Setiap individu yang diciptakan memiliki kelebihan saja terkadang masih iri dengan kemampuan individu lainnya. Misalkan di sekolah. Kita ambil saja nama Taufik dan Dimas.Â
Taufik iri dengan  dengan Dimas yang bisa menyelesaikan soal matematika dengan cepat dan tepat. Mau berusaha sekeras apa pun Taufik belajar, masih kalah jauh dengan Dimas si jago matematika. Di sisi lain, Dimas iri dengan Taufik. Taufik adalah orang yang humoris, maka tidak heran jika Ia memiliki banyak teman.
Semua individu pasti pernah mengalami rasa iri. Jika itu sedang terjadi pada dirimu, lebih baik kamu segera melihat kelebihan yang kamu punya. Maksimalkan kelebihan yang kamu punya untuk menutupi kekurangan. Pada akhirnya, mereka berdua belajar untuk fokus pada kelebihan mereka.Â
2. Mengapresiasi pencapaian sekecil apa pun
Usaha apa pun itu patut kita apresiasi. Mau itu usaha kecil maupun usaha besar. Karena dibalik usaha tersebut ada diri kita beserta doa yang sudah bekerja keras untuk mencapai target tersebut. Dibalik itu semua ada sebuah proses yang tanpa sadar akan membentuk diri kepribadian manusia.
Dengan mengapresiasi usaha, kita akan mampu membangun kepercayaan diri. Hal ini tentunya akan membuatmu lebih semangat untuk mengejar suatu target. Tidak perlu mewah untuk mengapresiasi diri. Cukup katakan saja "Aku sudah bekerja keras minggu ini. Ini saatnya aku bermain game.". Atau seperti ini "Sudah gajian, boleh lah beli tas baru."
Tidak perlu drama besar jika ekspektasimu tidak tercapai. Daripada membuang waktu hanya memikirkan hal kecil, kenapa kita tidak mengubahnya menjadi apresiasi kecil? Selain membangun kepercayaan diri, kita juga ingat caranya bersyukur.
3. Berdamai dengan masa lalu
Masa lalu adalah sejarah. Yang namanya sejarah, sudah tidak bisa diulang kembali. Hanya bisa meratapi dan pelajari. Kita juga dibentuk oleh masa lalu. Banyak kesalahan-kesalahan sepele yang tidak ingin kita temui. Sejarah membentuk kepribadian kita tanpa sadar.Â
Mungkin ada suatu kejadian yang kurang menyenangkan di masa lalu. Dari situ, cara kita menerima adalah salah satu dari berdamai dengan masa lalu. Pengalaman pahit yang sudah kamu lalui merupakan berdamai dengan masa lalu. Ikhlas menerima keadaan yang dulu dan sekarang. Pahit dan sakit yang sudah kamu lewati justru kamu jadikan pengalaman dan pelajaran.