Mohon tunggu...
Budi TB
Budi TB Mohon Tunggu... wiraswasta -

Music, Movie, Traveling and Perfume lover

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Catatan Buruk Terminal Baru Jakarta

4 Juli 2016   06:04 Diperbarui: 25 Juli 2016   13:11 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Drop off area
Drop off area
Desain bagian drop off berubah dari rendering (gambar arsitek) yang beredar, di mana dalam rendering tersebut desainya terlihat minimalis dan terkesan futuristik. Tetapi hasil jadinya yaitu sebuah desain beratap jig-jag yang hampir mirip dengan Terminal 1 dan 2, terminal yang sudah berumur lebih dari 20 tahun.

Bagi saya, sekali lagi ini pendapat pribadi, kesan yang didapat bukan bangunan yang di bangun di era modern. Sangat jauh dari kesan yang saya dapat jika saya berada di drop off Bandara Changi, Bandara Incheon di Seoul, Bandara San Fransisco, Bandara Heathrow di London, atau Bandara John F. Kennedy di New York yang semuanya terkesan megah dan mewah.

Menginjakan kaki di lantai terminal ini membuat kaget, di mana lantai yang digunakan bukan sekelas marmer yang mewah melainkan hanya homogeneous tile (HT) yang umumnya dipakai dibangunan ruko dan mal-mal bintang 3 diJakarta. Tidak perlu jauh membandingkan dengan Bandara Changi, cukup dibandingkan dengan Terminal 2 Soetta saja di mana terminal tersebut menggunakan marmer pada lantainya. Pun, di dalam terminalnya ternyata menggunakan jenis lantai yang sama, diselingi dengan karpet di beberapa bagian.

Memasuki bagian utama terminal melalui sebuah jembatan penghubung di mana dibuatkan suatu gerbang berupa dua pintu masuk yang terpotong oleh tiang penyangga super besar. Gerbangnya diberikan sentuhan kayu yang sangat disayangkan hanya menggunakan jenis HPL (pelapis dengan motif kayu). Negara dengan kekayaan sumber daya alam berlimpah ruah dengan jenis kayu beragam, tidak mampu menyematkan unsur kayu asli pada gerbang utamanya. Dan, unsur tempelan kayu ini tersebar di seluruh ornamen Terminal 3 Terbaru ini.

Memasuki area pelaporan (check in) yang terdiri dari 8 island dimana masing masing check in island memiliki ornamen tradisional yang berbeda-beda. Pada saat saya menanyakan apa maksud dari perbedaan ornamen yang dipakai ditiap check in island, pihak APII tidak dapat memberikan penjelasan. Alasanya akan ditanyakan kepada arsiteknya. Sekali lagi dari segi desain, masing-masing check in island tersebut terkesan ruwet, penuh, dan rame. Tidak minimalis sesuai dengan rendering yang beredar di media. Jika dibandingkan dengan semua terminal yang ada di Soetta, tentunya area check in di Terminal 3 Terbaru ini lebih besar, lebih mewah, dan lebih lapang. Tetapi jika dibandingan dengan Bandara Changi, rasanya masih di bawahnya.

Kemudian untuk penerangan (lampu) yang ada di area ini, menurut saya kurang terang, terkesan redup namun membuat mata silau dengan penempatan lampu-lampu sorot yang diletakan di tiang-tiang bangunan. Hal ini sempat saya tanyakan langsung kepada Direktur Utama Angkasa Pura II Bapak Budi Karya Sumadi dan beliau menjawab akan ada tambahan lampu-lampu lainya. Di area ini terdapat check in khusus buat penumpang premium maskapai Garuda Indonesia di mana dari sisi desain terlihat lebih baik. 

Garuda Executive Check in
Garuda Executive Check in
Fasilitas lain yang bisa ditemukan yaitu beberapa gerai makanan dan minuman, toko buku, mini market, ATM, toilet dan mushola.

Beberapa gerai makanan dan minimal
Beberapa gerai makanan dan minimal
Saya cukup terkejut dengan ukuran mushola yang tersedia dimana menurut saya terlalu kecil untuk terminal sebesar ini. Dan, khusus untuk toilet, catatan saya tertuju pada tempat sabun yang terlihat murahan. Sangat tidak sesuai dengan para calon penumpang yang akan menggunakan terminal ini.

Tempat berwudhu
Tempat berwudhu
Mushola yang sempit
Mushola yang sempit
Toilet dengan tempat sabun murahan
Toilet dengan tempat sabun murahan
Beberapa petunjuk arah yang ada di terminal ini masih menggunakan sticker, yang dikonfirmasi oleh pihak APII bahwa itu hanya bersifat sementara

Papan petunjuk arah dan layar informasi
Papan petunjuk arah dan layar informasi
Memasuki area boarding lounge, kita diwajibkan melewati security check. Yang menarik, setelah security check disediakan bangku panjang bagi para penumpang yang akan merapihkan diri, hal yang tidak kita temukan di semua terminal di Soetta namun sudah lumrah di bandara luar negeri.

Berada di boarding lounge, dimana lantainya juga kombinasi antara HT dan karpet,  perasaan lapang timbul akibat ceiling yang cukup tinggi, hampir 50 meter. Dan disuguhkan tatanan kursi warna warni, serta pemandangan langsung kearah sisi udara (airside). Salah satu keunikan yang berada di boarding lounge yaitu disediakanya meja rapat di tiap-tiap gerbang keberangkatan. Hal yang bagi saya penting dan tidak ditemukan yaitu electric socket (colokan) untuk mengisi ulang batre handphone.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun