Mohon tunggu...
Dwi Rakhmawati
Dwi Rakhmawati Mohon Tunggu... Guru - Sehari-hari belajar dan bermain dengan anak-anak di Sekolah Dasar kota kecil di Kota Solo.

Suka menulis dan bersahabat dengan alam. Saat ini mengajar di sekolah dasar. http://gurusahabatku.blogspot.com (alternatif blog yang lain).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gunung Pasir di Kali Gendol

6 Maret 2011   01:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:02 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapapun pasti tidak menginginkan bencana. Begitupun saat kemarin sore saya dan suami berniat silaturahmi ke rumah saudara di Pakem Kaliurang. Jalur yang kami pilih adalah melewati Ponggok - Manisrenggo - Cangkringan - Pakem. Perjalananku dengan mas amri terhenti di sebuah jembatan yang biasa kami lalui. Sungai itu sekarang berubah menjadi bukit-bukit pasir. Sekilas seperti panen pasir dan batu (bagi para penambang). Truk-truk berlalu lalang, begu-begu pun ramai disewakan. Begu & truk penambang pasir Perjalanan kulanjutkan sampai Cangkringan. Dikanan kiri jalan, sawah menghijau, beberapa siap dipanen. Subur...mungkin inilah berkah dari Alloh lewat merapi. Rejeki pasir bagi penambang & pengrajin batako, pupuk bagi petani. Bahkan rejeki untuk bakul-bakul dadakan karena desa Cangkringan & Argomulyo seperti menjadi tempat 'wisata' baru (yang ini ironi tapi benar terjadi).

Sawah menghijau disepanjang lereng Merapi Motor-ku belok ke arah kali Gendol. Batang-batang pohon banyak yang mati, gersang. Pasir menggunung sangat tinggi dan volume yang sangat tinggi. Banyak rumah tak lagi berbekas. Kata Pak Dhe-ku, warga di lereng sini sudah pasrah, dan banyak-banyak memuji kebesaran Alloh. Pak Dhe bilang, sebenarnya lebar sungai itu dulunya ya seperti sekarang ini (yang dilewati lahar). Hanya beberapa orang lantas nekat membangun rumah ditepian kali (sungai), hingga kali makin menyempit. Jadi kalau 'diminta' lagi (jalur lahar) ya sudah semestinya diikhlaskan saja.
Aliran lahar dingin Merapi kembali menerjang gunungan pasir (5/3/2011) Tiba-tiba helm yang kupakai berbekas rintikan hujan abu. Kali Gendol yang tadi baru saja kulihat hampir mengering, tiba-tiba saja muncul gulungan lahar berbau belerang, asap mengepul tinggi, batu-batu besar turun mengikuti arus yang kian membesar & melebar. Subhanallah...inilah kuasa Alloh swt. Semoga Alloh senantiasa melindungi kita, amin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun