Semarang (02/02/2022) -- Kemajuan tujuan pembangunan berkelanjutan alias sustainable development goals (SDGs) terhambat oleh pandemi Covid-19. Terdapat sejumlah target SDGs yang sangat terdampak pandemi Covid-19. Terutama yang menyangkut pembangunan lingkungan.
Di era pandemi COVID-19 saat ini terdapat berbagai masalah yang serius bagi masyarakat salah satunya yaitu penurunan perekonomian di segala lini usaha. PSEKP Kementrian Pertanian (2020) mengungkapkan bahwa salah satu dampak yang akan sangat dirasakan terkait dampak COVID-19 adalah ketersediaan pangan bagi seluruh rakyat. Oleh karena itu, masyarakat dituntut untuk tidak berdiam diri dan memikirkan jalan keluar untuk dapat bertahan di masa pandemi ini.
Gangguan yang lebih serius dideteksi pada sistem distribusi dan pemasaran sarana-prasarana pertanian, sehingga pertanian skala kecil seperti pertanian keluarga maupun kelompok tani masyarakat perkotaan juga ikut terkena dampaknya.Â
Salah satunya yakni masyarakat Kelurahan Pandean Lamper yang mendirikan sebuah kelompok tani guna menguatkan ketahanan pangan. Terdapat dua kelompok tani yang tervalidasi di kelurahan ini. Kelompok tani ini bernama "Kabluk Rukun Makmur" dan "Kelina Pandean".Â
Pendirian kelompok tani ini bertujuan untuk membantu megatasi permasalahan ketersediaan pangan selama pandemi Covid-19 karena Kelurahan Pandean Lamper merupakan salah satu kelurahan dengan kepadatan penduduk yang tinggi hal ini disebabkan karena banyaknya jumlah anggota keluarga yang ada.
Kurangnya sumber daya yang ada di Kelurahan Pandean Lamper membuat seluruh kegiatan produksi menjadi berhenti sampai sekarang. Dengan adanya KKN TIM I UNDIP 2021/2022 yang bertema "Pemberdayaan Masyarakat Menuju Pasca Pandemi COVID-19 berbasis SDGs" Maka dari itu Mahasiswa KKN Tim I UNDIP melakukan revitalisasi kelompok tani di Kelurahan Pandean Lamper.
Kegiatan ini mengupayakan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada seperti limbah di lingkungan sekitar untuk mengoptimalkan lahan yang tersedia sebagai media percepatan tanam. Raka menyebutkan dalam program ini sejalan dengan fokus tujuan capaian SDG's point 2 yaitu untuk mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan nutrisi yang lebih baik dan mendukung pertanian berkelanjutan.
"perlu adanya perhatian khusus yang dimulai dari kelompok-kelompok masyarakat pertanian yang ada karena sebagai ujung tombak dan penggerak sektor pertanian dalam melakukan percepatan tanam untuk mendukung gerakan ketahanan pangan (GKP) secara nasional." Tutur Raka Zacky Firzatullah salah satu mahasiswa peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro
Berdarsarkan pada laporan FAO (2014), pertanian keluarga mempunyai peran penting dalam kehidupan sosial ekonomi, lingkungan, dan budaya karena pertanian keluarga dan pertanian skala kecil tidak dapat dilepaskan dari ketahanan pangan dunia, sehingga diharapkan mampu memenuhi fungsi untuk memenuhi pangan dunia (feeds the world), menciptakan kesejahteraan (generates well being), memerangi kemiskinan (combats poverty), serta melindungi biodiversitas dan lingkungan.
Raka menuturkan, dengan adanya revitalisasi ini diharapkan masyarakat dapat memperoleh benih siap tanam yang unggul dan dapat mengelola limbah perikanan yang ada di lingkungan sekitar untuk mengoptimalkan lahan yang tersedia sebagai media percepatan tanam, serta dapat mengurangi pencemaran lingkungan.
Penulis : Raka Zacky Firzatullah
Dosen Pembimbing Lapangan : Desyta Ulfiana, ST., MT.
Lokasi KKN : Kelurahan Pandean Lamper, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H