Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ngabuburit di Bioskop

16 Maret 2024   13:00 Diperbarui: 16 Maret 2024   18:25 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana depan XXI Ubertos/doc. pribadi Raja Lubis

Alhamdulillah, puasa Ramadan 2024 sudah memasuki hari kelima. Bersyukur masih diberi kelancaran dan kemudahan dalam menjalankannya. Gimana nih teman-teman kompasianer, ada yang sudah batal puasanya?

Ngomongin soal puasa, selain bukber ada satu aktivitas lain yang juga menjadi tren di bulan Ramadan yaitu ngabuburit. Secara umum, ngabuburit ini diartikan sebagai sebuah kegiatan yang dilakukan sore hari sambil menunggu azan Magrib atau waktu berbuka puasa.

Asal muasalnya, ngabuburit ini dari bahasa Sunda dari kalimat "ngalantung ngadagoan burit". Ada 3 kata dalam kalimat tersebut yakni ngalantung yang bisa diartikan bepergian, atau pergi ke suatu tempat. Ngadagoan artinya menunggu, dan burit artinya waktu sore.

Dilansir dari berbagai sumber, istilah ngabuburit sudah ada sejak era 80-an. Kala itu istilah ngabuburit digunakan sebagai nama kegiatan musik yang dilakukan pemuda Jawa Barat khususnya kota Bandung pada saat Ramadan.

Tentu acaranya sangat kental dengan nuansa islami baik secara konsep acara, pengisi acara, maupun penontonnya. Semuanya sama-sama bergabung di acara tersebut seraya menantikan waktu berbuka puasa.

Kini, istilah ngabuburit tidak hanya milik masyarakat Sunda saja. Seringkali kegiatan yang dilakukan di berbagai daerah di Indonesia menjelang buka puasa sudah biasa disebut ngabuburit. Termasuk apapun kegiatannya entah itu sekadar masak, membaca buku, bersantai di taman kota, hingga jalan-jalan ke mal.

Ngabuburit di bioskop

Masih teringat di waktu kecil, saya dan teman-teman seringkali ngabuburit jalan-jalan ke mal dengan berjalan kaki. Biasanya kami mulai keluar sehabis Asar. Yang paling diingat, pernah waktu itu nyobain wahana semacam trampolin yang baru saja dibuka di mal tersebut.

Alhasil, selepas bermain trampolin yang ada malah capek dan haus. Pas di perjalanan pulang, tergoda es cendol. Niat beli buat buka puasa, tapi nggak kuat lagi buat berjalan. Terpaksa batal deh, padahal waktu berbuka puasa sebetulnya nggak lama lagi. Ya, namanya juga anak-anak.

Begitu sudah dewasa, pernah saya berpikir, "Ngapain ya ngabuburit cuma buat nunggu Magrib, kan nggak ditunggu juga waktu buka puasa akan tiba?".

Tapi mungkin inilah seni dari menunggu. Ketika kita menunggu sesuatu yang pasti tiba, kita akan menyibukkan diri agar membuat waktu menunggu menjadi tidak terasa. 

Maka sesuai dengan tujuannya agar kita tidak merasa lama dalam menunggu, salah satu yang menjadi tempat favorit untuk ngabuburit adalah bioskop.

Hampir pasti, suasana bioskop selama Ramadan itu sepi. Cocok buat yang nggak suka keramaian/doc. pribadi Raja Lubis
Hampir pasti, suasana bioskop selama Ramadan itu sepi. Cocok buat yang nggak suka keramaian/doc. pribadi Raja Lubis

Dengan menonton film di bioskop yang rata-rata durasinya sekitar 2 jam, aktivitas ngabuburit menjadi tidak terasa lama. Bahkan saya pernah nonton film yang durasinya hampir 3 jam. Saya mulai nonton sehabis Zuhur sekitar setengah dua siang dan selesai di setengah lima sore.

Begitu keluar bioskop, masih punya cukup waktu untuk salat Asar. Kemudian bersiap-siap pulang, sambil mencari takjil di perjalanan. Dan sampai di rumah hanya tinggal beberapa menit lagi saja menuju berbuka puasa. Beneran nggak kerasa 'kan?

Selain itu ngabuburit di bioskop juga nggak bikin fisik kita terlalu capek. Karena yang lebih banyak bekerja adalah otak, pikiran, dan mata. Sementara raganya cukup terduduk saja di kursi bioskop. Kalau terasa capek ya tinggal tidur saja. Paling nanti dibangunin oleh petugas kebersihan pas filmnya selesai.

Tentunya pilihan film, durasi film, dan jam tayang harus disesuaikan. Pilihlah film yang ringan-ringan saja seperti film komedi. Dan pilih jam tayang yang masih memungkinkan kita tidak terlewat salat wajib.

Misalnya, untuk durasi film yang normal berkisar di 90-110 menit, saya cenderung memilih show 2 (antara 14:00-14:45), sehingga bisa selesai di antara pukul 16:00-16:45 WIB. Tapi kalau ingin berbuka puasa di dalam bioskop dengan menu khusus Ramadan yang bisa dibeli di cafe bioskop, bisa memilih jadwal tayang show 3 (antara 16:00-16:45).

Ngabuburit di bioskop juga memungkinkan kita terhindar dari kehujanan dan atau kepanasan. Mengingat cuaca di Bandung akhir-akhir ini sering tidak bersahabat, ngabuburit di bioskop jadi pilihan yang lebih baik daripada jalan-jalan di taman kota atau area outdoor lainnya.

Seenggaknya kalau terjebak hujan besar dan menyulitkan untuk pulang, saya nggak akan kesulitan mencari makanan untuk berbuka puasa. Saya masih bisa berbuka puasa dengan membeli makanan dan minuman di gerai-gerai yang tersedia di mal tempat bioskop tersebut berada. 

Bahkan tak jarang, mal suka ngadain acara khusus ngabuburit di atriumnya. Jadi ya, bisa sekalian nonton acaranya.

Tentunya nggak setiap ngabuburit saya pergi ke bioskop, karena pasti akan bikin boncos pengeluaran. Ngabuburit ke bioskop saya lakukan jika dan hanya jika ada film yang ingin saya tonton saja, dan sebisa mungkin tetap berbuka puasa di rumah biar lebih hemat.

Ini saja sampai hari kelima Ramadan saya belum ke bioskop. Walau ada satu judul film yang ingin saya tonton. Mungkin besok, tergantung bagaimana penjadwalannya. 

Kalau kamu, apa yang biasa kamu lakukan untuk ngabuburit? Berbagi yuk di komentar!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun