Mohon tunggu...
Dwi Rakhmawati
Dwi Rakhmawati Mohon Tunggu... Guru - Sehari-hari belajar dan bermain dengan anak-anak di Sekolah Dasar kota kecil di Kota Solo.

Suka menulis dan bersahabat dengan alam. Saat ini mengajar di sekolah dasar. http://gurusahabatku.blogspot.com (alternatif blog yang lain).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tang Tung Tang Tung…si Tangan Ajaib

26 Maret 2011   14:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:25 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tung…tung…tung…dung! dung! dung!… dung! dung! dung!...  Suara keras berirama terdengar dari arah halaman dalam sekolahku. Penasaran, hingga kurelakan meletakkan bolpen merah dan setumpuk koreksian tes tengah semester murid-muridku. Setelah aku buka pintu kelas, semakin keras terdengar irama ketukan-ketukannya. Asyik mainkan musik tradisional Ulangan tengah semester alias mid baru sehari usai. Jika di SD tempatku mengajar, hari Sabtu adalah hari libur buat anak-anak (kecuali gurunya). Ditambah hari Ahad, jadi deh 2 hari yang mengasyikkan. Yah, lantaran jam sekolah di hari efektif dimulai dari jam 7 hingga ba’da Ashar. Makanya sempat aku heran, kok libur-libur ada anak yang masuk. Ada sekitar 10 anak yang kulihat tengah asyik mainkan alat musik. Kaos oblong dan sangat terlihat santai. Oh mereka sudah janjian rupanya buat main bareng. Biasanya kan mereka pakai baju seragam model koko. Biar masih SD, toh idealisme mereka untuk memainkan 2 jenis alat musik tradisional oke juga. Yang satu gamelan jawa, yang satu djembe (sering disebut jimbe) asal Afrika. Adam (muridku kelas 5) yang biasanya berlatih dalang, kali ini memainkan Demung, bagian dari perangkat gamelan berbahan kuningan dengan 7 nada. Dipadukan rebana dan kendang yang ditabuh bergantian. Feeling ketukan dan irama masing-masing alat, oke juga.

3 alat mahir dikuasai Adam Sementara Anggit, yang hobi mukul-mukul meja, asyik bermain Kethuk. Ditambah gelengan-gelengan kepala yang sangat luwes. Ya, rata-rata mereka anak kelas 5 dan kelas 4. Anak-anak lainnya serentak menabuh djembe. Alat berbahan kulit kambing ini tingginya bermacam-macam. Ada yang 50 cm, 60 cm hingga 65 cm. Masih ada lagi alat yang mereka mainkan. Ada Sangban, Djundjun dan Kenkeni. Bahan yang digunakan berbahan kulit sapi dengan kayu mahoni ataupun kayu nangka. Aku menikmati permainan mereka. Meski jujur, aku sendiri belum bisa memainkan alat-alat ini. Tapi ada hal yang membuat ku bangga. Alhamdulillah, masih ada anak-anak yang menyukai dan mempelajari alat musik tradisional, tanpa sedikitpun merasa terpaksa. Dengan musik mereka saling menghargai, antara kakak kelas dengan adik kelas. Dengan musik mereka menghibur orang lain, tanpa batas usia. Dan dengan musik mereka bisa belajar menselaraskan perbedaan-perbedaan bunyi masing-masing alat.
Saling menghargai perbedaan Sungguh bahagianya mereka. Bahagiaku juga, melihat cara 'cantik' mereka memadukan berbagai perbedaan dalam harmoni yang lebih indah dan bisa dinikmati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun