"Oke Mbak," sahut Yogi pendek, sembari meminggirkan mobilnya ke pinggir jalan, dan tepat berhenti di depan penjual duren yang beratap terpal. Gundukan durian dipajang di dalam tenda. Ada yang hanya satu butiran saja, tapi ada juga yang sudah diiket terdiri dari beberapa butir. Hanya saja yang diiket ukuran duriannya lebih kecil.
Setelah turun dari mobil, Yogi bergegas ke arah penjual durian. Sementara saya, Pak Tono, Richard dan Anggun, langsung menuju bangku dan meja yang ada di tenda yang sama. Bangku dan meja ini memang disediakan khusus untuk pembeli yang ingin langsung mencicipi durian di tempat.Â
Tak lama, Yogi menghampiri. Lalu ia mengobrol dengan Anggun. Saya sendiri dengan Richard dan Pak Tono, asyik membuka obrolan lain.
Tidak lama, Yogi kembali ke penjual durian, tak jauh dari tempat kami duduk. Terlihat ia ngobrol sebentar dengan penjual durian, lalu balik lagi, sambil menenteng seikat durian. Ada empat butir durian ukuran sedang yang ditenteng.Â
Selanjutnya, kami pun pesta belah durian. Daging durian, rasanya memang tak semanis durian montong, tapi cukup memuaskan. Apalagi harganya yang ramah kantong. Untuk empat butir durian, harganya  tidak sampai 100 ribu. Murah bukan. Jadi kalau lagi berkunjung ke Kendari, cobalah pesta belah durian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H