5. Mencintai anak karena Allah
Nabi Ibrahim as. mencintai Ismail tidak melebihi cintanya kepada Allah, karena hal ini akan mendatangkan petaka bagi keluarga (QS. al-Tawbah: 24).
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Katakanlah, "Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik."
Kewajiban utama orang tua kepada anak adalah memberikan pendidikan aqidah, ibadah dan akhlak agar selamat dari api neraka (QS. al-Tahrim: 6). Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
6. Melibatkan anak dalam membangun Ka'bah atau melibatkan anak untuk berjuang di jalan Allah
Nabi Ibrahim as mengajak anaknya untuk membangun ulang Ka'bah yang rusak karena peristiwa banjir sebelumnya. Ajakan Nabi Ibrahim as. ini mengajarkan kepedulian, menanamkan rasa memiliki dan tanggung jawab kepada anak terhadap pemeliharaan dan pengembangan Ka'bah sebagai rumah ibadah bagi umat yang beriman (QS. al-Baqarah: 125).
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Ka'bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. Dan jadikanlah maqam Ibrahim itu tempat sholat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ism'ail, "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, orang yang itikaf, orang yang rukuk, dan orang yang sujud!""
7. Mempersiapkan anaknya sejak dini menjadi pemimpin
Nabi Ibrahim as. selalu berdoa agar diberikan keluarga dan anak keturunan qurrata a'yun atau penyejuk hati dan menjadi imam atau pemimpin bagi orang lain yang bertaqwa (QS. al-Furqan: 74).
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Dan orang-orang yang berkata, "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.""