Mohon tunggu...
Raja Siringkiron
Raja Siringkiron Mohon Tunggu... -

Salah satu raja.. tapi lebih senang jadi hamba

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Menikmati Menjadi Komentator di Kompasiana

20 Juli 2015   16:01 Diperbarui: 20 Juli 2015   16:01 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tak tahu kalau di Kompasiana banyak sekali akun palsu alias bodong yang belum terverifikasi. Semua tentu tahu dan mungkin juga punya. Contohnya? Akun ini salah satunya. Malas melakukan verifikasi? Tidak juga. Disengaja malah. Terverifikasi atau tidak, toh tetap bisa berkomentar. Terserah komentarnya manis atau komentar yang sifatnya satir yang cenderung menyindir. Lagipula, verifikasi kan hanya berguna untuk lomba saja. Kalau tak pernah ikut lomba, buat apa verifikasi akun? Ya nggak?

Lalu, buat apa membuat akun bodong di Kompasiana? Apa untungnya? Salah satu keuntungannya adalah kebebasan berkomentar. Bisa muncul di lapak siapa saja. Dimana saja dan kapan saja. Ketika di klik oleh orang lain, barulah terlihat ternyata belum satu artikelpun yang dia tulis, padahal sudah menjadi anggota sejak 2013. Ini baru artikel pertamanya.

Untuk apa kebebasan berkomentar? Supaya tidak merasa terbeban di belakang hari. Misalnya, saya kan teman dengan dia, masa saya meninggalkan komentar pedas di lapaknya? Nggak enak ah... begitu salah satu alasannya.

Salah satu keuntungan nikmatnya menjadi komentator sangat terasa saat pilpres lalu. Senang? Iya, bisa meninggalkan banyak komentar di kedua belah pihak. Kalau ada yang balas komentarnya dengan nada sinis, tinggal balas lebih sinis lagi, sampai akhirnya komen dihapus oleh admin karena terlalu kasar. Biasanya kalau komen yang terlalu kasar dihapus oleh admin, namun kalau komen yang terlalu "nakal" dan sifatnya "menjurus" sengaja dibiarkan. Bahkan judul yang "menjurus" pun bagai tak tersentuh tangan admin, seolah itu memang disengaja untuk mendongkrak nilai baca.

Nilai baca? Iya, bukan nilai jual. Kalau nilai jual pastilah Kompasiana sudah laku. Lihat saja berapa banyak sponsornya. Berapa banyak lomba yang diadakan setiap bulannya. Semua dengan hadiah yang cukup menggiurkan. Nilai baca adalah seberapa penting Kompasiana tetap diakses setiap detiknya. Seberapa banyak orang yang membaca artikel-artikel yang menjadi HL atau yang dipaksakan jadi HL itu. Sudahlah, beberapa orang sudah sering menulis tentang bagaimana caranya menjadi HL atau trending atau istilah keren lainnya di Kompasiana ini.

Kembali ke manfaat mempunyai akun bodong, usut punya usut beberapa penulis terkenal di Kompasiana juga memilikinya lho? Lha, kan sudah terkenal, buat apa lagi? Kalau pembaca masing ingat, dulu ada penulis yang "tak sengaja" mengomentari tulisannya sendiri. Rupanya dia lupa untuk log out dan log in lagi dengan akun yang berbeda.

Kalau sudah memiliki akun bodong di Kompasiana tentu tergoda untuk punya akun bodong di tempat lain. Siapa yang punya Twitter lebih dari satu? Facebook lebih dari dua? Instagram lebih dari tiga? dan Google+ lebih dari empat? Dan banyak akun-akun lainnya. Tujuannya hanya satu, meramaikan interaksi dan syukur-syukur kalau ada kategori favorit di lomba-lomba yang diadakan oleh Kompasiana dengan penilaian jumlah "like" atau "tweet" dia bisa menang.

Jadi, wajib ngga sih punya akun bodong? Wajib dong, wong manfaatnya jelas kok. Tapi tetap gunakanlah bahasa yang baik dan menjaga norma-norma kesopanan. Sering memaki dengan akun bodong, misalnya, bisa tak sengaja terbawa saat menggunakan akun resmi. Sudah kelihatan kok banyak contohnya di Kompasiana ini. Yang mana? Coba saja lah perhatikan lebih teliti lagi.

Akhirnya, selamat ber-akun bodong dan menikmati menjadi komentator di Kompasiana!

Salam bahagia ala....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun