Tahap 7: Produktivitas vs. Stagnasi (40-65 tahun)
Di usia dewasa tengah, fokus individu beralih pada kontribusi terhadap masyarakat dan generasi berikutnya, baik melalui pekerjaan, keluarga, atau aktivitas sosial. Mereka yang merasa produktif dan memberikan kontribusi positif merasa puas dengan hidup mereka. Sebaliknya, jika mereka merasa stagnan atau tidak memiliki tujuan, mereka dapat mengalami rasa putus asa.
Tahap 8: Integritas vs. Keputusasaan (65 tahun ke atas)
Pada tahap ini, individu merenungkan hidup mereka. Mereka mengevaluasi pencapaian, hubungan, dan pengalaman hidup. Jika individu merasa hidup mereka berarti dan memuaskan, mereka akan merasakan integritas. Namun, jika mereka merasa menyesal atau tidak puas, mereka dapat mengalami keputusasaan.
Konsep Utama
Teori Erikson menekankan bahwa setiap tahap perkembangan tidak hanya berfokus pada aspek psikologis individu tetapi juga dipengaruhi oleh konteks sosial dan budaya. Setiap krisis yang dihadapi individu memiliki dampak yang signifikan terhadap pengembangan identitas. Keberhasilan atau kegagalan dalam menyelesaikan krisis di setiap tahap dapat mempengaruhi kesehatan mental dan hubungan interpersonal di masa depan.
Implikasi Teori
Teori psikosial Erikson memiliki banyak aplikasi dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, konseling, dan kesehatan mental. Dengan memahami tahapan perkembangan ini, profesional dapat membantu individu melewati tantangan yang dihadapi di setiap fase kehidupan. Misalnya, dalam konteks pendidikan, guru dapat menciptakan lingkungan yang mendukung anak-anak untuk mengembangkan kepercayaan diri dan keterampilan sosial yang diperlukan.
Kritik terhadap Teori Erikson
Meskipun teori ini sangat berpengaruh, ada beberapa kritik yang dapat diajukan. Beberapa ahli berpendapat bahwa tahapan tidak selalu bersifat linear dan dapat bervariasi antar budaya. Selain itu, faktor gender dan konteks sosial yang lebih luas tidak sepenuhnya ditangani dalam teori ini. Beberapa juga berpendapat bahwa penekanan Erikson pada konflik antara dua kutub dapat terlalu sederhana untuk menggambarkan kompleksitas perkembangan manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H