Sudah hampir 3 tahun dunia dilanda pandemi virus COVID-19, yang saat ini semakin banyak variasi baru infeksi virus COVID-19. Hal ini menyebabkan kehebohan besar di seluruh wilayah karena hampir semua bagian kehidupan terpengaruh.Â
Dampak besar yang dirasakan terutama oleh masyarakat Indonesia adalah dari segi kesejahteraan, sekolah, sosial dan keuangan.Â
Individu pada saat ini tidak dapat menyelesaikan latihan biasa mereka, seperti sebelum pandemi Coronavirus melanda.
Sejak perkembangan infeksi virus COVID-19, berbagai masalah telah muncul. Karena infeksi virus COVID-19 tidak hanya menyerang orang, tetapi juga mempengaruhi ekonomi dunia, dan mempengaruhi aktivitas publik di berbagai belahan dunia.Â
Salah satunya di ranah pembelajaran di Indonesia, saat ini pembelajaran jarak jauh atau di web dilakukan, untuk mengurangi penyebaran infeksi virus COVID-19 di Indonesia.
Sistem pendidikan di Indonesia juga telah berubah menjadi sistem pengajaran jarak jauh, sejak adanya COVID-19. Infeksi virus  ini telah menyebar hampir ke seluruh penjuru dunia, dan sudah lama menjadi perbincangan di mana-mana.Â
Awal kemunculan infeksi virus COVID-19 ini adalah di kota Wuhan, Cina. Hingga akhirnya menyebar dan menjadi sorotan di Indonesia pada maret 2020, pemerintahan mengumumkan dua kasus pasien virus COVID-19 di Indonesia.
Pembelajaran Jarak Jauh mengharuskan siswa memiliki perangkat khusus, misalnya ponsel dan PC. Selain itu, penyesuaian jarak juga harus didukung oleh jumlah web dan tanda yang cukup.Â
Dalam Pembelajaran Jarak Jauh ini, otoritas publik membuat komitmen kritis dalam mendukung pelaksanaan aksi pembelajaran jarak jauh ini. Diantaranya adalah memberikan bantuan porsi kepada pengajar dan siswa yang sangat bermanfaat dalam ukuran pendidikan dan pembelajaran.
Namun, tidak sedikit pihak yang juga menguasai sistem pembelajaran jarak jauh yang diberikan oleh pemerintahan, yang mengharuskan siswa untuk tetap di rumah dan belajar online.Â
Ketidakmampuan sekolah dalam memfasilitasi merupakan faktor utama yang menjadi kendala selama pelaksanaan pembelajaran internet. Demikian juga, ada banyak elemen berbeda yang menghalangi kecukupan pembelajaran dengan kerangka kerja ini, termasuk:
1. sarana dan prasarana
gadget merupakan pendukung inovasi yang juga menjadi masalah untuk pertemuan pembelajaran jarak jauh. Bantuan pemerintah untuk pendidikan sangat minim sehingga sulit untuk memenuhi hal-hal tersebut.Â
Seperti halnya siswa, tidak semua orang tua siswa dapat memberikan fasilitas yang cukup kepada anak-anak mereka. Terlepas dari apakah mereka memiliki atau tidak fasilitas tersebut.
2. Jaringan
Jaringan juga sangat penting dan sangat mempengaruhi kecukupan pembelajaran dengan online saat ini. Organisasi yang temperamental akan mengganggu siklus belajar, terutama bagi individu yang tinggal di daerah yang masih jauh dari inklusi sinyalÂ
3. Biaya
Biaya juga sangat mungkin menjadi bagian utama dalam kerangka pembelajaran ini. Pembelajaran berbasis online membuat pangsa yang dibeli untuk kebutuhan online sangat tinggi, banyak pendidik dan wali tidak siap untuk membangun rencana keuangan dalam memberikan jaringan internet.
Dalam pengaturan ini sifat pengajaran dan pembelajaran dan sifat sekolah mulai ditangani. Bahkan ada pertanyaan bahwa sifat instruksi akan membusuk. Pemerintah juga harus fokus pada perangkat pendukung agar daerah dapat mengikuti aturan ini dengan baik, melihat berbagai variasi yang ada di Indonesia seperti keuangan, sosial, kemampuan topografi, dll. Ini adalah ujian paling kritis dalam dunia pembelajaran saat ini. , otoritas publik melalui Layanan Persekolahan harus meringankan kemungkinan penurunan sifat pengajaran seperti memandu pengaturan ke dalam kerangka sekolah umum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H