Mohon tunggu...
Raji Man
Raji Man Mohon Tunggu... Petani - Petani tulen

Hobi bola/ kepribadian saya harus jadi lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

8 Tahap Perkembangan Psikososial Erin Erikson

27 Oktober 2024   10:34 Diperbarui: 27 Oktober 2024   10:40 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tahap 7: Produktivitas vs. Stagnasi (40-65 tahun)
Di usia dewasa tengah, fokus individu beralih pada kontribusi terhadap masyarakat dan generasi berikutnya, baik melalui pekerjaan, keluarga, atau aktivitas sosial. Mereka yang merasa produktif dan memberikan kontribusi positif merasa puas dengan hidup mereka. Sebaliknya, jika mereka merasa stagnan atau tidak memiliki tujuan, mereka dapat mengalami rasa putus asa.

Tahap 8: Integritas vs. Keputusasaan (65 tahun ke atas)
Pada tahap ini, individu merenungkan hidup mereka. Mereka mengevaluasi pencapaian, hubungan, dan pengalaman hidup. Jika individu merasa hidup mereka berarti dan memuaskan, mereka akan merasakan integritas. Namun, jika mereka merasa menyesal atau tidak puas, mereka dapat mengalami keputusasaan.

Konsep Utama
Teori Erikson menekankan bahwa setiap tahap perkembangan tidak hanya berfokus pada aspek psikologis individu tetapi juga dipengaruhi oleh konteks sosial dan budaya. Setiap krisis yang dihadapi individu memiliki dampak yang signifikan terhadap pengembangan identitas. Keberhasilan atau kegagalan dalam menyelesaikan krisis di setiap tahap dapat mempengaruhi kesehatan mental dan hubungan interpersonal di masa depan.

Implikasi Teori
Teori psikosial Erikson memiliki banyak aplikasi dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, konseling, dan kesehatan mental. Dengan memahami tahapan perkembangan ini, profesional dapat membantu individu melewati tantangan yang dihadapi di setiap fase kehidupan. Misalnya, dalam konteks pendidikan, guru dapat menciptakan lingkungan yang mendukung anak-anak untuk mengembangkan kepercayaan diri dan keterampilan sosial yang diperlukan.

Kritik terhadap Teori Erikson
Meskipun teori ini sangat berpengaruh, ada beberapa kritik yang dapat diajukan. Beberapa ahli berpendapat bahwa tahapan tidak selalu bersifat linear dan dapat bervariasi antar budaya. Selain itu, faktor gender dan konteks sosial yang lebih luas tidak sepenuhnya ditangani dalam teori ini. Beberapa juga berpendapat bahwa penekanan Erikson pada konflik antara dua kutub dapat terlalu sederhana untuk menggambarkan kompleksitas perkembangan manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun