Pada dasarnya asertif ialah sikap mampu berkomunikasi secara jujur dan tegas, tetapi tetap menghargai dan menjaga perasaan lawan bicaranya. Sikap ini esensial untuk dimiliki banyak individu karena kemampuan berkomunikasi seperti ini akan meningkatkan rasa saling menghargai dan terbuka sehingga komunikasi berjalan secara singkat, jelas, dan efektif. Sikap asertif merupakan karakteristik antar pribadi yang mengenai emosi secara tepat, relatif terus terang dan tanpa perasaaan "tidak enakan" terhadap orang lain serta mengandung tingkah laku penuh ketegasan dan percaya diri, namun secara relevansi pada saat ini, hal itu berbanding terbalik pada kehidupan remaja yang sederhananya sikap itu tidaklah muncul dengan begitu saja, melainkan harus dipupuk dengan proses pembelajaran maupun pengalaman dalam berkehidupan khususnya Gen Z.
Jika berbicara menyangkut Generasi Z, generasi ini berada pada rentang kelahiran tahun 1997-2012. Dapat diketahui bersama bahwa Generasi Z familiar dengan generasi yang penuh keterbukaan pola pikir, melek teknologi, melek isu sosial serta pendidikan, mandiri, dan mempunyai simpati empati yang tinggi. Namun terlepas dari itu semua, Gen Z juga memiliki kekurangan salah satunya adalah menjadi People Pleaser. People Pleaser sendiri merupakan dorongan yang terlalu berlebihan untuk menyenangkan orang lain atau mengorbankan dirinya untuk membuat orang lain bahagia. Pada zaman ini tentu dapat dilihat secara seksama, terutama pada generasi muda ini khususnya Gen Z, banyak orang yang secara sadar mengorbankan dan mengikuti apapun hanya untuk suatu kebahagiaan orang lain yang padahal dirinya sendiri tidak mendapatkan apa-apa, tetapi ia kekeuh melakukannya demi orang lain. Tanda-tandanya seperti susah menolak orang lain, bilang maaf walaupun sebenarnya tidak ada salah, takut jika orang lain tidak menyukainya, selalu berkata "iya, iya, dan iya" namun dalam batinnya berkata "tidak" dan seterusnya. Contohnya selalu mengiyakan jika orang lain mengajak pergi ke kedai kopi mewah sedangkan keuangan kamu sendiri sedang seret, hal itu memiliki dampak antara lain mudah frustasi dan penyesalan, mudah dimanfaatkan, stres, dan lain sebagainya.
Individu Gen Z yang memilih berperilaku non asertif biasanya memiliki beberapa alasan yaitu misalnya adanya perasaan cemas, merasa segan ketika harus mengatakan tidak, takut apabila orang lain tidak menyukai atau tidak diterima oleh lingkaran pergaulannya, dan takut menyakiti. Ketika bersikap non asertif, seseorang sering kali menjadi korban oleh lingkungan sosial. Sementara itu jika berperilaku agresif, lingkungan yang kecipratan dampaknya. Oleh karena itu perilaku non asertif maupun agresif kurang efektif bagi hubungan interpersonal seorang individu khususnya Generasi Z. Pada dasarnya kita tidak harus memerlukan validasi dari orang-orang untuk mendapatkan kesan yang dipandang dan memiliki banyak teman. Banyak kiat untuk menjadi individu yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat maupun lingkungan tanpa harus mengais validasi setiap waktunya.
Sikap asertif ini penting dipupuk oleh individu untuk menumbuhkan sikap yang penuh dengan energi positif, karena apabila remaja tidak memiliki kemampuan dalam bersikap asertif, lambat atau cepat dan disadari atau tidak, generasi tersebut akan kehilangan penguasaan akan dirinya sebagai pribadi serta banyak dikuasai sikapnya oleh orang lain. Dengan memiliki kemampuan asertif individu dapat membentengi diri dari berbagai macam problematika di sekitarnya yang tidak sesuai dengan kata hatinya.
Generasi yang asertif akan lebih bahagia karena mampu bertindak dalam memproporsionalkan atau menyelaraskan pikiran, perasaan dan sikapnya dengan mampu secara asertif berarti generasi tersebut memiliki komunikasi psikologi yang baik. Memang benar mengambil kesimpulan bahwa adanya 'apapun yang berlebihan itu tidak baik', sekali ataupun dua kali itu merupakan hal yang lumrah, namun tidak untuk terus menerus untuk diikuti dan berkelanjutan karena dapat mengganggu kesehatan mental individu itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H