Dari tulisan yang saya kutip dari Novermal yuska dalam facebook beliau secara gamblang telah di jelaskan kondisi di beberapa titik abrasi di salah satu nagari Sumedang Kabupaten Pesisir Selatan.
Abrasi Pantai Sumedang Makin Parah PESSEL, BiNNews—Aliran muara sungai di Pantai Sumedang, tepatnya di Dusun Baru Sumedang, nagari Nyiur Melambai Pelangai, kecamatan Ranah Pesisir, kabupaten Pesisir Selatan itu mestinya lurus ke laut. Tapi sejak rawa di daerah Sungai Tunu dikeringkan, alur muara sungai itu membelok menyisir pantai bagian kanan. Dan, porak-porandalah kebun kelapa dan pemukiman yang ada dihantam ombak. Walau sudah menumbangkan ratusan pohon kelapa, dan meluluh-lantakan hampir 10 hektar areal perkebunan masyarakat, serta menghanyutkan dua buah rumah masyarakat, bencana abrasi pantai itu belum juga ditanggulangi oleh pemerintah. Walau sudah beberapa kali dikunjungi pejabat terkait, termasuk oleh Bupati Nasrul Abit, janji-janji itu masih tinggal janji seperti lagunya Hetty Koes Endang. Kini abrasi pantai itu kian parah dan terus mengancam keselamatan masyarakat setempat. Setidaknya itulah potret bencana alam abrasi pantai yang kini sangat diharapkan penanganan tanggap darurat dan permanen dari instansi terkait. “Ketika pasang naik, ombak masuk ke rumah saya,” sebut Asmon (43 tahun) yang pondasi rumahnya sudah tergerus ombak, Selasa (12/11) lalu. “Sudah dibuatkan pengamannya dari karung berisi pasir, tapi tetap tidak tahan,” keluhnya sembari berharap bantuan tanggap darurat dari pemerintah. “Dikasih batu bronjong mungkin akan lebih kuat,” ujarnya. Hal senada juga disampaikan oleh Lahmuddin (68 tahun). Rumahnya kini tinggal 2 meteran dari pinggir muara sungai. “Terpaksa diberi pengaman seadanya saja,” keluhnya sembari berharap rumahnya bisa selamat dari amukan ombak ketika pasang naik. “Kita hanya bisa pasrah sambil berusaha membuat penahan ombak sebisa kita,” tambahnya. “Kita berharap janji-janji pemerintah itu segera diwujudkan,” harapnya. Marjani (49 tahun) dan Asril Syam (56 tahun), tokoh masyarakat setempat menceritakan, sejak abrasi pantai melanda kampung mereka, sudah dua buah rumah hancur dibuatnya. “Kini tiga buah rumah dalam keadaan kritis,” ujar Marjani. “Empat rumah lagi juga terancam,” timpal Asril Syam. “Sedikitnya sudah 500 batang kelapa yang tumbang, dan hampir 10 hektar tanah kebun masyarakat luluh-lantak,” lanjut Marjani. Marjani dan Asril Syam yang didampingi pemuka agama, Buya Maas berharap janji Bupati Nasrul Abit untuk menormalisasi muara sungai tersebut segera direalisasikan. “Kita harap jangan tunggu ada korban jiwa, baru diperbaiki,” timpal Buya Maas pula. “Masyarakat di sini tetap bertahan karena tak ada tempat tinggal yang lain,” tambahnya sembari berharap segera dilakukan tanggap darurat untuk menyelamatkan rumah-rumah masyarakat menjelang normalisasi dilaksanakan. Walinagari Nyiur Melambai Pelangai, Darwis YA yang dihubungi via ponselnya mengatakan, pihaknya telah berulang kali menyampaikan persoalan tersebut ke Pemkab Pessel, melalui BPBD. “Tapi hingga kini belum juga ditangani,” ujarnya sembari meminta BPBD melakukan upaya tanggap darurat untuk menyelamatkan rumah-rumah masyarakat tersebut. “Masyarakat harus bersabar dan lebih waspada, dan jika membahayakan, segera mengungsi,” tambahnya. Hal senada juga disampaikan Camat Ranah Pesisir, Fachruddin, SH. “Kita akan terus mendesak BPBD dan Dinas PSDA untuk segera menormalisasi muara sungai tersebut,” ujarnya. “Tanggap darurat memang harus segera dilakukan,” tambahnya sembari meminta masyarakat bergotong royong membuatkan penahan ombak sementara. “Masyarakat jangan memaksakan diri, dan bila keadaan membahayakan, segera mengungsi ke tempat yang lebih aman,” tutupnya. Novermal
Sepertinya ini telah mendapat perhatian dari bapak bupati Pesisir Selatan Nasrul Abit, akan tetapi belum maksimal. Akhirnya abrasi pantai di Dusun Baru Sumedang, nagari Nyiur Melambai ditangani oleh Pemkab Pessel. Tahun 2014 ini muara sungainya dinormalisasi, dan tanggap daruratnya ditangani secara gotong royong oleh masyarakat yang dikoordinir pemerintah nagari dan kecamatan. Rabu pagi kemaren, Bupati Nasrul Abit beserta Kepala Dinas PSDA dan BPBD didampingi Walinagari dan Camat setempat meninjau lokasi abrasi, sekaliigus menyerahkan karung pasir dan bahan pangan.
Tindakan nyata sepertinya juga sudah dilakukan dengan membuat tanggul dari karung-karung pasir, sepertinya hal ini juga belum maksimal, sepertinya PEMDA harus mulai memikirkan membuat tanggul dari batu seperti yang terlihat di Pantai Pasir Putih Lengayang bekas bajir bandang beberapa tahun lalu, karena hanya cara itu yang bisa menghentikan abrasi air laut terhadap daratan pessel.
Disis lain bapak Syukanda dalam facebooknya juga memposting banyak foto-foto yang berkaitan kondisi titik abrasi yang ada pada Pantai Muara Kandis Punggasan Kec. Linggosari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera barat.
Kondisi yang semangkin parah ini harus mendapat perhatian oleh seluruh pihak terutama pemerintah daerah dan pusat karen perbaikan ini membutuhkan dana yang cukup besar, masalah ini harus segera di atasi sebul banyak masyarakat kehilangan tempat tinggal mereka.
Dalam hal ini pemerintah pusat terutama bapak Ir. Joko Widodo harus memberikan perhatian kepada masyarakat di kabupaten pesisir selatan tetang hal ini, disisi lain bapak JK sebagai sumando urang minang juga harus mulai perduli sebagai sumando kepada urang minang yang membutuhkan.
Sumber :
- Group FB DPP IKPS
- Akun Facebook Novermal Yuska
- AKun Facebook Syukanda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H