Mohon tunggu...
Raka Siwi
Raka Siwi Mohon Tunggu... Editor - Professional Couch Potato

Ya, jadi begini

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menertawakan Kehidupan Pelik

1 November 2018   21:39 Diperbarui: 2 November 2018   13:19 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bisa saja besok. Atau lusa. Kalau masih bisa ketemu tahun depan ya syukur"

Teman saya ini adalah orang yang senang bercanda. Dia selalu tertawa untuk hal kecil bahkan yang dianggap tidak lucu. Dia selalu cerita. Namun tawa kali ini membuat saya miris dan teriris.

Tidak hanya sampai di situ, rupa-rupa kehidupannya pun pelik. Ada masalah hutang dan ekonomi, sejumlah besar uang yang ditahan pihak sana-sini. Ada juga perkara hubungannya apakah akan dilanjutkan menjadi serius. Belum masalah keluarganya. Dia tetap tersenyum.

"Ah aku sudah serahkan sama Tuhan, tenang saja"

Dia masih sanggup tertawa. Namun saya merasa malu. Seperti tertampar.

Saya berada dalam salah satu titik terendah hidup saya. Karir saya sedang jatuh, kehilangan pekerjaan dengan cara menyakitkan. Usahakan untuk cari sana sini, selalu gagal meskipun tinggal selangkah atau dua langkah. Saya terpaksa berpisah dengan kekasih saya. Dan banyak rupa-rupa kehidupan yang saya miliki.

Saya pikir, saya sudah cukup pelik. Saya kecewa. Tidak bersemangat pula tidak bersyukur. Semuanya saya anggap tidak adil. Ada kawan saya yang sudah berkembang kesana kemari. Ada yang segala sesuatunya dipermudah. Namun saya, selalu jatuh.

Teman saya tetap tertawa, dan saya semakin malu. Saya urungkan niat saya untuk mengeluh peliknya kehidupan saya. Kami tertawa menikmati malam. Kalau sekiranya ini yang terakhir, saya ingin menutup malam kawan saya dengan tertawa.

Dan berjanji pada hati kecil saya. Bertahan dan bangkit ya, diriku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun