Ki Ilat Putih dulunya pendekar hebat hampir tak tertandingi di Jawadwipa. Jurus andalannya adalah Lara Tanpa Tenaga, ia akan terlihat sakit dengan wajahnya pucat seperti tak punya tenaga, dan lidahnya putih namun bisa memanjang dan sangat kuat, mampu melilit lawan hingga terkulai lemah, terkapar di tanah.
Di masa tua, ia memilih bertapa di goa Kiskendha, menunggu seorang pemuda menyambanginya untuk menurunkan kesaktian.
Namun bukan sembarang pemuda yang mampu masuk ke tempat Ki Ilat Putih bertapa. Haruslah pemuda yang bersih hatinya dan mau bersahabat dengan kera-kera yang menghuni goa tersebut. Sekali saja membunuh seekor kera, maka tamatlah riwayatnya diserang ribuan kera lainnya.
"Kakang diutus pergi ke goa itu, Harum. Mahapatih Gajah Mada menjanjikan jabatan Senopati Utama bagi yang berhasil berguru pada Ki Ilat Putih".
"Tapi Kakang, Harum punya firasat buruk...."
"...Belum ada yang berhasil memasuki goa itu dan berguru padanya, Kakang. Aku khawatir jika......."
"Kematian adalah takdir wahai kekasihku. Yakinlah kita akan hidup bahagia bersama. Jika tidak di dunia ini, pasti di nirwana nanti..."
"Kakang......."
Harum........."
Keduanya berpelukan sebelum kembali ke pusat kota Trowulan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H