Mereka adalah Badrun & Loundri yang rilis di KlikFilm dan dua film lainnya yang rilis untuk Netflix: Kabut Berduri dan Monster.
Itu artinya, 23 film cerita panjang lain yang lolos seleksi awal adalah film-film yang sudah tayang di bioskop secara luas dan sebagian besarnya sudah bisa disaksikan di OTT.
Adapun film yang masuk cukup beragam jika dilihat dari genrenya. Semisal di genre horor, bukan hanya Badarawuhi di Desa Penari dan Siksa Kubur saja yang lolos, tapi ada juga horor lain semisal Malam Pencabut Nyawa, Sijjin, dan Kuyang: Sekutu Iblis yang Selalu Mengintai.
Di genre yang lain, komedi horor laris Agak Laen dan Sekawan Limo, turut serta dalam daftar 30 film cerita panjang yang lolos seleksi awal FFI 2024.
Sineas yang menyumbang 2 film atau lebih
Ada banyak hal menarik yang bisa dicermati dari daftar 30 film tersebut. Semisal nama-nama sineas yang menyumbang 2 film atau lebih.
Contohnya tiga sutradara papan atas Hanung Bramantyo, Garin Nugroho, dan Angga Dwimas Sasongko yang sama-sama mendudukkan dua filmnya di daftar seleksi awal.
Hanung Bramantyo untuk drama religi Ipar Adalah Maut dan Tuhan, Izinkan Aku Berdosa. Garin Nugroho untuk drama Badrun & Loundri dan Samsara. Sementara Angga Dwimas Sasongko untuk laga 13 Bom di Jakarta dan adaptasi novel Ika Natassa, Heartbreak Motel.
Selain Heartbreak Motel, film adaptasi novel Ika Natassa lainnya yang lolos seleksi adalah The Architecture of Love.
Dari tahap seleksi awal, selanjutnya apa?
30 film cerita panjang yang lolos seleksi awal selanjutnya akan melaju ke proses penjurian ke tahap rekomendasi dari Asosiasi Profesi Perfilman. Biasanya akan dipilih sebanyak 20 film dan catatan khusus untuk kategori tertentu (jika ada).