Mohon tunggu...
Raja Rogate
Raja Rogate Mohon Tunggu... Penulis - .

Pemuda Biasa yang suka menulis jika sedang ingin menulis. Instagram @RajaRogate

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Perjalanan: Sebuah Percobaan

4 Januari 2017   14:19 Diperbarui: 4 Januari 2017   14:25 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada sebuah warung pertama yang kutemui aku singgah dan memesan teh manis hangat. Aku disapa oleh beberapa orang yang juga singgah di warung itu dan mereka juga bertanya apakah aku hanya seorang diri? lagi-lagi pertanyaan itu muncul dan kujawab dengan singkat menggunakan kata "iya kang". Saat aku sedang menikmati segelas teh hangat di warung itu, ada beberapa rombongan pendaki yang lewat dan kamipun saling sapa.

Setelah selesai menghabiskan segelas teh hangat dan rasa lelah berkurang kulanjutkan perjalanan, mungkin ada yang bertanya kenapa aku berani melakukan perjalanan sendirian. Alasan utama adalah karena aku ingin mengetahui seberapa kuat aku menjalani sesuatu yang berat dan seberapa besar nyaliku untuk menghadapinya karena Soe Hok Gie pernah berkata "Hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya, tanpa kita mengerti tanpa kita bisa menawar. Terimalah dan hadapilah"

Soe Hok Gie merupakan salah satu tokoh yang berpengaruh dalam membentuk pemikiran-pemikiranku. Dan mungkin bukan hanya aku, tetapi jutaan pemuda dan mahasiwa lain di nusantara ini. Karena memang pemikirannya yang sangat idealis dan visioner. Bahkan Soe Hok Gie pernah melawan gurunya sendiri karena menganggap bahwa gurunya tidak memberikan keadilan pada dirinya. Sebuah keberanian yang sangat jarang ada pada seorang pemuda, karena memang kita di didik untuk menghormati guru, tetapi jangan salah menghormati bukan berarti kita harus takut. Inilah yang menjadi sebuah kesalahan dalam paradigma hidup pemuda dan manusia indonesia pada umumnya. Seharusnya ketika seorang mempunyai kesalahan kita harus mengatakan bahwa itu memang salah, sekalipun itu guru, dosen atau siapapun itu. Ketika ada ketidakadilan maka kita harus melawannya!

Dalam perjalanan ini aku mencoba melawan diriku sendiri, aku bergelut dengan pemikiranku, aku pukul ketakutan dalam diriku. Aku melawan, dan terus melawan. Hingga langkah ini sampai disini, di sebuah hamparan sawah. Hari sudah memasuki senja, aku beristirahat sebentar pada sebuah sebuah batu besar diujung petak sebuah sawah. Aku mencoba menikmati sejenak suasana itu, senja yang indah ini membuat rasa lelahku sedikit berkurang dan semangatku menuju puncak semakin kuat. Aku minum beberapa tenggak dari botol yang telah kuisi air di perjalanan tadi. Lalu aku mulai kembali perjalanan ini..

Bersambung..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun