Seseorang bisa mendapatkan sukacita dari apa pun yang dikerjakannya. Namun, sukacita yang dihasilkan akan berbeda antara orang yang berada di dalam Tuhan dan yang tidak. Semuanya yang dunia janjikan hanya bersifat sementara. Semuanya yang dunia tujukan hanya tentang ke "akuan", namun bila kita di dalam Tuhan, kita akan melayani, mempergunakan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya. Kita lebih rindu menjadi berkat bagi sesama kita.
Seorang pemain basket yang hebat yaitu Michael Jordan, pada awal kariernya, ia lebih bersandar kepada bakatnya dan usaha-usaha untuk memenangkan pertandingan. Tetapi saat ia menjadi lebih dewasa, ia mengalihkan perhatiannya untuk menjadi pemimpin yang membuat seluruh timnya bermain lebih baik. Ketika ia menyadari untuk peduli kepada rekan satu timnya, disitulah ia dapat merasakan arti kehidupan yang sebenarnya.
Kita belajar bahwa salah satu mengenai waktu yaitu realitas waktu itu sendiri. Waktu selalu berkaitan dengan proses. Semuanya yang diciptakan di dalam dunia ini, pasti mengalami proses. Waktu merupakan sesuatu yang begitu penting dan serius, karena waktu adalah harta milik yang selalu dijalankan oleh manusia. Orang yang bijak pasti akan menghargai waktu yang ada. James Thurber pernah mengatakan, "Jangan melihat masa lalu dengan penyesalan, jangan pula melihat masa depan dengan ketakutan, tetapi lihatlah sekitarmu dengan penuh kesadaran." Jangan takut dengan kondisi kita saat ini, jangan khawatir akan masa depan kita. Karena kita (manusia) begitu berharga di hadapan Tuhan. Apa yang tidak mungkin bagi dunia ini, semuanya mungkin di dalam Tuhan. Ingatlah selalu: Titik terendah bukanlah tempat kamu untuk menyerah! (RAS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H