 200 kg serpihan limbah daun tembakau per hektar lahan di sekitar perakaran tanaman atau dibenamkan bersama pupuk.

Cara 6. Biji Mimba

Bahan :

Biji mimba20 gr atau daun mimba 50 gr

Deterjen atau sabun colek1 gr

Air1 liter

Cara membuat :

Haluskan biji atau daun mimba. Jika ada, penghalusan bahan tersebut dapat menggunakan blender. Bahan tersebut dicampurkan dalam 1 liter air dan ditambahkan 1 cc deterjen cair atau sabun colek. Larutan diendapkan semalam dan keesokan harinya disaring. Larutan yang sudah disaring siap digunakan.

Aplikasi :

Semprotkan larutan ke tanaman yang terserang penyakit. Apabila campuran daun atau biji mimba hendak diaplikasikan ke daerah perakaran maka campuran bahan tersebut tidak perlu disaring terlebih dahulu, tetapi langsung disiramkan ke daerah perakaran. Selain berperan sebagai pestisida nabati, bahan ini juga dapat berperan sebagai pupuk.

Cara 7. Daun Cengkih

(Ramuan untuk mengendalikan jamur Fusarium oxysporum penyebab penyakit busuk batang pada tanaman panili)

Bahan :

Daun cengkih50-100 gr

Cara membuat :

Daun cengkih dihancurkan sampai berbentuk serbuk atau tepung.

Aplikasi :

Taburkan dan benamkan tepung daun sengkih ke dalam tanah di sekitar perakaran tanaman sebanyak 50-100 gr per tanaman.

xMengatasi busuk batang dan layu pada tomat

Pembuatan

1.Cari daun bambu yang masih muda, ambil bersama pucuknya yang belum mekar

2.Cabut daun dan pucuk sebanyak dibutuhkan

3.Siapkan pula kunir dan bengle serta ember yang terbebas dari minyak dan garam

4.Lumatkan daun bambu

5.Kupas kunir dan bengle kemudian hancurkan

6.Rendamlah setiap 2 kg daun bambu dalam 10 liter air selama 6 jam atau lebih

7.Rendamlah ½ kg kunir dan ½ kg bengle masing-masing dalam 2 liter air

Penggunaan

Campurkan 4 liter larutan kunir-bengle dan 10 lt larutan daun bambu. Tambahkan 10-20 lt air. Siramkanlangsung pada tanaman dan media tanahnya. Daun bambu rendamannya bagus digunakan sebagai kompos.

(Pengalaman Iva A. UMY dalam Majalah Tani Lestari No. 5 ed. Nov-Jan 1998)

xPengendalian dengan Jamur Antagonis

Jamur antagonis dikembangkan sebagai sebuah teknik untuk menggusur jamur penyebab penyakit pada tanaman. Jamur ini punya kemampuan berkembang biak dan daya adaptasi yang lebih baik dibandingkan jamur pentebab penyakit. Ada beberapa jenis jamur antagonis yang sudah ditemukan, namun yang terbukti paling efektif dan mudah dikembangkan selama ini oleh petani adalah jenis Trichoderma sp, yaitu penggusur jamur penyebab busuk akar pada aneka tanaman.

§Jamur Trichoderma

Pembiakan cara 1.

Bahan :

1.Bekatul (dedak padi halus)

2.Biakan/inokulan jamur Trichoderma sp

Alat :

1.Alat pengukus

2.Plastik

3.Tampah

Cara membuat :

1.Katul diperciki air sampai macak-macak/tidak basah betul/pero.

2.Kukus sampai matang.

3.Dinginkan dan di ler/diratakan pada tampah yang bersih setinggi 10 cm.

4.Inokulasikan biakan jamur kemudian tutup rapat dengan plastik.

5.Simpanlah ditempat terlindung sinar matahari pada suhu kamar

Pembiakan cara 2.

Alat-Bahanyang dibutuhkan:

-Sekamatau bekatul

-Gula

-Soblok/kukusan

-Pemanas/kompor

-Kantong Plastik bening

Carapembuatan:

1.Sekam / bekatuldikukus sampai mendidih

2.Kemudian angkat dan kering anginkan

3.Setelah dinginmasukkan ke dalam plastik dan berikan jamurTricoderma bersama larutan gula 0,1 % dan simpan dalam suhu kamar.

4.Tunggu selama3 hari , kemudian lihat setelah 3 hari. Bilamana muncul benang-benang warnaputih berartipembuatan jadi

5.Jamur Tricoderma yang sudah tua/jadi akan berwarna hijau kehitaman

xFungisida dan Bakterisida OrganikSederhana

1.Siapkan daun rondo noleh, daun mindi, daun suren, daun tikusan, daun klereside, daun dan batang blekokan, kliko semboja, kliko pule, buah bawangan, daun kinang masing-masing sebanyak 1 kg kemudian ditumbuk halus dan dicampur air 5 liter

2.Siapkan jahe, laos, kunir masing-masing 1 kg kemudian ditumbuk halus dan dicampur air 2 liter

3.Campurkan larutan nomor 1 dan nomor 2 tersebut kemudian diperas dan disaring

4.Gunakan dengan dosis2 sendok makan larutan dalam1 liter air kemudian disemprotkan pada bagian tanaman terserang.

5.Catatan : cocok untuk mengatasi aneka mikroorganisme pengganggu tanaman (jamur-bakteri)

Teh Kompos lawan Penyakit tanaman

Teh kompos atau air ekstrak kompos ternyata dapat dipakai untuk melindungi tanaman dari penyakit/ patogen daun. Juga sebagai inokulan guna memperbaiki dan meningkatkan mikroflora tanah. Penelitian di mancanegara menunjukkan, ekstrak kompos efektif mengendalikan penyakit tanaman. Antara lain Phytophora infestants di kentang dan tomat,Botrytis cinerea di stroberi, Fusarium oxysporum, plasmopara viticola (embun tepung) di anggur, dan Sphaerotheca fuliginea (embun tepung) di mentimun.

Komponen aktif dalam ekstrak kompos yang telah dikenali termasuk bakteri (Bacillus), kapang (Sporobolmyces, dan Cryptococcus), serta jamur. Juga bahan kimia bersifat antagonis seperti phenol dan asam amino. Melalui sterilisasi, dan penyaringan nonaktif, ditunjukkan kemanjuran ekstrak kompos karena peran organisme hidup yang ada dalam larutan itu.

Pembuatannya sangat mudah. Kompos cukup direndam dalam air bersih. Perbandingan kompos dengan air adalah 1 : 5 hingga 1 : 8 (volume/volume). Setelah diaduk merata, air rendaman didiamkan hingga terjadi fermentasi. Suhu yang diperlukan sekitar 15oC-20oC. lamanya waktu ekstrasi dianjurkan antara 2 minggu hingga 21 hari. Namun, biasanya cukup selama 3 hingga 7 hari. Setelah waktu ekstraksi tercapai, campuran air dan kompos tadi disaring. Tujuannya memisahkan larutan dengan kompos padat. Larutan hasil saringan inilah yang digunakan menyirami daun tanaman.

a ditulis oleh Sunarno,SP  ( rakyan_bumi) sebagai bahan pendukung pelatihan pertanian organik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun