Keberadaan transportasi publik seperti bus sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Seperti saya yang melakukan perjalanan Bandung-Sukabumi atau sebaliknya, praktis hanya bus yang bisa diandalkan. Saya bilang begini karena memang transportasi publik dari dan ke Bandung-Sukabumi tidak banyak pilihan.
Saat ini rute kereta lokal Sukabumi-Bandung memang sudah diaktivasi, tapi baru sampai Stasiun Cipatat (Kab. Bandung Barat). Yang artinya itu baru setengah perjalanan saja. Turun dari Stasiun Cipatat, saya harus tetap naik bus menuju kota Bandung. Walau secara ongkos lebih hemat, tapi cara ini tidak efektif bagi saya.
Pilihan lain adalah travel. Saya amati bisnis travel di Sukabumi cukup berkembang, terutama yang melayani rute Cianjur dan Bandung. Tapi karena ongkosnya bisa 2X lipat dari ongkos bus, saya tetap memilih bus saja. Belum lagi perhentian travel yang di Bandung, cukup jauh dari tempat tinggal saya.Â
Ya, dengan seringnya naik bus Bandung-Sukabumi hampir setiap satu bulan sekali, jadilah saya akrab dengan aktivitas Terminal Bus Leuwipanjang. Dan ini dimulai sejak saya kuliah di Bandung.
Wajah baru terminal bus Leuwipanjang
Terakhir saya mengunjungi Terminal Leuwipanjang sekitar 5 bulan yang lalu. Saat itu, Terminal Leuwipanjang sudah dilakukan revitalisasi menjadi lebih rapi dan nyaman. Tapi memang baru sebatas bangunan baru saja, di dalamnya malah kosong belum ada apa-apa.
Hingga akhirnya tersiar kabar Presiden Jokowi meresmikan terminal ini pada Sabtu, 3 Februari 2024. Saya langsung berpikir, "owalah belum diresmikan toh, saya kira udah".Â
Berarti dalam 5 bulan terakhir sudah banyak fasilitas baru yang dikebut pembangunannya. Tentunya bikin saya penasaran, ada apa saja fasilitas yang disediakan oleh Terminal Leuwipanjang ini.
Yuk, mari kita tur sejenak. Saya mulai dari area depan dulu.
Dari arah depan, kita bisa melihat tulisan 'Terminal Leuwipanjang' sebagai identitas terminal tipe A ini. Sementara area depan yang cukup luas dijadikan area parkir dan 'taxi standby'. Di sebelah kanan area parkir biasanya berjejer warung makan semi permanen yang kini sudah tidak ada.
Saya pun cukup kesulitan ketika hendak sarapan, karena harus berjalan kaki menyusuri Jalan Leuwipanjang mencari orang yang berjualan. Ya, walau masih ditemui beberapa pedagang lontong sayur atau nasi kuning yang berjualan di area depan pertokoan.
Mari kita buka pintu masuk. Pertama kali langsung disambut dengan miniatur wayang golek yang memang menjadi ikon pop culture masyarakat Sunda (Jawa Barat).Â
Sementara kalau kita menengok ke arah kiri, kita akan menemukan 'minimarket merah'. Kalau tidak hendak membeli camilan atau minuman di minimarket tersebut, mari kita lanjutkan tour ke arah kanan.
Sebelum naik ke lantai dua lewat eskalator, ada papan petunjuk arah yang bisa kita baca. Jika hendak ke toilet bisa lurus terus saja. Atau jika ingin ke 'minimarket biru' kita bisa belok kiri. Saya tidak eksplor banyak di area lantai 1 dan meneruskan tur ke lantai 2 lewat eskalator.
Begitu sampai di lantai 2, saya cukup tercengang. Dalam hati langsung bergumam, "rupanya ini lho pembangunan yang dikebut dari sejak saya terakhir ke sini, hingga diresmikan oleh presiden".
Ya, lantai 2 berubah total. Dari eskalator lalu bergerak ke arah kiri, kita akan menemukan 'Jadwal Bus' yang terpampang besar dengan sistem elektronik. Penumpang bisa mengetahui bus dan jurusan mana saja yang siap berangkat dalam waktu dekat.
Lurus terus dari Jadwal Bus, kita akan menemukan 'Layanan Pelanggan'. Di sini kita bisa membeli tiket lebih dulu khususnya untuk rute-rute ke Jabodetabek. Info ini saya dapatkan dari petugas MGI yang ada di Layanan Pelanggan. Ketika saya hendak membeli tiket Bandung-Sukabumi, saya disarankan untuk langsung saja menuju gate karena pembayaran tetap dilakukan di dalam bus.
Sementara teman saya yang hendak ke Jakarta dengan perhentian Terminal Lebak Bulus, diminta membeli tiket Primajasa di Layanan Pelanggan ini. Pun juga dengan MGI jika tujuan Depok, diharuskan beli tiket di Layanan Pelanggan. Entahlah kenapa bisa beda-beda gini. Mungkin ini kebijakan masing-masing operator bus yang sudah disepakati dengan pihak terminal.
Oia, di sekitar area Layanan Pelanggan juga terdapat kursi tunggu yang sangat nyaman. Ruangannya pun sudah ber-AC dan dilengkapi dengan charging station. Jadi buat penumpang ataupun kerabat yang menjemput penumpang, bisa menunggu dengan nyaman tanpa perlu khawatir kehabisan baterai handphone.
Setelah tiket didapat, dari area Layanan Pelanggan kita berjalan ke arah kanan menuju gate masing-masing rute. Nah, selama perjalanan menuju gate, samping kiri dan kanan dipenuhi oleh outlet-outlet UMKM yang menjual oleh-oleh khas Kota Bandung. Memang masih didominasi oleh produk makanan & minuman.
Tapi saya memilih untuk tidak membeli oleh-oleh di sini, karena memang harganya sedikit lebih mahal jika dibandingkan dengan pusat oleh-oleh yang berjejer di sepanjang Jalan Leuwipanjang. Jadi sebelum masuk terminal, saya sudah beli dulu beberapa produk makanan khas Bandung di toko-toko di luar terminal.
Oia, saya tidak menemukan foodcourt di dalam terminal. Apakah saya terlewat atau memang belum dibangun? Jika memang belum, sedikit saran saya untuk terminal bisa membangun semacam foodcourt agar penumpang tidak kesulitan mencari makan.
Selain outlet UMKM, sebelum masuk gate terdapat pula area 'Kids Zone'. Nah, waktu saya terakhir ke sini, yang sudah ada di lantai 2 itu hanya area Kids Zone. Di sini anak-anak bisa bermain dengan aman dan santai, tentunya dengan pendampingan orangtua ya.
Tibalah di area Gate. Sebelum direvitalisasi, saya harus berjalan hingga ke bus paling depan, lalu menelusuri satu per satu papan penanda di atasnya. Sekarang dengan sistem gate, rute sudah dibagi membuat saya lebih hemat waktu untuk menuju bus yang akan saya tumpangi.
Sesuai petunjuk, saya mengambil arah kanan menuju bus MGI jurusan Bandung-Sukabumi. Tinggal ikuti saja gate tersebut, lalu pilih bus paling depan sesuai jurusan kita. Dan perjalanan pun siap dimulai.
Sekilas tentang revitalisasi terminal bus Leuwipanjang
Sebagaimana dilansir kompas.id (akses 12/02/2024), Terminal Leuwipanjang dibangun di atas lahan seluas 30.768 meter persegi. Setiap harinya ada sekitar 657 bus yang beroperasi dengan jumlah penumpang mencapai 5.260 orang.
Biaya yang dihabiskan untuk revitalisasi yang sudah dimulai sejak 2020 ini mencapai 70 miliar yang diserap dari anggaran Kementerian Perhubungan.Â
Buat saya pribadi sebagai penumpang, revitalisasi ini memberikan kenyamanan ekstra bagi penumpang. Juga meminimalisir risiko pencopetan dan calo tiket yang menjadi masalah klasik di terminal di masa lalu.
Sekadar informasi Terminal Leuwipanjang ini melayani rute arah Barat kota Bandung seperti Jabodetabek, Bogor, Cianjur, dan Sukabumi. Sementara untuk arah Timur kota Bandung seperti Garut, Tasikmalaya, Cirebon, dan Jawa Tengah, bus bisa diakses dari Terminal Cicaheum.
Soalnya ada pengalaman teman saya yang mau ke Garut, tapi malah berangkat ke Leuwipanjang. Jadi jangan sampai salah ya.
Semoga bermanfaat!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI