Tampaknya, saat ini perubahan paling cepat terjadi di media sosial. Konsumsi media sosial semakin bertambah seiring berkembangnya waktu.Â
Bisa dibuktikan banyak sekali persaingan ketat antara aplikasi media sosial yang terus bertebaran di jagat maya. Sebut saja Tik Tok, Instagram, Twitter, bahkan YouTube.
Tidak hanya untuk kebutuhan pribadi, media sosial digunakan juga sebagai media berkarya serta promosi.Â
Banyak pengusaha di luar sana memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi. Anda ingin berkarya?Â
Tentu saja bisa, bahkan di era digital ini kreativitas sudah menembus batas.Â
Secara tidak langsung, media sosial sudah menjadi salah satu kebutuhan yang wajib. Tak jarang banyak dari kita yang menjadikan media sosial sebagai standar hidup.
 Apa sih Social Media Detox itu?Â
Social media detox adalah kegiatan mengurangi konsumsi media sosial untuk kesehatan mental kita.Â
Saya menekankan kata mengurangi karena kita sebagai manusia tidak akan pernah bisa lepas dari yang namanya bersosialisasi. Mau se-introvert apapun Anda, tetap membutuhkan relasi.
Sebelum kita masuk ke segmen "menjalani social media detox", ada baiknya Anda mengetahui ciri-ciri orang yang sudah terkena detox (racun) akibat media sosial.
- Sering merasa cemburu dan galau melihat orang lain sukses dari kita.
- Menjadikan media sosial sebagai standar kehidupan.
- Memakan mentah-mentah berita hoaks.
- Isi media sosialmu kebanyak konten tidak bermanfaat sama sekali.
- Menghabiskan waktu berjam-jam di media sosial.
Apakah Anda termasuk salah satu di antaranya?Â