Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Rekomendasi Film Festival: "Eksil", Film Dokumenter tentang Mereka yang Terasing

15 November 2024   10:40 Diperbarui: 15 November 2024   10:40 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rasanya nangis banget gimana mereka masih mencintai negerinya/doc. Lola Amaria Production

Rasanya nangis banget gimana mereka masih mencintai negerinya/doc. Lola Amaria Production
Rasanya nangis banget gimana mereka masih mencintai negerinya/doc. Lola Amaria Production
Selama ini, generasi masa kini hanya bisa mengetahui peristiwa kelam ini dari satu sisi saja, alias sisi pemerintah saja. Kita sangat jarang bisa mendapat perspektif lain terutama dari sudut pandang para eksil itu sendiri.

Keresahan tersebut dirasakan sutradara perempuan Lola Amaria, yang akhirnya punya niatan untuk mendokumentasikan peristiwa tersebut dari sisi eksil, yang akhirnya jadi sebuah film dokumenter berjudul Eksil.

Dalam kesempatan ekslusif bincang santai bersama Lola Amaria pada Oktober 2024, ia menyebut bahwa ide awal pembuatan film ini dimulai saat ia kuliah dan bergaul dengan teman-teman dari berbagai kalangan. Lola mendapat banyak bacaan yang berbeda dari apa yang ditontonnya sewaktu sekolah.

Pada tahun 2011, Lola bertemu dengan temannya yang sedang kuliah di Berlin. Nah, dari temannya tersebut ia berkenalan dengan orang Indonesia yang sudah menjadi warga negara Jerman. Orang tersebut pernah dikirim oleh presiden Soekarno pada tahun 1962 tetapi tidak bisa kembali ke tanah air karena dituduh komunis.

Perjumpaan Lola dengannya, membawa Lola pada puluhan eksil yang berhasil ia dapatkan kontaknya baik melalui telepon ataupun email. Hingga setelah melewati proses yang panjang, Lola mendapatkan kesediaan 10 eksil untuk bisa ikut serta dalam pembuatan filmnya.

Pembuatan film ini menempuh jalan yang terjal. Mulai syuting pada tahun 2015, selama 3 bulan di beberapa negara di Eropa, dilakukannya secara sembunyi-sembunyi. Apalagi, sebagian eksil masih menaruh kecurigaan kepada Lola dan krunya yang dianggapnya sebagai intel "suruhan orang".

Lola pun melakukan pendekatan secara lebih personal untuk meyakinkan mereka bahwa dirinya bukanlah intel. Lola pelajari satu per satu kondisi psikologis para eksil sebagai narasumber mulai dari latar belakangnya, sekolah dan jurusannya, tahun keberangkatan, hingga negara tempat mereka terdampar.

Penghargaan yang diterima Eksil

Lebih dari 7 tahun sejak proses syuting pertama kalinya, Eksil akhirnya berhasil tayang perdana di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) pada 27 November 2022. Dan berhasil meraih penghargaan "Best Film" pada kategori JAFF Indonesian Screen Awards.

Setelah dari JAFF, Lola bersikeras jika Eksil harus tayang secara luas di bioskop reguler. Karena menurutnya, sejak awal film ini sudah dikerjakan dengan format film bioskop. Mulai dari suara, gambar, hingga audio mixing, sudah disesuaikan dengan kapasitas dan standar bioskop.

Tapi apa daya, jadwal tayang di bioskop tak kunjung tiba. Bisa jadi genre dokumenter dianggap 'tidak seksi' untuk bisnis, apalagi dengan tema cerita yang sangat sensitif.

Meski begitu, Lola tak menyerah. Ia mendaftarkan Eksil untuk Festival Film Indonesia (FFI) 2023. Dan akhirnya berhasil membawa pulang piala citra Film Dokumenter Panjang Terbaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun