Mohon tunggu...
RAKASIWI AYUNDA PUTRI
RAKASIWI AYUNDA PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Akuntansi Universitas Mercu Buana Dosen Prof. Dr. Apollo M.Si.Ak. NIM 43220010185 RAKASIWI AYUNDA PUTRI Universitas Mercu Buana Jakarta

Mahasiswi Akuntansi Universitas Mercu Buana Dosen Prof. Dr. Apollo M.Si.Ak. NIM 43220010185 RAKASIWI AYUNDA PUTRI Universitas Mercu Buana Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penjelasan Mengenai Aset Tetap Tak Berwujud dengan 2W, 1H [What, Why, How]

4 April 2022   22:14 Diperbarui: 4 April 2022   22:24 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama : Rakasiwi Ayunda Putri

NIM : 43220010185 

Dosen Pengampu: Apollo, Prof, Dr, M.Si.Ak, CIFM, CIABV, CIBG 

2w, 1 H [what, why, how] Tentang Aset Tetap Tak Berwujud

What: Apa sebenarnya aset tidak berwujud itu? 

Aktiva atau aset tidak berwujud adalah suatu aset yang tidak terlihat wujudnya tetapi tetap memiliki nilai bagi perusahaan serta umur ekonomisnya lebih dari satu tahun. Aset tidak berwujud didefinisikan seperti aset lain (tidak termasuk aset keuangan) yang tidak memiliki fisik. Banyak aset tak berwujud diperoleh dari hak kontraktual atau dari pemerintah.

Aset tidak berwujud memiliki tiga utama Karakteristik:

  • dapat diidentifikasi. Untuk dapat diidentifikasi, aset tidak berwujud harus dipisahkan dari perusahaan (dapat dijual atau dialihkan), atau timbul dari kontraktual atau hak hukum dari mana manfaat ekonomi akan mengalir ke perusahaan.
  • tidak memiliki keberadaan fisik. Aset berwujud seperti properti, pabrik, dan peralatan memiliki bentuk fisik. Aset tidak berwujud, sebaliknya, memperoleh nilainya dari hak dan keistimewaan yang diberikan kepada perusahaan yang menggunakannya.
  • bukan aset moneter. Aset seperti deposito bank, rekening piutang, dan investasi jangka panjang dalam obligasi dan saham. Namun, aset moneter memperoleh nilainya dari hak (klaim) untuk menerima kas atau setara kas di masa depan. Aset moneter tidak diklasifikasikan sebagai tidak berwujud. Dalam kebanyakan kasus, aset tidak berwujud memberikan manfaat selama beberapa tahun. Karena itu, perusahaan biasanya mengklasifikasikannya sebagai aset tidak lancar.

Why: Mengapa aset tidak berwujud penting bagi perusahaan?

Dalam banyak kasus, aset tidak berwujud paling bernilai yang dimiliki perusahaan. Dimana perusahaan mengidentifikasikan dan menilai aset tak berwujud yang dihasilkan sendiri atau dibuat dalam perusahaan. Keberadaan aset tak berwujud dibuktikan oleh fakta bahwa aset tersebut dibeli, dijual, diberi izin, baik secara terpisah maupun bersamaan dengan kelompok aset yang lebih luas. Contohnya, pembelian bangunan pabrik dan mesin -- mesin yang berhubungan akan meliputi perolehan aset tak berwujud, yaitu izin operasi untuk pabrik tersebut, hak air yang terkait dengan pabrik tersebut, dan hubungan dengan pelanggan yang telah dibangun oleh pemilik pabrik.

Jadi, Jika suatu perusahaan tidak mencantumkan aktiva atau aset tak berwujud, hal itu akan berpengaruh ke seluruh perusahaan. Tingkat kepentingannya hampir sama dengan aktiva berwujud. Perolehan aktiva tak berwujud dicatat dan diakui sebesar nilai faktur serta ditambah semua biaya yang menyertai untuk mendapatkan aset/haknya.

How: Bagaimana perolehan aset tak berwujud?

Mengakui aset tak berwujud yang diperoleh secara terpisah sebagai bagian dari suatu pembelian secara paket dan bagian dari akuisisi perusahaan. Aset tak berwujud merupakan satu proporsi yang terus meningkat dari aset perusahaan. Karena sifat dari aset tak berwujud, akuntansi untuk aset tak berwujud membutuhkan aturan -- aturan penilaian dan penurunan nilai yang berbeda dibandingkan dengan aturan -- aturan yang berlaku untuk aset tidak lancar berwujud.

Aset tidak berwujud yang dihasilkan sendiri tidak diakui di dalam neraca. Aset tidak berwujud yang diperoleh dinilai pada jumlah yang dibayarkan untuk membelinya. Aset tidak berwujud sering diperoleh dalam pembelian secara paket sehingga total harga pembelian akan dialokasikan berdasarkan estimasi nilai wajar dari seluruh aset yang dibeli. Nilai wajar dari suatu aset tak berwujud dapat diestimasikan menggunakan harga pasar, pendekatan nilai sekarang tradisional, atau dengan pendekatan perkiraan arus kas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun