Si Putih Karya Tere Liye

Meresensi Buku

Judul:  Si Putih
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2021
Jumlah Halaman: 376 Halaman, 20 cm
Peresensi: R. Zaima Aliza

Negeri Fantasi       
 Si Putih merupakan novel fiksi yang ditulis oleh Darwis atau yang lebih dikenal dengan nama pena Tere Liye. Tere Liye adalah salah satu penulis yang produktif di Indonesia. Beberapa karyanya juga sudah pernah diadaptasi ke layar kaca seperti Hafalan Sholat Delisa, Bidadari-Bidadari Surga, Moga Bunda Disayang Allah, dan Rembulan Tenggelam di Wajahmu. 

Dan Si Putih ini merupakan buku ke sepuluh dari serial bumi yang mengisahkan pertualangan Raib, Seli, dan Ali menjelajahi dunia paralel. Si Putih adalah nama dari kucing kesayangan Raib. Pada buku ini akan membahas kisah masa lalu si Putih sebelum diletakkan di depan pintu rumah Raib sebagai hadiah ulang tahun.

Buku Si Putih ini mengulas cerita tentang masa lalu si Putih. Si Putih adalah seekor kucing kuno yang hidup pada ribuan tahun yang lalu di klan Polaris. 

Di klan Polaris lah cerita ini bermula, saat si Putih bertemu dengan N-ou. N-ou adalah seorang anak kecil yang terpisah dari kedua orang tuanya akibat pandemi di Klan Polaris. Klan Polaris adalah sebuah klan unik di Konstelasi Ursa. 

Klan ini memiliki siklus virus mematikan setiap ribuan tahunnya, yang membuat para ilmuan di klan ini mencari cara untuk menghadapi dampak dari virus ini. Tetapi sehebat apapun pengetahuan para ilmuan ini untuk mencari solusi, virus ini tetap bisa bermutasi dengan baik setiap ribuan tahun.

Novel ini juga bercerita tentang pertualangan N-ou, si putih dan pak tua. Mereka menjelajah ke arah bagian timur dari klan Polaris. 

Pak tua adalah seorang lelaki tua yang kehilangan rumahnya di tengah padang rumput akibat terserunduk oleh kawanan banteng yang melintas. 

Tim mereka ini sungguh unik serta watak mereka yang menarik. Pertama ada N-ou seorang remaja yang cerdas, peduli dengan sesama dan tidak mudah putus asa. Kedua ada si Putih seekor kucing imut yang selalu meminta makan dan dapat mencairkan suasana dengan tingkah lucunya. Dan yang terakhir ada pak tua atau B-rham seorang lelaki tua yang sangat cerewet dan hanya duduk di kursi rodanya. Mereka menghadapi rintangan bersama-sama. Saling menutupi kekurangan anggota lain. Hingga mereka menjadi sebuah tim hebat yang tidak terkalahkan.

Pada cerita ini penulis menggambarkan ikatan persahabatan antara manusia dengan hewan. Arti persahabatan yang sangat tulus. Manusia memiliki perasan begitu juga dengan hewan. Hewan bisa saja menjadi penolong saat kita membutuhkan bantuan. Hewan juga mengerti berbalas budi. Maka berbuat baiklah kepada semua makhluk. Hewan juga memiliki sifat yang sangat setia dan tidak akan pernah meninggalkan orang yang telah merawatnya karena mereka telah memiliki ikatan batin. Hewan juga tidak akan berkhianat seperti manusia.

Novel ini juga bercerita tentang pertualangan mereka ke daerah-daerah primitif yang belum tercemar oleh ganasnya teknologi. Hal ini dikarenakan kekuasaan mereka diatur oleh seorang pengendali hewan. Pengendali hewan merupakan kekuatan unik dari kode genetik suku klan polaris asli yaitu dapat berbicara dan mengendalikan hewan-hewan buas. 

Semakin buas hewan yang mereka takhlukkan maka semakin tinggi derajatnya si pengendali hewan tersebut. Mereka bertemu dengan teman baru dan belajar banyak ilmu. Banyak tokoh pendukung saat mereka menjelajahi bagian timur dari klan Polaris ini seperti Tabib hebat, S-ket, Raja gunung Timur, anggota pengendali hewan dan sebagainya.

Pertualangan pada novel ini juga menarik, karena penulis dapat menuliskan cerita menegangkan yang membuat hati pengemar berdebar-debar saat membacanya. Penulis juga lihai dalam penulisan alur ceritanya dimana terdapat  bagian yang mustahil terjadi tetapi bisa menjadi sesuatu yang tampak nyata dan menarik pada cerita ini. Hal itu dapat ditemukan pada adegan manusia yang dapat berkomunikasi dengan hewan bahkan tumbuhan yang membuat imajinasi pembaca seakan diajak bermain-main tanpa di lebih-lebihkan.

Yang lebih menarik lagi dari novel ini adalah penulis mencoba menggambarkan keadaan sekarang yang sedang terdampak pendemi virus Covid-19. Didalam novel ini penulis seperti berpesan untuk selalu menjaga ekosistem bumi agar dapat dinikmati oleh anak cucu kelak. Penulis juga mengingatkan kita bahwa bukan teknologi yang merusak bumi ini, teknologi itu hanya sebuah alat, tergantung manusia itu sendiri yang menggunakan untuk apa. Apakah dia akan menggunakannya untuk memperbaiki atau merusak alam sekitar.

Akhir dari novel ini sangat menggantung. Penulis mungkin ingin pembaca penasaran dan menantikan buku selanjutnya. Tetapi menurut saya penulis hanya membuat pembaca menjadi kesal dan itu sedikit mengangu dengan akhir yang sangat mengantung ini. Dan novel seri serial bumi ini terlalu lama untuk terbit, dengan waktu yang sangat lama ini mungkin para pembaca sudah lupa dengan cerita sebelumnya.

Buku ini saya rekomendasikan bagi kalian yang menyukai novel berseri, pecinta genre-fantasi fiksi ilmiah, novel pertualangan. Bagi kalian yang belum menyukai membaca buku, saya sarankan mungkin kalian bisa membaca buku serial bumi sebagai permulaan. Karena buku ini sangat cocok dibaca oleh semua kalangan remaja baik perempuan maupun laki-laki

Biodata Peresensi

dokpri

NAMA: R. Zaima Aliza
NIM: 202110410311235
FAKULTAS: Ilmu Kesehatan
PRODI: Farmasi
DOSEN PEMBIMBING : Dr. Daroe IsWatiningsih M, Si