Mohon tunggu...
𝐀𝐑𝐘𝐀 𝐁𝐔𝐌𝐈
𝐀𝐑𝐘𝐀 𝐁𝐔𝐌𝐈 Mohon Tunggu... Seniman - 𝐁𝐔𝐌𝐈 𝐂𝐈𝐍𝐓𝐀, 𝐒𝐀𝐒𝐓𝐑𝐀, 𝐏𝐔𝐈𝐒𝐈

𝐉𝐀𝐆𝐀 𝐓𝐀𝐍𝐀𝐇 𝐉𝐀𝐆𝐀 𝐀𝐈𝐑 𝐉𝐀𝐆𝐀 𝐁𝐔𝐌𝐈

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Penjara Rasa

15 Juni 2024   19:48 Diperbarui: 15 Juni 2024   19:49 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan turun, Sayang
Aku masih di tempat gelap
tanpa lampu seperti tugu

Adakalanya kita penjarakan juga diri
Untuk lebih mengerti bahasa malam
dari kerangka kepala yang kadang pengap
Tentang ingin-ingin perasaan

Masih deras hujan yang terbit
Gitarku tertidur semenjak kemarin malam
Buku tak bisa kubaca penuh
Aku mencoba memanggilmu tanpa parau suara

Perziarahan sunyi
Aku mengukir cahya dari risau diri
Masihlah aku pada sekian jalan-jalan
Atau, mungkin kau akan juga di sini
Kita akhiri segala pertanyaan kini

Sedang kupersiapkan mimpi busuk
Keindahan absurd
Mengapa ada kesadaran, Sayang
Aku tak pernah mau tahu segala biang
Nafas saling berhamburan

Percayalah akupun awam biasa
kerap menangis tatkala jiwa bersujud
Kau paham tentang-Nya, yang menyegala
Aku benci dengan kerinduan mendalam
Bagai saat ini kurinduimu
"PEREMPUAN"

15-Juni-2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun