Indah sekali kota tua ini.
Dinding usang jadi jubah emasnya.
Beberapa kaca jendela tak lagi utuh.
Menggambarkan prilaku pribumi.
Di bawah langit yang membentang biru.
Aku resah ditengah-tengahnya.
Melihat jejak-jejak air yang berhenti pada seorang badut berbahagia.
Ku sentuh penasaran air itu, kurasakan penderitaan, ternyata air mata.
Ada apa kota tua ?
Merpati itu terdiam.
Orang-orang memakai topeng kebanggannya.
Aku panik, apakah dalam dimensi yang tak sama ?
Ingin ku lari.
Namun ragaku terpaku pada bocah yang menatapku beda.
Seperti mengajakku bermain dalam dunianya.
Kota tua ada apa denganmu ?
-Raja Trisuku-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H