Mohon tunggu...
Su Liwa
Su Liwa Mohon Tunggu... -

Penumpas kejahatan di muka bumi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jika Tak di Dunia Ini, Pasti di Nirwana Nanti

5 Juni 2012   05:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:23 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Putri, lalu dari manakah Kakang dapat menghidupi keluarga Kakang, adik masih kecil, sementara Ibu sudah renta, ayah telah tiada sejak lima tahun lalu".

"Ah Kakang, panggil saja saya Harum, Kakang", Putri Harum Hutan memerah pipinya.

"Eh iya, Ha.. Harum", baru kali ini ia memanggil kekasihnya dengan namanya sendiri. Meskipun ia sangat mencintainya, tapi ia sadar betul, ayah Putri Harum Hutan adalah petinggi kerajaan.

"Kakang bisa diangkat menggantikan di Kadipaten Munjungan tempat ayah memerintah dulu".

"Tapi Harum, aku tak punya kecakapan memerintah, Kakang lebih suka menjadi prajurit. Mati sebagai pahlawan yang membela Majapahit adalah impianku Harum",

Sambil menghela nafas, Sumitro memeluk erat tubuh wanita yang menyandar di pundaknya. Mentari di ufuk barat tampak malu mengintip dua insan yang kasmaran.

"Duhai Harum, jika Dewata sudah menakdikan kita hidup bersama, tak ada yang mampu menghalanginya, meski kita berbeda kasta", Sumitro berucap sambil memejamkan mata.

"Lusa akan ada pertempuran melawan pemberontak...."

"Kakang ditugaskan menjadi salah satu prajurit yang berangkat kesana, Harum".

"Jangan tinggalkan Harum, Kakang", sambil memeluk tubuh kekar sang kekasih.

"Tidak, Harum. Kakang pergi hanya sementara. Setelah pertempuran nanti Kakang akan berguru kepada Ki Ilat Putih".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun