Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Bertahan Hidup dari Serangan Monster Mematikan dalam "Alien: Romulus"

18 Agustus 2024   10:12 Diperbarui: 18 Agustus 2024   11:20 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monster ini akan menanam larva pada tubuh manusia. (Doc. Scott Free Productions)

Menonton film bergenre survival thriller emang selalu berakhir menyenangkan. Bagaimanapun juga, sudah naluri alami manusia untuk bisa beradaptasi dan bertahan hidup dari berbagai ancaman dan serangan.

Dari berbagai film yang saya tonton, ancaman di genre seperti ini bisa bermacam bentuk. Ancaman bisa datang dari bencana alam seperti tornado dalam 13 Minutes, hewan buas seperti hiu dalam Shark Bait, hingga monster yang tidak terdefinisikan dari mana asal usulnya seperti dalam A Quiet Place.

Ancaman yang saya sebut terakhir juga menjadi ancaman mematikan dalam film terbaru Alien: Romulus. Kita akan diajak untuk mengikuti usaha sekelompok perompak luar angkasa yang bertahan hidup dari serangan monster mematikan.

Polanya memang masih umum

Pola dan struktur film survival thriller emang nggak akan jauh dari rangkaian berikut ini. Yakni ada sekelompok orang yang terjebak di suatu keadaan, kemudian satu per satu mati, hingga menyisakan penyintas terakhir.

Tapi walau polanya selalu berulang seperti itu, yang menjadi daya tarik genre survival thriller adalah bagaimana film menggambarkan proses bertahan hidup dan juga jenis ancamannya.

Alien: Romulus berkisah tentang lima orang anak muda yang menjelajah ke luar angkasa atas suatu misi. Mereka adalah Rain (Cailee Spaeny), Tyler (Archie Renaux), Kay (Isabela Merced), Bjorn (Spike Fearn), dan Navarro (Aileen Wu).

Semula misi yang mereka jalani baik-baik saja, hingga akhirnya mereka menghadapi musuh mematikan dari makhluk luar angkasa yang tidak mereka ketahui sebelumnya.

Sutradara Fede lvarez secara perlahan memperkenalkan masing-masing peran dan sifat karakter sembari menunjukkan olah ruang yang menjadi latar film ini.

Tentunya sudah hal yang lumrah, karakter mereka digambarkan berbeda-beda. Ada yang jagoan, peduli, baik hati, egois, sembrono, cepat marah, penakut, dan lainnya. Hal ini semata-mata dirangkai untuk jadi sumber konflik yang pastinya bikin penonton geregetan.

Sementara dalam hal olah ruang, sepenuhnya Alien: Romulus berlatar di luar angkasa dengan mode gelap dan dalam frame yang sempit. 

Cara terbaik mengalahkannya adalah dengan melawan/doc. Scott Free Productions
Cara terbaik mengalahkannya adalah dengan melawan/doc. Scott Free Productions

Sang sutradara yang menulis naskah bersama Rodo Sayagues menambah elemen science fiction (sci-fi, fiksi ilmiah) dalam ceritanya. Konsep sci-fi yang saya maksud di sini adalah soal misi luar angkasa dan juga asal usul terciptanya monster misterius yang jadi musuh mereka.

Tapi memang mereka mengulasnya tipis-tipis saja. Konsep sci-fi yang mereka sisipkan tidak membuat cerita jadi memusingkan. Alien: Romulus tetap fokus pada pola survival yang basic. Ya, hanya soal manusia bertahan hidup. 

Persahabatan antara manusia dan 'manusia buatan' yang mengundang haru

Meskipun terkesan sederhana, Alien: Romulus tetap tidak digarap sembarangan. Salah satunya dengan memasukkan karakter 'manusia sintesis' (atau katakanlah robot) yang memang diciptakan untuk membantu misi.

Robot tersebut adalah Andy (David Jonsson) yang diciptakan ayah Rain untuk jadi 'sepupu' bagi Rain. Interaksi antara Andy dan Rain begitu hidup dan mengundang haru layaknya manusia dengan manusia.

Sesekali konflik tercipta di antara mereka, karena keputusan-keputusan Andy yang dianggap gila dan nggak punya perasaan oleh Rain. Semisal ketika Kay meminta tolong untuk dibukakan pintu, tapi Andy tidak membukakannya. Dan dengan cepat Kay dimangsa oleh monster misterius itu.

Penonton dihadapkan pada alasan Andy yang memang cukup berdasar. Menurut Andy, jika ia membukakan pintu, monster misterius itu bisa masuk dalam 2 detik saja dan membunuh mereka semua yang masih hidup.

Alasan ini tentu nggak bisa diterima Rain. Sebagaimana manusia yang punya hati, Rain tidak tega membiarkan sahabatnya mati begitu saja. Apalagi Kay sedang hamil.

Kisah Andy dan Rain jadi intrik utama film ini/doc. Scott Free Productions
Kisah Andy dan Rain jadi intrik utama film ini/doc. Scott Free Productions

Pertentangan antara manusia dengan manusia sintesis menjadi konflik tersendiri yang juga menggerakkan cerita Alien: Romulus.

Bahkan kalau mencermati dialog-dialognya lebih dalam, Alien: Romulus membuat saya mempertanyakan kembali hakikat mengapa Tuhan menganugerahkan hati kepada manusia. 

Yang mana hal tersebut tidak dipunyai oleh robot manusia sintesis. Ia hanya bergerak dan berjalan sesuai dengan modul program yang di-install kepadanya. Artinya, pengendali robot tetaplah yang punya program, si manusia itu sendiri.

Jika diprogram oleh manusia berhati baik, ia akan baik. Begitu pula sebaliknya!

Banyak kejutan sepanjang film

Jujur saja, sepanjang film saya seperti tidak diberikan jeda untuk bernafas. Film terus memborbardir dengan adegan yang menegangkan dengan skoring yang sangat mendukung suasana mencekam. Terlebih monster misterius muncul di banyak kesempatan yang tak terduga dan tidak diantisipasi sebelumnya.

Intensitas ketegangan bisa sedikit menurun hanya ketika film menyisipkan soal hubungan Andy dan Rain. Selebihnya film berada di titik klimaks sebagai film survival thriller yang betul-betul bikin saya susah berpaling dari layar.

Kejutan lainnya juga hadir dari karakter lain yang sudah lebih dulu berada di luar angkasa. Meskipun peran dan porsinya kecil, ia sempat jadi karakter sentral yang memegang poros cerita. 

Kehadirannya memicu konflik serta menguji kekompakan dan persahabatan di antara Andy dan teman-temannya.

Sejumlah kejutan yang dihadirkan Alien: Romulus tetap membawa pada akhir yang lumrah ditemui di genre survival thriller. Kita memang akan dengan mudah menebak bahwa protagonis utama lah yang selalu bertahan dan menjadi penyintas terakhir.

Sangat wajar jika di babak akhir, terasa sekali Alien: Romulus emang seakan jadi pertunjukkan one man show bagi aktor Cailee Spaeny. Sebuah kesempatan melihat aktor muda perempuan berusia 26 tahun menjadi petarung yang badas demi menyelamatkan dirinya sendiri. 

Dan tentunya saya sangat menikmati performa akting Cailee Spaeny. 

Meski badas, make-up tetap cantik/doc. Scott Free Productions
Meski badas, make-up tetap cantik/doc. Scott Free Productions

Last but not least, sebagai tontonan horor sci-fi, Alien: Romulus menawarkan pengalaman menonton yang seru dan menegangkan. Tanpa harus diperumit oleh bagian fiksi ilmiahnya yang bisa saja jadi mereduksi kesenangan menonton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun