Pernikahan dini banyak terjadi dan banyak di beritakan di televisi maupun di dunia maya penyebabnya karena ketika masa pandemi seperti ini para remaja tidak banyak melalukan aktifitas seperti ketika bersekolah,dan keputusan para orang tua setuju anaknya menikah muda karena faktor dari omzet yang turun bahkan di phknya dari pekerjaan,juga faktor faktor ekonomi lainnya yang membuat guncangan ekonomi dalam rumah tangga.
salah satunya kasus yang terjdi diKabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).EB (15) melangsungkan pernikahan dengan suaminya UD (17) pada 10 Oktober 2020. Namun, tidak melibatkan Kantor Urusan Agama (KUA)."EB"mengaku menerima lamaran dari "UD" karena merasa tidak punya pilihan. Meski statusnya masih pelajar SMP, selama pandemi tak ada aktivitas yang dilakukan.
Selain faktor tersebut, kondisi ekonomi yang terbatas juga menjadi pertimbangannya untuk menerima lamaran "UD". Sejak kedua orangtuanya bercerai, ia hanya tinggal berdua bersama neneknya dengan kondisi serba kekurangan.
Oleh karena itu, ia percaya keputusannya menikah dengan "UD"dapat membuat hidupnya lebih baik. Apalagi ia sudah mengenal "UD", yang putus sekolah, gigih dalam bekerja.
Walaupun seperti itu menurut saya pernikahan muda di masa seperti ini bukan salah satu jalan keluar yang baik kita sebagai orang yang lebih paham seharusnya memikirkan mereka di masa yang akan datang,kita harus banyak memperhitungkan mental mereka ,justru menurut saya ketika mereka merasa bahwa keseharian mereka hanya itu itu saja kita sebagai tokoh orang dewasa memberi pengarahan kepada si anak agar bisa lebih krestif membuat inovasi yang tidak memerlukan biaya banyak seniman seniman yang membuat karya dari bahan bahn yang sudah tidak terpakai hingga memiliki harga jual yang mahal itu bisa menjadi salah satu pembangkit ekonomi yang sedang goncang/menurun.
bukan dengan menikahkan anak kita bersama pria yang jelas sama-sama masi remaja/bersekolah, karena menurut artikel yang saya baca dalam menikah muda tidak hanya materi yang perlu kita kuasai juga mental kita ,karena permasalahan dalam berumah tangga tidak hanya sebatas "keuangan"seperti yang banyak terjadi akhir akhir ini banyak wanita yang menjadi "orang ketiga"di dalam rumah tangga orang lain,nah kita sebagai remaja yang cerdik harus berfikir ke berbagai arah, dalam fase-fasenya manusia apalagi yang sudah berumah tangga akan mengalami masa puber kembali /masa dimana kita menyukai wanita /pria lain di usia kita menginjak kepala 2 Â -3.
nah ketika hal itu terjadi nanti karena bekal pengetahuan kita kurang akan menjadi pemicu  terjadinya "PERCERAIAN"di masa mudaa,karena belum bisa membawa diri kita kepada jalan keluar yang lebih baik pasti akan memilih jalan untuk bercerai dan pergi bersama yang lain.
hal ini akan berpengaruh besar apalagi ketika istri yang akan di tinggal kan ini sedang bunting,ini akan menambah populasi anak yang kurang kasih sayang orang tuanya"BROKEN HOME" hal ini jika kita pikirkan panjang akan terjadi tekanan pada mental sang anak ketika usia beliau menginjak remaja karena ia merasa bahwa tidak ada yang memperhatikannya ahirnya ia terjerumus ke hal yang negatif.
nah oleh karena itu saya saran kan agar untuk kedepannya para orang tua bisa lebih selektif juga lebih mempertimbangkan lagi jiga ingin menikahkan anaknya di usia muda kita harus bisa mengiring mereka ke hal yang membuat masa depan mereka lebih berarti dari pada sekedar memiliki anak di usianya yang masi suka bermain dan belajar.AYO JADI REMAJA YANG BIJAK ,BELAJARLAH MENILAI SESUATU DARI BERBAGAI ASPEK !!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H