Masa remaja memang didominasikan dengan pencarian jati diri. Tak heran banyak sekali remaja yang mengambis ingin mengapai impiannya. Mulai dari umur 15-20 tahun, itu adalah umur dimana remaja sedang gencar-gencarnya untuk menggapai impian mereka.
Saat diumur segitu lah mereka baru menyadari bahwa dunia tidak hanya sekedar sekolah, kerja, dan kuliah. Termasuk diri saya. Di artikel ini saya akan mereview film khas negeri Korea selatan yang berjudul "Start-Up".
Eitts bukan drama Start-up yang ada Han ji-pyeong dan Nam Do-San ya ... ada lagi film yang berjudul sama, namun alur ceritanya jelas berbeda sekali.
Di artikel ini saya akan mereview Start-up karya sutradara Choi Jeong-Yeol. Sebelumnya, film ini merupakan adaptasi dari Webtoon karya Jo Geum San berjudul Shidong. Jo Geum-San merupakan komikus terkemuka di Korea Selatan setelah dia merilis komik berjudul "Save Me".
Dibintangi oleh beberapa aktor ternama seperti Park Jung-Min sebagai Taek-II, Jung Hae In sebagai Sang-Pill, Man Dong Seok sebagai Geo-Seok, dan Kim Kyung-Duk sebagai Bae Gu Men. Serta diproduksi oleh Next Entertainment World.
Start-Up Mengisahkan dua orang remaja pria yang layaknya seperti anak remaja pada umumnya. Taek-II dan Sang-Pill adalah sahabat baik, mereka tinggal di Seoul ibu kota Korea Selatan. Mereka berdua bisa dibilang nakal, apalagi Taek-II suka sekali membantah sang Ibu. Dia bahkan putus sekolah saking nakalnya.
Walaupun menghadirkan dua tokoh utama remaja pria, akan tetapi film ini memfokuskan jati diri Taek-II daripada alur cerita Sang-Pill. Jadi jangan heran jika 80% jalan cerita ini didominasi oleh Taek-II.
Bermula ketika Taek-II harus mengembalikan motor yang dibeli online. Bersama Sang-Pill, mereka berdua membawa motor tersebut kepada penjual. Namun, di tengah jalan, ada salah satu orang yang sengaja merusak motornya. Kaca spion kanannya pun pecah. Sang-Pill dan Taek-II mengejar orang tersebut.
Sebelum lanjut, kenapa film ini patut masuk list rekomendasi, simak ulasan berikut ini.
Temanya yang berat namun diringkas dengan ringan
Layaknya film Korea pada umumnya, film Start-up memasukkan nilai-nilai sosial yang sering berada di masyarakat. Banyak sekali pesan moral yang hadirkan. Tetapi kadang luput dari pandangan kita. Seperti kenakalan remaja, perdagangan manusia, dan kejamnya dunia kerja. Masing-masing tokoh memang sedang ditimpa kegalauan. Disitulah cara mereka masing-masing menyelesaikannya.
Sama seperti yang dialami Taek-II dimana dia berkeinginan kuat untuk hidup bebas setelah putus sekolah. Hari-hari dijalani dengan sahabatnya Sang-Pill, namun konflik antara dia dan dan ibunya menghasilkan dia kabur dari rumah.
Choi Jeong-Yeol sukses mengkritik salah satu poin penting di film ini yaitu, kasih sayang seorang ibu. Taek-II memang hanya dibesarkan oleh seorang ibu yang merupakan tulang punggung keluarga. Maka dari itu, kurangnya kasih sayang mengharuskan Taek-II tumbuh menjadi pribadi yang nakal dan suka membantah.
Di sisi lain, Sang-Pill bekerja sebagai reternir. Dalam pekerjaannya tersebut, Sang-Pill merasa tersiksa dan terpaksa harus memukuli orang yang tidak bersalah jika tidak mengembalikan pinjaman dalam bunga yang tinggi. Ini semua demi hidupnya dan neneknya yang sudah pikun.
Oh ya salah satu tokoh perempuan berambut merah bernama Kyung-Joo harus kabur dari kejaran beberapa pria perdagangan manusia.
Menampilkan krisis jati diri dalam balutan komedi
Film ini siap membuat tertawa. Choi Jeong-Yeol tampaknya sukses membuat penonton terhibur dari kocaknya para pemain yang hadir tanpa mengurangi inti cerita.
Taek-II kabur dari rumah karena ingin membuktikan pada ibunya bahwa dia bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Dari situlah dia belajar apa itu tanggung jawab. Dia mendapatkan pekerjaan di restoran cina sebagai pengantar makanan. Dia berkenalan dengan Geo-Seok dan Bae Gu-Man.
Mulai dari awal hingga akhir, film ini siap mengocok perutmu kapan saja. Tokoh yang paling membekas dan kelewat lucu adalah Geo-seok. Dia adalah seorang koki di restoran cina. Perawakannya yang besar dan berambut bob potong pendek memang terlihat sangar. Apalagi wajahnya yang terlihat ingin mengundang tawa.
Karena kepribadiannya itulah Taek-II dan Geo-Seok sering sekali bertengkar. Bahkan pertengkaran harus membuat kita tertawa sejadi-jadinya. Pertengkaran mereka amat special dikarenakan pertengkaran mereka dibalutin oleh bumbu komedi. Bae Gu-Man senang sekali melihat mereka bertengkar.
Bermula ketika Geo-Seok suka sekali menggoda Taek-II karena dia adalah pria yang lemah menurutnya. Maka dari itu setiap bertemu dia, Geo-Seok tidak sengan mengusilinya. Taek-II sebenarnya sudah tidak tahan. Namun, mau bagaimana lagi.
Tidak hanya Geo-Seok saja yang mampu mengundang tawa. Hampir seluruh pemain yang hadir mampu membuat kita merasa terhibur akan tingkah laku mereka. Di film ini, semua pemain patut diacungi jempol.
Sinematografinya yang apik
Kita bisa melihat di trailer tersebut, bahwa hampir keseluruhan sinematografi yang ditampilkan tidak main-main. Dibalik ceritanya yang seru, sinematografinya juga patut diapresiasi Menurut saya, sinematografinya pun terkesan colorfull. Tidak terlalu dingin maupun hangat. Sudut pandang kamera pun mampu membuat kenyamanan mata untuk penonton. Tidak hanya itu, pengambilan angle kamera pun terkesan unik.
Walaupun tidak menampilkan sisi kota secara keseluruhan. Pengambilan sudut gambar kamera merupakan kunci kesuksesan sinematografi dari film Start-up.
Backsound yang mendukung
Poin plus yang bisa saya tambahkan adalah backsound yang mendukung setiap adegannya. Ketika ada suatu adegan kejar-kejaran, telinga akan menangkap gitar elektrik yang dimainkan dengan tempo cepat.
Ketika ada adegan berantem, backsound berubah menjadi gendang. Hal itu membuat jantung ikut terbawa suasana. Sesuai dengan apa yang terjadi di film tersebut pokonya backsoundnya pantas mendapat bintang lima.
Hmm ... kira-kira rating yang pantas berapa ya? Kalau di IMDB sendiri, film start-up mempu mencetak skor 6.3/10Â di IMDB. Memang pantas banyak yang menyukainya. Selain humor yang disungguhkan, film ini cocok untuk ditonton bersama keluarga. Walaupun film ini sudah dirilis lama, tapi kesan fim ini tidak akan pudar seiring perkembangan zaman. Banyak sekali pelajaran hidup yang didapatkan.