Setiap keluarga atau orangtua pasti mendambakan anak yang shaleh & shalihah, cerdas, kuat dan sehat, yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Serta menjadi pribadi yang taat. Tentu saja itu, tidak hanya menjadi sebuah impian saja, melainkan harus diimplementasikan dalam pola pendidikan terhadap anak dan keluarga.
Akhir-akhir ini sering bermunculan kasus pembulian, pembunuhan yang dilakukan oleh anak kepada orangtuanya sendiri, penghinaan yang baru-baru ini dilakukan oleh anak-anak smp yang viral karena menghina anak-anak yang sedang digenosida oleh iblis Israel. Ini bentuk nyata bahwa cacatnya pendidikan.
Dalam Islam kita sudah diberikan beberapa contoh terbaik oleh Allah SWT dari mulai Nabi Adam as, hingga Nabi Muhammad Saw. itu tiada lain untuk diteladani oleh setiap insan yang hidup di dunia ini.
Seperti contohnya Nabi Zakaria as mendambakan seorang anak yang shaleh yang nanti dapat melanjutkan risalah kenabian. Harapan dan do'a Nabi Zakaria as itu diabadikan oleh Allah SWT dalam Qur'an surat Ali Imran: 38;
"Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.""
Dalam mewujudkan tujuan mulia itu, dibutuhkan model pendidikan yang benar, yang sesuai dengan ajaran Islam. Model pendidikan yang tepat dapat dikaji dari berbagai ayat Qur'an, yang salah satunya menjelaskan tentang bapak para Nabi yaitu Nabi Ibrahim as. yang berhasil mendidik anak dan keluarganya menjadi generasi yang shalih, yaitu Ismail as. dan Ishak as. yang keduanya juga menjadi Nabi. Berikut adalah model pendidikan yang diterapkan oleh Nabi Ibrahim as.;
1. Memilih istri shalihah
Istri shalihah akan melahirkan anak yang shaleh pula, sebab ibu merupakan madrasah pertama bagi anak-anaknya. Tapi keshalihan seorang ibu, tentu akan sulit mendidik anak agar taat kepada Allah SWT., rasulNya serta kedua orangtuanya. Sarah adalah istri pertama Nabi Ibrahim as. dan beliau seorang wanita yang shalihah. Sekian lamanya belum dikaruniani anak oleh Allah, atas saran Sarah, Nabi Ibrahim menikah dengan seorang wanita budak yang berkulit hitam, sederhana, taat dan berakhlak mulia. Hasil pernikahannya melairkan seorang anak shalih yang bernama Ismail.
Berdoa kepada Allah agar dikaruniai anak yang shalih. Meski Ibrahim seorang Nabi dengan gelar "Khalil Allah" (kekasih Allah), beliau tetap berdoa kepada Allah agar diberi anak yang shalih (QS. as-Shaffat: 100).
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang saleh.""
2. Menjadi teladan yang baik untuk anaknya