Mohon tunggu...
Raja Mangsa
Raja Mangsa Mohon Tunggu... -

Pernah melancong ke luar negeri mendampingi kaisar, lalu sekarat ditikam cemburu sebelum akhirnya hidup bertualang lagi.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Langkah Pertama Tersandung Subsidi BBM

24 Agustus 2014   17:29 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:42 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_354866" align="aligncenter" width="465" caption="Negara wajib memberikan subsidi kepada rakyat yang tidak mampu (sumber : investigasibrief.com)"][/caption]

Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda, begitu bunyi iklan deodorant. Para ahli komunikasi sepakat merumuskan, kesan pertama memang sangat menentukan. Kesan yang memikat ini diperlukan dalam wawancara presentasi dan seterusnya. Demikian pula dalam berpolitik.

Betapa mengasyikannya politik, sampai-sampai penguasa zaman dulu, menciptakan permainan catur. Politik yang besar, luas dan ruwet itu disederhanakan dalam sekotak papan catur. Tim arkeologi Inggris Profesor Richard Hodges, mengatakan para sejarawan percaya bahwa catur populer di awal abad ke-12 karena ditemukan fosil catur yang terbuat dari gading duyung di sepanjang pinggiran Scotlandia. Potongan lain ditemukan jauh di selatan Italia.

”Bagaimana pun, sekarang jelas bahwa itu telah dimainkan di pusat Mediterania 500 tahun lebih awal,” ujar Hodges si pemimpin ekspedisi.

Dalam catur, setiap langkah harus dipikir masak-masak. Jadi pemain harus paham benar langkah masing-masing biji catur. Setiap langkah menentukan menang kalahnya dalam permainan. Strategi pun harus dirancang dengan baik. Semua itu dimulai dari langkah awal.

Hidup bagai permainan catur, tapi keliru kalau menyamakan persis. Misalnya dalam permainan catur tidak ada provokator. Semua biji catur berwarna jelas, hitam atau putih. Filosofinya masing-masing biji catur itu jujur dan setia pada rajanya. Tetap pada jalannya, benteng berjalan lurus, Peluncur serong dan seterusnya. Tidak ada Menteri putih betapapun kuasanya memakan pion putih sendiri. Mereka semua lebih baik memilih mati dimangsa lawan daripada berkhianat.

Apa yang akan kamu lakukan bila Mahkamah Konstitusi menolak gugatan Prabowo dan Jokowi jadi Presiden, Tanya seorang di wall FB-nya. Kawan yang lain memberikan jawaban, Saya akan mencontoh Ibu Megawati yang 10 tahun tidak mengakui SBY?”

Jawaban-jawaban cerdas seperti ini sepertinya ringan, tapi ternyata sangat dalam maknanya. Jawaban seperti itu adalah reflex yang timbul dari jiwanya sendiri Hal ini mengisyaratkan loyalitas dan konsistensinya dalam bersikap. Tidak seperti politisi yang kebingungan, begitu jatuh sibuk mencari pegangan. Apapun diraihnya digenggam asal tidak jatuh. Akhirnya mengemis pun dilakukan, tidak sesuai dengan jas dan jabatan yang disandangnya. Ternyata mentalnya pengemis.

Sejauhmana kesolidan Jokowi JK, Langkah awal inilah yang bisa kita lihat dalam kongsi mereka. Yaitu masalah kenaikan BBM. Seperti dilansir detikcom, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) berencana menaikkan harga BBM dalam periode pemerintahan Jokowi-JK. Kenaikan harga BBM akan merangsang pertumbuhan ekonomi Indonesia secara cepat. “Tidak ada cara lain selain menaikkan harga BBM,” kata JK usai berbicara di acara Sekolah Legislatif NasDem, Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Jumat (22/8/2014).

Menurut JK, dengan menaikkan harga BBM, maka dapat merangsang dengan cepat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu, jumlah penghematan negara atas kenaikan harga BBM dapat segera dialihkan ke pos pos produktif seperti pertanian, pembangunan, kesehatan, dan pendidikan. “Dengan begitu juga konsumsi atas penggunaan BBM juga turun,” kata JK.

Dengan kenaikan harga BBM maka pemerintah melakukan saving anggaran sebesar 20 hingga 25 persen. “Pemerintah harus menaikkan BBM dalam waktu singkat agar tidak lagi semua anggaran pembangunan habis dipotong demi subsidi,” tambahnya.

Salah satu tujuan pemerintahan Jokowi JK adalah dengan menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 7 persen. JK mengatakan jika Indonesia mampu menpertahankan pertumbuhan ekonomi 7 persen dalam sepuluh tahun maka income perkapita masyarakat Indonesia akan meningkat. “Pertumbuhan ekonomi Malaysia 6 persen sekarang, kalau kita bisa 7 persen dalam sepuluh tahun maka kita bisa lewati Malaysia,” ucapnya.

Sebagai seorang pemimpin negara, dirinya harus bisa mengambil kebijakan yang tidak populer untuk kemajuan bangsa secepatnya. “Logikanya begini, kita ingin membangun industri manufacturing tapi diperlukan infrastruktur dan itu perlu biaya. Biaya pembangunan infrastruktur didapatkan dari anggaran belanja. Anggaranya dari mana agar bisa cukup ya dengan mengurangi subsidi BBM,” terangnya.

Pernyataan JK ini disebut-sebut sebagai “JKStyle”: "Anggaran negara tekor akibat terlalu banyak dipakai untuk subsidi BBM," kata Wakil Presiden (terpilih) Jusuf Kalla. "Sebagian besar subsidi BBM dinikmati orang kaya." Dia usul menaikkan harga BBM. Padahal tidak nyambung antara diagnosis dan solusi. Mengapa menghukum seluruh warga negara untuk kesalahan 10 juta pemilik mobil pribadi? Bukan begitu?

Kenaikan BBM yang balik merasakan dampaknya langsung adalah wong cilik. Padahal sebagai partai yang mengutamakan wong cilik PDIP paling getol menolaknya. Fraksi PDI Perjuangan tetap konsisten menolak kenaikan harga bahan bakar minyak. Tak hanya menyampaikan Rancangan APBN-P 2013 tandingan sebagai penolakan rencana kenaikan harga dalam sidang paripurna hari ini, Senin 17 Juni 2013, PDIP juga membagikan buku saku berisi mengenai sikap fraksi PDIP terhadap postur APBNP 2013 dan seputar pemahaman APBNP 2013.

"Kami sudah bagikan buku kecil. Sesuai buku yang kami buat ini, akan diberikan kepada masyarakat luas bahwa pandangan PDIP kenapa beda dengan pemerintah," kata Ketua Fraksi PDIP Puan Maharani di Gedung DPR waktu itu.

Diberitakan, sebelum rapat paripurna dimulai, sejumlah kader PDIP membagikan buku saku 'Postur APBN-P 2013 Pro Desa versi PDI Perjuangan' kepada wartawan di depan ruang paripurna, lantai tiga Nusantasa II DPR.

Ini baru warming up, belum melangkah. Tapi, sudah tersingkap sedikit topengnya.Setidaknya publik mencium ada empat isu yang bakal membelah Jokowi dan JK. Apa saja empat isu itu?

Dalam kaitan ini, pakar ekonomi yang juga Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Dr Sonny Harry Harmadi dalam sebuah diskusi di Jakarta membeberkan, 4 isu sensitif di bidang ekonomi yang berpotensi menimbulkan perbedaan pendapat. Pertama, isu soal pembangunan jembatan Selat Sunda, di mana masih ada perbedaan dalam sektor pembiayaan.

Kemudian yang kedua, ada isu besarnya tingkat impor yang mengganggu ketahanan pangan nasional. "Kita tahu kebutuhan pangan kita tidak akan cukup, dan tidak akan bisa diatasi dalam waktu lima tahun. Kalau ada perbedaan masalah impor, ini mungkin akan menjadi potensi ribut," ungkapnya.

Isu ketiga, adalah soal bonus demografi alias laju pertumbuhan penduduk. Mengingat, pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dapat berdampak pada meningkatnya angka kemiskinan dan kriminalitas. Dan, terakhir adalah isu pendapatan penduduk miskin atau middle income trap.

Sonny memprediksikan presiden dan wapresnya tidak mungkin selamanya sama pendapat. “Pasti sewaktu-waktu ada perbedaan pendapat yang membuat perpecahan kongsi antara Jokowi selaku presiden dan JK, sang wapresnya, meletus, terutama masalah ekonomi,“ tandasnya.

Sonny menilai pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) cenderung dipaksakan oleh partai politik pengusungnya untuk Pilpres 2014. Akibatnya, diperkirakan nanti akan terjadi perpecahan (pecah kongsi) antara presiden dan wapresnya.

Sonny menilai, antara Capres Joko Widodo (Jokowi) dan Cawapres Jusuf Kalla (JK) cenderung ‘kawin paksa’ sesuai kemauan partai pendukungnya. Padahal seharusnya Capres diberi kepercayaan penuh untuk menentukan siapa Cawapres pendampingnya. “Kita bingung sebab tahu-tahu Jokowi bilang visi misi dirinya dan JK itu sama,” ungkap Sonny.

Ke depan, kabinet yang dibangun seharusnya profesional atau zaken kabinet. Ini penting agar kinerja pemerintahan bisa bergerak cepat, gesit dan solid, tidak dilanda konflik kepentingan ekonomi yang mendistorsi.

Ibarat silat, Kuda-kuda yang rapuh tidak perlu jurus-jurus andalan untuk menjungkalkannya. Bagi orang yang bermain sepatu roda, Kaki-kaki yang tak terlatih akan jatuh sendiri. Apalagi kaki-kaki itu berdiri di atas pondasi yang rapuh pula.

Jadi Anda sudah paham, bahwa permainan Catur terinspirasi dan menginspirasi dunia politik. Tapi dia tidak sama persis. Karena dalam realitas keseharian ada wilayah abu-abu atau mungkin pelangi.

Hari ini Anda sudah melangkah berapa jauh?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun