Karena dirasa apresiasi dari masyarakat cukup bisa didapatkan dengan sekadar penampakan yang demikian..maka orang kemudian cenderung 'menyesuaikan' dengan yang dimaui masyarakat tersebut.. Orang kemudian sekadar fokus mengejar sisi penampakan..tampak kaya..tampak berpangkat..dst..tanpa harus berfikir tentang fakta bermanfaat.
Dan kadang yang lebih rancunya lagi..sebagian orang yang mengejar penampakan itu tidak lagi mempedulikan juga bahwa dalam prosesnya menjadi kaya, menjadi berpangkat, justru kadang dengan merugikan orang lain..seperti misalnya melakukan bisnis yang sebenarnya merusak manusia..bahkan merusak alam..sampai dengan tipu-tipu..dsb, yang meraih pangkat juga dengan cara menyuap, menjilat, main sikut kiri kanan..dsb. Maka..penilaian masyarakat tentang sukses yang hanya berdasarkan "penampakan luar" mungkin perlu evaluasi.
Dan masalahnya lagi..kadang "orang sukses yang tampak luar" ini dilevel yang atas..dikondisi sekarang sangat memungkinkan mencalonkan diri jadi pejabat..seperti Bupati, Gubernur..dsb..dan karena secara karakter sebetulnya mereka bukanlah pribadi yang bisa diandalkan dalam hal memikirkan kepentingan rakyat...sehingga kalau yang seperti ini yang akhirnya menjadi pemimpin..maka permasalahan-permasalahan di masyarakat yang seharusnya perlu pemikiran solusi yang maksimal menjadi bisa terjadi kurang sesuai harapan.
Mungkin kemudian terpikir juga bahwa untuk saat ini sulit terelakkan..munculnya pemimpin pemimpin yang hanya karena kaya dan berpangkat..karena sistim-sistim yang ada sudah demikian adanya..
Dalam hal demikian kita kembali pada pemikiran tentang esensi diadakannya pemimpin bagi sekumpulan orang. Diadakannya pemimpin itu tentu dimaksudkan untuk lebih mengefektifkan pengantaran tujuan sekumpulan orang itu untuk menuju yang lebih baik..
Dengan pemahaman demikian maka sistim-sistim yang tersepakati..tentu juga dimaksudkan untuk lebih memperlancar pengantaran masyarakat menggapai tujuannya tsb. Sehingga kalau sekiranya sistim-sistim yang ada ternyata kurang bisa berperan sesuai fungsinya..mestinya..sistim tersebut segera ada perubahan.
Tentang bagaimana merubah memang mungkin tidak bisa dengan cara yang cepat..tapi misalnya saja hal demikian "mulai terpikirkan" oleh para cerdik pandai dan negarawan...sehingga mulai ada upaya selangkah demi selangkah...maka pelan pelan akan terjadi juga perubahan itu..demi lebih terpenuhinya hak esensial rakyat..
By logika awam