Suara air hujan bertemperasan di kaca jendela seolah mengejekmu
Mau sampai kapan kau tidak bosan
Menari dalam irama pilu, membekam  lara
Hanya demi kemestian
Hujan pun menjalani keniscayaan
Memberi basah seantero bentala
Dia dicintai dan dirindukan
Berkacalah...
Apakah hadirmu adalah asa bagi semesta?
Apakah yang kau jalani dicintai dan dirindukan seperti hujan?
Atau hanya sebuah darma yang tersurat
Nestapa hatimu meruah
Tertatih langkahmu sudah penat
Pijar di dadamu sudah terlalu sesak
Segala takzimmu telah tersampaikan
Lepaskan gulanamu
Kembalilah kepada kesukacitaan
Saatnya kau turutkan nafsi
Menjemput arunika di kaki langit
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H