Namaku Adi sekarang aku sedang menuju kampung halaman ku di bandung, kakek ku meninggal beberapa bulan yang lalu... dan sekarang nenek ku sendirian di sana, aku datang umtuk berkunjung ke sana... sudah lama sekali aku tidak di sini, terakhir mungkin lebih dari 3 tahun yang lalu.
Umurku sekarang adalah 19 tahun... masih berjuang untuk masuk kuliah... ke depanya aku ingin jadi penulis... atau sesuatu sungguh yang di mana aku tidak perlu pusing dengan finansial di masa depan nantinya.
Aku melihat ke luar jendela, dulu aku ingat sisi kanan kiri jalan ini adalah hutan dan kebun... sekarang sudah menjadi perumahan kecil, aku tidak memiliki masalah dengan hal ini... tetapi armahum kakek ku menentang pembangunan di perumahan ini bersama beberapa orang.
Sayang jumlah mereka terlalu sedikit untuk suara mereka di dengar oleh pemerintah, banyak orang yang mendukung mengingat fasilitas di desa ku tifak begitu banyak... dan perumahan kecil ini mrmberi akses fasilitas fasilitas yang tidak ada di desa ku. Di sisi lain perumahan baru ini tidak merusak atau mengangguk aktifitas desa, aku masih bingung mengapa kakek menentang pembangunan ini...
Sesampainya di sana aku nelihat nenek ku duduk di terasnya... sendiri, biasanya kakek selalu duduk di sisinya, dan sekarang ia sudah tiada nenek sering duduk sendiri di teras. Aku datang mendekat, dan ia langsung mengenali ku, ibu dan ayah ku juga keluar mereka memberi salam begitu juga dengan diriku, kami di ajak masukÂ
"Aduh... maaf Adi... nenek gak punya apa apa" ucapnya sambil menaruh beberapa kue di dalam toples dan beberapa gelas teh dengan tekonya "ah... udah gak apa nek, maaf ngerepotin" ucapku merasa tidak enak, namun melihat dari reaksinya dan nada bicaranya ia kedengaranya senang... baguslah.
"Adi... gimana sama kuliah mu ?" Aku tersenyum kecil "gagal masuk nek... paling nanti nunguin tahun depan... itu juga belum pasti tahun depan bisa masuknya" nenek ku mengangguk angguk "memang mau ngambil jurusan apa kamu tuh ?" Aku langsung saja menjawab "sastra inggris" nenek ku menganguk sekali lagi. Orang tua ku baru saja selesai membereskan barang dari mobil dan kami berbincang di ruang tamu cukup lama.
Aku masuk ke bagian loteng atap rumah kakek nenek ku... aku ingat kakek selalu diam di sini, katanya sih kerja tapi aku tudak yakin pekerjaan apa yang melibatkan seseorang mengurung diri di sebuah loteng, aku ingat ayah, ibu, dan bahkan nenek dan aku kpernah kena marah karena tidak mendengarkan nya.
Sekarang ia sudah tidak ada dan rasa penasaranku benar benar besar, sesampainya di sana aku mrnemukan banyak sekali buku, dan kertas yang berserakan. Aku bahkan memukan sebuah pena, itu sangatlah antik dan indah, bagian kepalanya terbuat dari yang aku pikir emas dan peganganya terbuat dari sebuah kayu yang berkualitas tinggi... ini pasti mahal.
Pikir ku lalu menaruhnya lagi di tempatnya, ini adalah barang kepemilikan kakeku pasti berharga... sangat berharga dan sebaiknya di taruh pada tempatnya, aku menemukan sebuah buku, besar... jujur saja semua buku yang ada di ruangan ini cukup besar dan tebal namun yang satu ini menarik perhatian ku, dengan rantai dan gembok membuatnya tidak bisa di buka.
Mungkin kuncinya akan ada di sekitar sini, haruskah aku mencarinya ? Pada akhirnya aku di sini untuk memuaskan rasa penasaranku tentang loteng kakek. Â Aku pun menjelajah lebih dalam aku menemukan banyak kertas dengan tulisan tulisan di atasnya namun tujuanku adalah kunci dari buku yang sebelumnya aku temukan... hasilnya nihil aku tidak dapat menemukanya.