Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Pakcoy dan Wortel Rebus, Menu Sahur Tinggi Serat

17 Maret 2024   15:00 Diperbarui: 17 Maret 2024   15:01 1301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alhamdulillah, masih ada yang bisa dimakan/doc. pribadi Raja Lubis

"Apa menu sahur kamu hari ini?"

Selama puasa, kita wajib memperhatikan makanan yang masuk ke tubuh kita. Terutama saat sahur, banyak para ahli merekomendasikan memilih menu sahur yang tinggi akan serat.

Hal ini tentunya sangat bermanfaat untuk kesehatan pencernaan kita selama berpuasa. Serat dapat memperlancar pencernaan dengan cara menyerap air ke dalam usus besar. Alhasil, tinja yang dihasilkan akan lebih lebih halus dan besar, sehingga buang air besar menjadi lancar dan teratur.

Umumnya, serat bisa diperoleh dari buah-buahan dan sayur-sayuran. Dan ini menu tinggi serat sederhana yang saya siapkan untuk sahur. Cekidot!

Pakcoy dan wortel rebus

Persediaan bahan makanan di kulkas semakin menipis. Untungnya masih ada 2 buah pakcoy dan 1 buah wortel sisa pembuatan gorengan bala-bala. Ya sudah saya manfaatkan saja bahan yang ada dengan membuat pakcoy dan wortel rebus sebagai menu sahur yang tinggi serat.

Pertama saya kupas kulit wortel lalu memotongnya menjadi bagian yang lebih kecil. Setelah wortel dipotong, kemudian bersamaan dengan pakcoy, keduanya dicuci sampai bersih di air mengalir.

Setelah dicuci bersih, saya masukkan pakcoy ke dalam rendaman air garam yang sudah saya siapkan sebelumnya. Hal ini saya lakukan untuk mengurangi rasa pahit dari pakcoy itu sendiri. Cukup 5 menit saja direndamnya.

Lalu saya siapkan panci listrik dan mulai mengukus pakcoy dan wortel. Oia, jadinya saya memilih metode kukus agar pakcoy dan wortel tidak langsung direbus di dalam air. Tapi cukup di atasnya saja. Ya, sebetulnya mau rebus atau kukus sama saja. 

Yang membedakan hanyalah waktunya saja. Biasanya ketika direbus langsung membutuhkan waktu 3 menit, sementara saat dikukus butuh waktu hingga 5 menit.

Ini juga saya lakukan biar nggak dua kali kerja. Soalnya bagian rebusan saya gunakan untuk merebus telur.

Saya sengaja nggak bikin sayur yang menggunakan banyak bumbu, karena dari percobaan sebelumnya, sayur yang saya bikin selalu gagal. Rasanya kurang enak. Mungkin harus banyak latihan lagi, serta menggunakan feeling ketika memasak.

Jadi mengukus adalah metode yang paling mudah dan cepat untuk mengolah pakcoy dan wortel ini.

Soal kandungan seratnya, dari berbagai sumber yang saya baca, pakcoy ini memiliki kandungan serat 0,7 gram dalam setiap 70 gram pakcoy. Sementara dalam setiap 100 gram wortel mengandung serat sekitar 2,8 gram.

Setelah dirasa cukup matang, saya tiriskan pakcoy dan wortel terlebih dahulu sebelum disajikan di atas piring. Niatnya awalnya sih pengin bikin pakcoy ala restoran cina yang pakai kuah dengan geprekan bawang putih. Sayangnya, kuah yang udah disiapkan tersenggol dan tumpah.

Hm... ada-ada saja memang drama masak ala anak kost ini. Mulai dari kecipratan minyak panas saat goreng ayam, minyak tumpah ke lantai yang bikin usaha ekstra banget buat membersihkannya, hingga hari ini kuah pakcoy tersenggol.

Ya, mari kita nikmati dan syukuri saja menu pakcoy dan wortel rebus ini.

Untuk menambah gizi, saya sajikan pakcoy dan wortel rebus bersamaan dengan nasi putih, 1 buah telur rebus, 2 potong nugget goreng, dan sedikit saus tomat.

Alhamdulillah, masih ada yang bisa dimakan/doc. pribadi Raja Lubis
Alhamdulillah, masih ada yang bisa dimakan/doc. pribadi Raja Lubis

Saya foto hasil masakan saya untuk sahur kali ini, dan kirim ke ibu saya. Dan begini respons ibu saya:

"Aa, aa... Jadi hayang seuri ningalna. Siga makanan si Anggi (adik saya) waktu TK. Ya Allah ya Rabb".

Nggak apa-apa lah ya. Walau dibecandain seperti bekal makanan bocil TK, tapi alhamdulillah masih bisa berkreasi. Tinggal ke depannya, terus mengasah kemampuan memasak dan mencoba hal-hal yang baru lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun