Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Kreatif! Kolaborasi "Mayit" dan Intrik Politik dalam Serial "Zona Merah"

10 Januari 2025   10:04 Diperbarui: 10 Januari 2025   17:24 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mari kita enyahkan Mayit (Sumber: dokumentasi Screenplay Films)

Nggak banyak serial yang selesai menonton episode perdananya, membuat saya kepengin lanjut, bahkan kalau perlu membeli "paket express" agar bisa nonton duluan. Salah satu yang berhasil membangkitkan semangat tersebut adalah serial Zona Merah karya Sidharta Tata dan Fajar Martha Santosa.

Serial ini berpusat dari karakter Risang (Andri Mashadi), seorang wartawan yang mendatangi Kabupaten Rimbalaya untuk melakukan tugas jurnalistik. Di sana, ia bertemu dengan Maya (Aghniny Haque), seorang perempuan yang berprofesi sebagai buruh pabrik yang tinggal bersama adik lelakinya, Adi (Devano Danendra).

Dalam tugasnya, lambat laun Risang menyadari ada sesuatu yang lebih besar yang bisa ia jadikan sebagai berita utama. Terlebih setelah penemuan mayat tanpa identitas yang bukan sekali dua kali saja ia saksikan. Dugaan ia sementara, kasus penemuan mayat ini berhubungan erat dengan Zaenal Effendi (Lukman Sardi), Bupati Rimbalaya.

Warnai series dengan kehadiran zombie

Salah satu keunikan Zona Merah adalah menghadirkan zombie sebagai tema utama cerita. Zombie atau lebih dikenal sebagai 'mayat hidup', sudah menjadi ikon tersendiri dalam budaya pop culture khususnya film. Beberapa contoh yang terkenal adalah World War Z, Resident Evil, Zombieland, hingga Train to Busan.

Ketidakasingan penonton terhadap hal ini boleh jadi membuat sajian tentang zombie tidak menarik lagi dan cenderung membosankan. Oleh karenanya, film perlu melakukan pendekatan dan modifikasi tersendiri, termasuk bagaimana syarat dan ketentuan seorang manusia bisa berubah menjadi zombie dalam serial tersebut.

Terkait hal ini, Zona Merah bisa dibilang berhasil meski ada beberapa bagian yang masih bisa disempurnakan lagi. 

Melibatkan banyak extras sebagai Mayit, Zona Merah terasa keseruannya (Sumber: dokumentasi Screenplay Films)
Melibatkan banyak extras sebagai Mayit, Zona Merah terasa keseruannya (Sumber: dokumentasi Screenplay Films)

Zona Merah memulai perjalanan zombie-nya yang film ini sebut dengan 'Mayit' lewat karakter seorang lelaki yang terluka. Ia mengobati luka dengan sekuntum bunga yang dipercaya bisa menyembuhkan lukanya. Alih-alih sembuh, lelaki tersebut malah berubah menjadi Mayit dan mulai menyerang manusia di sekitarnya.

Sebagai penonton, saya sudah tahu lelaki tersebut adalah zombie. Tapi bagaimana dengan karakter di film, mereka 'kan nggak pernah nonton film tentang zombie, gimana cara mereka tahu kalau si Mayit itu adalah zombie dan berbahaya?

Film secara perlahan memperkenalkan sosok Mayit lewat banyak adegan yang seringkali tampil lucu dan jenaka. Semisal akhirnya para karakter menyadari bahwa Mayit tidak akan menyerang manusia jika Mayit mencium aroma dari buah tertentu. 

Saya nggak akan spoiler buah apa yang dimaksud. Yang pasti, pendekatan Mayit seperti ini membuat zombie dalam Zona Merah terasa melokal. Sependek pengalaman saya menonton film-film tentang zombie, belum nemu soal aroma buah yang bisa mengalahkan zombie.

Intrik politiknya yang ternyata lebih seru

Jujur saja, soal Mayit di Zona Merah ini akan berakhir sebagaimana zombie pada umumnya jika tidak dikolaborasikan dengan cerita intrik politik. 

Sedari awal Zona Merah sudah memperlihatkan kondisi geografis Kabupaten Rimbalaya. Dengan metode extreme long shot dan angle dari atas (drone), penonton diberitahu bahwasanya Kabupaten Rimbalaya semacam sebuah pulau yang jauh dari kota tetangganya.

Cara ini sangat efektif untuk menanamkan pikiran di benak penonton, soal bagaimana susahnya untuk keluar dari Rimbalaya jika wabah Mayit menyerang. 

Kemudian film menambah pikiran penonton dengan suasana politik yang terjadi. Digambarkan Zaenal Effendi adalah bupati yang sangat menyayangi rakyatnya. Tapi di belakang itu semua, ia adalah dalang pembalakan hutan dengan melakukan penculikan tunawisma untuk dijadikan pekerja.

Hanya Dyah Ayu (Ruth Marini), Wakil Bupati Rimbalaya, yang tahu kelakuan busuk Zaeanal. Maka ketika Rimbalaya dalam keadaan sulit akibat wabah Mayit, Dyah Ayu menggunakan kesempatan ini untuk melengserkan Zaenal dari jabatannya.

Nggak heran jika kondisi politik yang digambarkan Zona Merah bisa dipersepsikan sebagai miniatur dengan apa yang terjadi di negeri kita tercinta ini. Saling sikut antar elite demi kepentingan pribadi dan kelompoknya, sounds familiar bukan?

Zaenal Effendi, bupati yang digulingkan oleh wakilnya (Sumber: dokumentasi Screenplay Films)
Zaenal Effendi, bupati yang digulingkan oleh wakilnya (Sumber: dokumentasi Screenplay Films)

Sebagai serial yang memiliki jumlah episode tertentu, Zona Merah berhasil mengakhiri setiap episodenya dengan menyisakan rasa penasaran. Semisal di akhir episode 3, Zona Merah membuat karakter utama hampir menjadi Mayit, kemudian di episode selanjutnya terjawab sudah bagaimana karakter utama tersebut terhindar dari Mayit.

Namun pola serupa yang diulang di beberapa episode ini menyisakan kebosanan di episode 5. Episode ini murni isinya hanya soal bagaimana karakter utama melawan Mayit tanpa ada variasi cerita. Ya mungkin episode ini dibuat sebagai jeda saja, karena di episode 6, Zona Merah kembali menemukan taringnya sebagai suguhan yang seru sekaligus dramatis.

Salah satu suguhan dramatis hadir dari karakter pendukung di sekitar Zaenal Effendi. Termasuk ketika Zaenal harus membunuh anaknya sendiri yang sudah berubah menjadi Mayit.

Sejarah hanya ditulis oleh para pemenang?

Dalam politik, benar adanya tak ada kawan sejati, tak ada musuh abadi, yang ada hanya kepentingan semata.

Setelah dikhianati oleh Dyah Ayu yang menjanjikan bisa menemukan Adi, terpaksa Maya bekerja sama dengan Zaenal agar bisa keluar dari Rimbalaya dalam keadaan selamat. Terlebih setelah Dyah Ayu menjadikan Maya dan Zaenal sebagai buronan polisi.

Jadilah konflik Zona Merah bergeser menjadi antara Dyah Ayu yang kini duduk di pemerintahan vs Maya dan Zaenal yang dalam pelarian sembari mencari tempat aman dari kejaran Mayit.

Setelah pergeseran ini saya melihat, bahaya yang ditimbulkan Mayit tidak seberapa besar jika dibandingkan dengan bahaya yang ditimbulkan dari manusia yang rakus kekuasaan. Bahkan ketika Dyah Ayu menampakkan wujud aslinya sebagai "monster" yang dengan tipu muslihatnya menjadikan rakyat Rimbalaya sebagai makanan Mayit.

Apapun konflik yang terjadi di kalangan elite politik, korban utamanya tetaplah rakyat. Oleh karenanya, saya agak kecewa ketika Zona Merah tidak mengakhiri ceritanya dengan kemenangan rakyat.

Saya merasa karakter Risang sebagai jurnalis dan Maya sebagai sipil yang selalu perjuangkan ketidakadilan di Rimbalaya, menjadi sia-sia belaka. 

Berbekal ungkapan "sejarah ditulis oleh para pemenang", Zona Merah memilih menyerahkan akhir cerita pada satu tokoh yang dianggap heroik. Padahal penonton tahu bahwa yang berjuang keluar dari Rimbalaya setelah jadi zona merah bukan hanya ia seorang, melainkan seluruh warga.

Sebagai penyegar film, pasti selalu ada karakter cewe badas nan cantik di antara pembasmi Mayit (Sumber: dokumentasi Screenplay Films)
Sebagai penyegar film, pasti selalu ada karakter cewe badas nan cantik di antara pembasmi Mayit (Sumber: dokumentasi Screenplay Films)

Terlepas dari kekecewaan saya terhadap akhir ceritanya, Zona Merah termasuk serial yang seru untuk ditonton, terutama bagi penggemar genre action political thriller. Apalagi digarap dengan desain produksi yang mewah dan lebih banyak menggunakan set asli daripada polesan efek visual. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun