Bahasa adalah alat atau sarana untuk berkomunikasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri. Menurut Pateda (2011:7) bahasa merupakan deretan bunyi yang bersistem sebagai alat (instrumentalis) yang menggantikan individual dalam menyatakan sesuatu kepada lawan tutur dan akhirnya melahirkan kooperatif di antara penutur dan lawan tutur.
Dewasa ini bahasa mengalami perkembangan yang begitu pesat. Perkembangan ini dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan menjadi salah satu pengaruh pertukaran bahasa yang satu dengan bahasa lain, atau bahasa asing dengan bahasa Indonesia. Perkembangan dan kemajuan tersebut menyebabkan terjadinya perubahan arti dalam sebuah kata. Dalam hal ini, sebuah kata pada awalnya mengandungi sebuah konsep makna digunakan untuk mengacu kepada konsep makna yang lain. Perubahan tersebut terjadi akibat sebuah frasa atau kata telah berubah atau berkembang.
Salah satu pengaruh dari perkembangan bahasa yaitu maraknya penggunaan bahasa gaul (prokem). Prokem atau bahasa gaul adalah variasi bahasa berupa bahasa sandi yang dipakai dan digemari oleh kalangan remaja. Bahasa ini konon berasal dari bahasa preman. Bahasa gaul atau prokem digunakan sebagai sarana komunikasi di antara remaja sekelompoknya selama kurun tertentu. Hal ini dilakukan sebagai ungkapan yang dianggap tertutup agar kelompok lain tidak mengetahui apa yang dibicarakan.
Sering menjadi pembicaraan kalangan remaja yaitu kosa kata Kentang.
Apa sih arti dan makna kata 'kentang' yang diucapkan kalangan remaja saat ini???.
Menurut KBBI, kentang adalah jenis ubi yang bentuknya bulat-bulat juga termasuk tumbuhan sayuran yang banyak mengandung pati, Solanum tuberosum.
Lho, lalu apa nyambungnya kata kentang pada kalimat yang sering diujarkan kaum remaja?
Kata kentang, menurut bahasa gaul akronim dari "Kena Tanggung" yang merupakan situasi nanggung atau situasi yang hampir mencapai klimaks. Akronim ini sering digunakan kalangan remaja pada saat bercakap-cakap. Biasanya kata ini digunakan pada benda atau barang, sebagai bahan bercandaan dengan teman dan juga menerangkan sebuah situasi.
Contoh kalimatnya yang sering digunakan:
"Mohon maaf, hape kentang jadi gabisa buat tiktokan, hehehe." (Kalimat 1)
"Mana ada yang mau main sama elo, muka lu ketang gitu! Hahaha" (Kalimat 2)
"Nanti aja baliknya, kentang bangat nih, 20 menit lagi deh!" (Kalimat 3)
Pada kalimat 1, arti kentang (kena tanggung) dimaksud yaitu mengungkapkan bahwa hape yang dipakai tidak bisa untuk tiktokan karena spesifikasi atau keadaan hape tersebut tidak seperti hape yang lain yang bisa untuk tiktokan. Sama dengan kalimat 1, kalimat 2 juga bermaksud mengungkapkan ke-kentang-an wajah/muka. maksud kentang yang diasosiasikan pada muka yaitu kondisi muka yang pas-pasan, antara cantik dan tidak cantik (perempuan), atau ganteng dan tidak ganteng (laki-laki) sehingga teman-temannya mengejek tidak akan mau bermain dengannya dikarenakan mukanya 'kena tanggung'. Pada kalimat 3, mengandungi arti berupa situasi yang mana 'kena tanggung' situasinya tanggung 20 menit lagi.
Pernyataan di atas terjadi bahwa, kata kentang, kena tanggung mengalamin pergeseran makna meluas (Generalisasi), yaitu perubahan makna sebuah kata dari makna yang khusus/sempit ke makna yang lebih umum/luas.
Contoh kalimat:
- Ibu membeli kentang di pasar. (makna lama/khusus/sempit)
- Irwan tidak mau balik sekarang, katanya kentang, 20 menit lagi. (makna baru/luas)
Kata 'kentang'pada kalimat 1) menujukan makna lama/khusus/sempit dikarenakan memiliki arti kentang=ubi yang bentuknya bulat. Sedang 'kentang' kalimat 2) mengandung arti situasi yang nanggung, ketika irwan tidak mau balik sekarang, katanya nanggung 20 menit lagi. Jadi begitulah akronim 'kentang' dan arti perluasannya.
REFERENSI
Pateda, M. (2011). Lingustik Sebuah Pengantar. Bandung: Angkasa.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi V
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H