Proses menua merupakan suatu hal yang alamiah dihadapi setiap manusia. Hal tersebut juga menghadapkan kita pada kenyataan yang tidak dapat dihindari, dan tahap hidup yang harus siap diterima. Mempersiapkan diri untuk menghadapi usia lanjut merupakan suatu hal yang sangat penting, karena di dalamnya terdapat kesempatan untuk meraih kebahagiaan dalam damai sejahtera karena kasih Allah.
Semua orang yang ada di muka bumi ini dapat memuji kesuksesan dalam berbagai hal, seperti berhasil dalam profesinya, berhasil dengan nama baik dan sebagainya.Â
Namun, semua itu sejatinya akan memudar pada saat pensiun di hari tua. Dapat dikatakan, setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya. Maka dalam hal ini kita dituntun untuk lebih bijaksana dalam menghadapi dan menjalani kehidupan. Â Sebagaimana dituliskan dalam Pengkhotbah 3:1, "untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya.
Bila melihat dalam gerontologi yang merupakan ilmu yang mempelajari berbagai perubahan fisologis yang terjadi dalam proses menua, menyatakan bahwa setiap manusia mempunyai tiga jenis umur, yaitu umur kronologis, biologis, dan psikologis. Umur kronologis sendiri dihitung mulai tanggal lahir, jadi dapat ditentukan oleh jumlah yang telah dilalui, yang diperingati setiap tahun.Â
Lalu, umur biologis ditentukan oleh derajat fungsional dan kondisi tubuh kita. Dan umur psikologis ditentukan oleh tindakan dan perilaku seseorang, baik dari tingkat kedewasaan atau kematangan pribadi orang tersebut.
Banyak diantara kita memiliki pandangan yang begitu sempit, bila itu membahas tentang menua dengan menggunakan umur kronologis sebagai dasar acuan kegiatan dalam berkarya.Â
Padahal banyak karya besar yang terkenal baik itu dibidang sastra, seni dan ilmu pengetahuan dibuat pada saat mereka lanjut usia. Contohnya Daniel Defoe, Laura Ingals Wilder, G.Verdi,F.J dan G.F.Handel, Einstein dan lain-lain.
Alkitab mencatat bahwa pertambahan umur tidak secara otomatis membuat seseorang lebih bijak, hal tersebut dapat dilihat dari Ayub yang sudah lanjut usia dan merasa saleh serta bijaksana, ditantang oleh Elihu yang lebih muda.Â
Pada Ayub 32:8 di sana terlihat, Elihu bersikap hormat dan respek kepada orang yang berusia lanjut, namun, ia mengingatkan bahwa usia lanjut bukan menjadi jaminan adanya sifat bijaksana dan adil. Sejatinya bila mengacu pada ayat tersebut, sifat bijak dan adil itu tergantung faktor "roh yang ada di dalam manusia dan nafas yang Mahakuasa".
Sumber kebijaksanaan itu ada pada saat setiap orang dekat dengan Tuhan. Ayub sendiri mengakui, "konon hikmat ada pada orang tua, dan pengertian pada orang yang lanjut umurnya. Tetapi pada Allahlah hikmat dan kekuatan..." (Ayub 12:12-13). Hal tersebut juga dituliskan dalam Mazmur 111:10 "Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan..."
Dari hal ini kita belajar, bahwa semua manusia pasti akan menua tetapi menua bukan berarti berhenti untuk berkarya. Sebagai manusia yang hidup, kita harus terus berkarya namun jangan lupa untuk selalu jujur dan menjaga integritas kita serta memiliki sifat rendah hati. Menjadi tua itu pasti, tetapi untuk dapat menjadi dewasa itu perlu proses, dan sumber dari kedewasaan itu hanya dapat ditemukan dari kedekatan kita kepada Tuhan. (RAS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H