Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Fenomena Komeng, Bukti Nyata Pemilih Malas Melakukan Background Checking?

18 Februari 2024   10:37 Diperbarui: 19 Februari 2024   10:46 1534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sudah 1,5 juta suara yang diraih Komeng (sumber: Kompa.com)

Nama komedian senior Komeng mendadak banyak dibicarakan di hari Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Bahkan namanya trending di media sosial X dan bertahan hingga berhari-hari. Pembicaraan utamanya dipicu oleh para pemilih di Jawa Barat yang kaget ketika membuka surat suara DPD (Dewan Perwakilan Daerah) RI.

Mereka nggak nyangka ada Komeng di antara puluhan calon DPD RI yang tidak mereka kenal. Mereka pun akhirnya tanpa ragu mencoblos Komeng sebagai pilihan mereka. Apalagi foto Komeng yang unik dan berbeda di antara calon lainnya yang berfoto formal, menjadi daya tarik tersendiri bagi pemilih.

Sebetulnya kalau kita lebih banyak ngobrol di grassroot, foto Komeng yang 'memiringkan kepala' sudah jadi bahan pembicaraan sebelum pemilihan berlangsung.

Hal ini terjadi ketika saya pulang kampung demi Pemilu 2024, dan ngobrol dengan para tetangga, nyaris mereka semua kebingungan untuk memilih DPD RI. Dan karena mereka tidak kenal calon-calonnya, akhirnya mereka hanya fokus pada foto Komeng, sebagian lagi ngobrolin Jihan Fahira.

Saat sosialisasi, mereka diberitahu kalau jalur DPD itu dari daerah alias tidak melalui kepartaian. Ibu saya sendiri bertanya kepada saya, "Emang DPD nggak ada partainya ya?".

Pertanyaan ini muncul sebetulnya karena jika pemilih tidak mengetahui latar belakang atau mengenal sang calon, ya mereka akan memilih partainya saja.      

Nah, balik ke soal foto Komeng yang jadi pembicaraan di tetangga, ibu saya justru punya pembacaan yang berbeda. Ia malah malas memilih Komeng justru karena fotonya yang nyeleneh itu. Ibu saya berpikir bahwa dia tidak serius menjadi wakil rakyat. Ya tentu saya tidak membantahnya, karena pemikiran seperti itu ya hak ibu saya sendiri.

Pentingnya melakukan background checking

Saya suka heran dengan pemilih yang berlama-lama di bilik suara karena bingung mau pilih siapa. Padahal kita punya waktu yang cukup untuk melakukan background checking jauh-jauh hari sebelum pemilihan digelar.

Sederhananya background checking adalah serangkaian proses mencermati para calon dari rekam jejaknya, visi-misinya, program kerjanya, dan hal lainnya yang bisa jadi bahan pertimbangan sebelum akhirnya kita memutuskan satu pilihan.

Memang agak berat bagi pemilih di Jawa Barat untuk melakukan background checking satu per satu pada calon DPD RI yang jumlahnya lebih dari 50 calon. Padahal di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang jumlah pemilihnya tergolong banyak juga, calon DPD-nya nggak sebanyak di Jawa Barat.

Tapi sebagai bentuk antusiasme saya mengikuti Pemilu 2024, saya tetap melakukannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun